Pedih rasanya sudah capek-capek lakukan perjalanan jauh tetapi malah dibuang ke dalam sumur. Apa mereka tidak melihat kasihku pada mereka selama ini? Apakah dengan menegur kesalahan mereka aku harus dibenci. Yang kulaporkan adalah kejahatan mereka bahkan berani meniduri gundik ayah apakah itu dapat disebut anak berbakti. Wajar kalau aku melaporkan mereka.
Mengenai mimpi,
Kenapa mimpi yang kuceritakan harus jadi masalah. Namanya juga mimpi, kenapa jadi alasan aku harus dibenci. Selama ini aku tetap menghormati mereka sebagai yang tua.
Aduh sumur ini mana gelap lagi. Apa sih yang ada dipikiran saudara-saudaraku itu. Ruben tadinya mau membela tapi kalah suara. Biarlah. Pasti saya bisa keluar dari sini. Aku yakin! Allah tidak membiarkanku.
Nah itu dia. Suara Yehuda. Akhirnya, mereka mau juga membebaskanku!
Siapa lagi yang memiliki suara asing itu?
Apa? Dijual…gila. Apa nanti kata bapak?
Percuma, mata saudara-saudaraku sudah buta. Tidak mau melihat kehadiranku bersama mereka.
Apa boleh buat. Menangispun percuma…sakit rasanya hati ini dibuang oleh keluarga sendiri.
Bagaimana nanti orang rumah tanpa kehadiran saya? Bagaimana ayah dengan kejadian ini?
O, Kiranya Allah menyertai keluarku.
Yang membawa saya ini orangnya kasar. Sepanjang perjalanan aku tidak dianggap sebagai manusia. Lapar, belum lagi haus….panas-panas begini tidak ada istirahat. Malam kedinginan. O, Ayah seandainya aku di rumah….makanan tidak akan berkekurangan apalagi istirahat.
Bagaimana saudara-saudaraku? Apa lagi yang mereka akan sampaikan pada ayah….
Ah sudahlah, jalani saja…lebih baik ku bantu si Ismail ini. Biar bagaimanapun sekarang saya sudah jadi budaknya….lebih baik kubantu dia dalam perjalanan ini biar tidak berlama-lama di panas dan dingin cuaca.
Syukurlah, akhirnya dia menganggapku.
Tanganku sudah tidak diikat. Aku lebih leluasa untuk mengerjakan pekerjaan si Ismail ini. Dia senang dengan cara kerjaku.
Ah bagaimana dengan kehidupan keluargaku di sana…bulan dan bintang yang kulihat ini semakin membuat aku merindukan papaku, saudaraku…O Allahku.
Sama saja, sudah kulihat dia membutuhkanku tapi keuntungan dengan menjualku lebih besar nilainya daripada tetap bersamaku. Aku memang masih muda. 17 tahun memang menjadi budak yang paling laku dan bernilai jual tinggi. Belinya tidak seberapa dari saudaraku tapi jualnya tinggi. Untung si Ismail ini sangat besar. Apalah artinya kehadiranku dibanding keuntungan dagang yang dia peroleh. Nasib apa aku ini, dimana-mana dibuang padahal aku selalu mengerjakan dengan baik bagianku. Mereka sudah lihat bagaimana kesunguhanku bekerja. Kadang hal yang tidak mungkin dapat dikerjakan dapat kuselesaikan dengan baik. O, Allah kuatkan aku yang sendiri dalam sepi ini.
Bangsa ini disebut Mesir, ramai dan boleh jadi kota terbesar dan maju. Mudah-mudahan tuanku yang baru ini tidak menjual aku lagi. Aku akan bekerja dengan baik biar dia dapat melihat bahwa aku dapat diandalkan. Wah, rumahnya luas sepertinya tuanku ini orang yang berpengaruh. Seragam, pengawal dan pegawainya banyak. Rapi dan bersih. Tidak seperti di rumahku…berdebu dan kadang harus berpindah-pindah. Akh, tidak ada waktu untuk merenung. Sekarang saya musti bekerja dengan baik. Terima kasih Allahku. Karuniakan kemampuan bagi hamba agar bekerja dengan sungguh dan menjaga hati dari keinginan untuk berbuat curang….. Hari-hariku menyesuaikan di negeri yang baru ini dapat kulalui dengan baik. Karyawannya baik dan sepertinya mereka menganggumiku….belum lagi istri tuanku yang cantik itu. Hmm sangat baik malah. Terima kasih Allah, engkau memberkati pekerjaanku. Mudah-mudahan aku masih ingat bahasaku. Istilah mereka banyak yang asing dan sepertinya lebih lengkap dari bahasaku….. Tadinya ku pikir aku akan dijual lagi. Rasanya pekerjaanku baik…ternaknya, rumahnya sudah kuurus dengan baik. Yang lain sudah berisirahat saya masih kerja.Tuanku potifar memanggilku tidak seperti biasanya. Sekali lagi dia meneliti seluruh bagian dari diriku dan seperti menaksir untuk menjual budak. Ternyata hal sebaliknya. Justru beliau mengangkat aku sebagai orang kepercayaannya. Semakin banyak hal yang harus kuawasi dan memastikan baik lingkungan rumah maupun urusan bisnis tuanku di luar sana. Akh Tuhan terima kasih. Potifar semakin menyukaiku….aku diberi kuasa untuk mengurus rumah tangga dan harta bendanya. Lucu juga tuanku ini, kok bertanya apa rahasia sukses mengurus bisnis dan urusan rumah tangganya… Apa dia tidak lihat…rahasianya ya itu mengerjakan dengan sungguh. Dia juga heran…dengan caraku yang selalu menyempatkan waktu untuk berdoa. Agaknya dia tertarik dengan cerita tentang Allahku. Aku sampaikan bahwa keberhasilan sebenarnya adalah karena Allah bersertaku Lain Tuanku lain istrinya. Dia juga tertarik tetapi berbeda. Istri potifar ini semakin hari semakin terasa lain. Cara pandang dan caranya menyentuhku selalu menampakkan kesengajaan. Cantik, putih terawat…lama-lama aku bisa tergoda. Aku harus menghindar. Apa dia tidak takut sama suaminya? Apa dia tidak takut sama dosa? Secara baik sudah aku jelaskan bahwa segala sesuatu sudah diserahkan tuan ditanganku kecuali istrinya. Dijauhkanlah kiranya aku berbuat nista dengan nyonya. Sepertinya dia mengerti. Aku kadang sulit menghindari bertemu dengan istrinya. Situasi selalu dibuat agar aku bisa dekat dengan dia. Akh wanita yang sempurna tapi Aku harus menghindarinya….. Allah tidak menyukai hal ini. Ini dosa… Jalan satu-satunya, aku harus tugaskan pegawai lain berada disekitar ruangnnya. Biarlah kutugaskan orang-orang agar aku semakin kecil kemungkinan dipanggil. Aku musti berusaha agar tetap ada orang disekitar, sehingga sulit baginya untuk bertemu berdua denganku. Dia semakin berani. Aku semakin takut. Kalau aku jatuh, apalagi andalanku. O Allah, kuatkan aku, hindari aku dari godaan ini. Senang melihat hasil pekerjaanku. Dia dapat melihat penataan, pencatatan dan hasilnya secara jelas. Potifar semakin bahagia mempekerjakanku. Tapi celakanya Istrinya semakin bergairah melihatku. Wah, kemana pegawai semua… Kenapa rumah bisa kosong seperti ini. Mengapa mereka tidak bertanya atau ijin terlebih dahulu kalau harus meninggalkan rumah? Saya harus bertindak tegas terhadap kelalaian ini…. Aduh, nyonya memanggilku ke kamarnya? Celaka kemana sih pegawai lainnya? …..tidak ada orang lain yang bisa disuruh…O Allahku tolonglah hambamu. Kamar bersih yang penuh ornament mistis semakin menonjolkan kencantikkan istri potifar…matanya yang bergairah sanggup meruntuhkan kekuatan tulang kakiku untuk berdiri tegak. Rasanya ingin kuhempaskan tubuh ini di petiduran itu….Potifar sangat beruntung tetapi potifar terlalu sibuk dengan urusan kerajaan. Aku berusaha tidak menatap muka dan lekukan tubuh nyonya tapi tetap saja kesengajaannya meriap-riap pada pandangaku. Aku sudah berusaha untuk tetap berada di pintu kamar tetapi nyonya memerintahkanku untuk masuk dan mendekat. Saya sampaikan segera mencari tukang pijit yang handal agar dapat membantunya melegakan jalan darah tubuhnya yang dikatakan sedang terganggu. Tapi nyonyaku memaksaku mendekat. Hampir tidak bergerak ketika bau harum nyonyaku semakin kuat terasa. Ternyata dia telah berada disampingku. Kakiku hampir terlepas dari persendian dan segera nyonyaku memapaku. Bajuku yang sudah terlepas hampir membuatku kehilangan akal……. sumur gelap, muka saudara-saudaraku, perjalanan dengan si Ismail pedagang budak dan muka potifar terus menghantui pikiranku saat itu. Lalu bayangan Ayah dalam keadaan sujud memberikan korban pada Allah…membuatku tersentak dan segera melepaskan pegangan nyonyaku dan segera kuberlari keluar….dibenakku hanya satu jalan keluar…lari! Aku tidak punya kekuatan untuk berdekatan, maka aku harus lari menjauh. Biar dia berteriak tidak perduli….yang penting aku harus lari. Lari darinya! Heran pegawai kok tiba-tiba muncul….hmmm pasti kekosongan pegawai ini adalah pekerjaan nyonya. Akh sama seperti di depan sumur! Aku sama sekali tidak ada pembelaan. Aku tetap tertuduh… Tapi kalau selama ini aku sampai disini dengan kesulitan yang sudah kulewati, Allah pasti menyertaiku. Biarlah kuberi pertanggung jawaban pada potifar…. Sama saja, potifar lebih percaya istrinya…. …pasti ada keraguan dimata potifar. Allah sudah menunjukkan bagaimana hasil kerjaku dan dedikasiku. Tuanku pasti tahu siapa sebenarnya aku. Mungkin itu sebabnya aku hanya dipenjara…….. Habis sudah kenyamanan. Pegawai potifar menyebutku bodoh….membiarkan kesempatan…bukannya dengan melayani istrinya maka kenyamanan tetap terjaga, jabatan dan bahkan mungkin semua milik potifar bisa beralih nanti menjadi milik sendiri. Usulan yang baik kelihatannya. Tapi temanku lupa…bahwa yang baik itu bukan apa yang kita lihat. Tetapi apa yang Allah lihat baik. Apa yang aku lihat baik belum tentu baik dilihat Allah. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik dari sudut pandang Allah.Kadang kita harus menerima yang tidak baik menurut ukuran kita untuk menjadikan kita lebih baik.Kadang Allah seolah membiarkan kita dalam kesulitan padahal ada hal lebih mulia setelahnya. Aku memang budak. Tapi tidak mau diperbudak oleh istri potifar. Aku musti berterima kasih terhadap hikmat dari Allah. Merenung sama sekali menghabiskan waktu. Malas. Lebih baik bekerja. Apa yang bisa dilakukan dipenjara ini…aku harus lakukan lebih baik dari orang lain. Allahku pasti menolongku dalam lingkungan sumpek ini. Kepala penjara ini banyak mendengar tentang kasusku. Mukanya sangar rasanya ingin menelanku hidup-hidup. Dipandanginya aku sedemikian rupa lalu tersenyum. Apalagi ini? Pantas saja kata dia…Mengapa istri potifar sampai bermasalah dengan saya….dia ingin mengorek keterangan lebih. Saya menceritakan apa adanya. Sama seperti potifar dia terheran-heran dengan hasil kerjaku. Tapi dia segera mengerti dan menyadari setelah aku menceritakan tentang Allahku. Kurang lebih 20-an tahun aku mengurus urusan potifar sekarang mengurus penjara. Baiklah tapi kapan aku dapat bertemu saudaraku. Bertemu ayahku, bertemu Benyamin? Apa kabar mereka? Oh Tuhan berapa lagi ya Tuhan aku berada dalam keterasingan. Kuatkanku, biarlah aku dapat menyadari kehadiran Tuhan meski situasi sekelilingku tidak menampakkan secara jelas bahwa Tuhan beserta dengan setiap langkahku. Biarlah hamba memiliki iman sesuai dengan janjiMu bukan sesuai dengan apa yang hamba lihat. Banyak yang kuperkirakan, meleset. Aku mau taat pada tuntunan dan waktu Tuhan. Meskipun telah mendapat cerita tentang istana dari tahanan lain tetapi dari dua teman baruku tahanan baru Juru Roti kerajaan dan Juru Minum ini aku dapat mendengar cerita tentang kerajaan. Politik dan kehidupan lingkungan istana lebih detail lagi. Struktur pemerintahan, intrik-intrik dalam istana bahkan hubungan dengan kerajaan lain. Satu waktu aku ingin melihat dan berkeliling menikmati istana Firaun. Ah kapan? Sekarang usiaku 38 tahun. Tidak muda lagi. Keluar dari tempat ini rasanya tidak mungkin. Prihatin aku dengar juru roti temanku yang mati digantung. Kehidupan politik sungguh tidak dapat diduga. Persis seperti mimpinya. Juru minum yang sangat akrabpun ternyata melupakan aku padahal sudah ku wanti-wanti agar dia mengingatku. Dua tahun dia sudah diangkat kembali jadi juru minum. Jengukpun tidak pernah. Aku ingin sekali ketemu dengan saudaraku. Rindu ini semakin menyiksaku. Oh Allahku Tolonglah Dari cerita tentang kepala penjara, ku ketahui suasana istana lagi tegang. Para ahli dari penjuru Mesir telah dikumpulkan berhari-hari di Istana Mesir. Menteri dan Penjilat sekalipun turut menunjukkan kegalauan. Kepala Penjara sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Akses ke Istana ditutup dan hanya orang tertentu yang bisa masuk. Firaun sedang galau, Istana kian mencekam. Dari pantulan air kulihat wajahku ternyata bukan belasan tahun lagi. Bertahun-tahun aku tinggalkan keluarga. Pasti tidak mungkin keluargaku dapat mengenaliku. Tapi apakah aku masih dapat bertemu dengan mereka. Kadang aku teringat akan mimpi-mimpiku dulu tentang berkas gandung tentang Matahari, Bulan dan sebelas bintang….ah mereka sendiri telah memecahkan arti mimpi itu. Itulah sebabnya saudara-saudaraku semakin membenciku. Tapi jika benar mimpi itu…kenapa aku ditempat terbatas seperti ini? Apakah Allah melupakanku? Kenapa aku dibiarkan dibuang, kenapa aku dibiarkan dijual, kenapa aku dibiarkan jadi budak, kenapa aku dibiarkan difitnah? Apakah Tuhan yang selama ini kupercaya mendengarkan doaku selama ini? Kenapa hanya diam saja ya Tuhan? Apakah Engkau benar ada?
Tapi keberhasilan-keberhasilan hasil kerjaku menampakkan bahwa Allah berada denganku.
Kenapa rombongan pasukan tiba-tiba ke Penjara. Ada materai raja. Kepala Penjara tampak terbungkuk-bungkuk dan mempersilahkan mereka menunggu. Yusuf cepat keluar! Aku sendiri baru ingat namaku…. Biasanya aku cuma dipanggil budak. Aku secepatnya disuruh mempersiapkan diri. Mencukur janggut dan dipakaikan pakaian terbaik pemberian dari istana. Aku coba bertanya tapi Kepala Penjara seperti takut memberikan jawaban. "Cepat pergi engkau ke istana. Mereka menjemputmu", kata kepala penjara. Aku memandang wajahnya…dia hanya bisa tersenyum dan berkata, sudah pergilah…terima kasih untuk bantuanmu selama di penjara. Semoga Allahmu menyertai engkau. Aku berharap engkau memiliki nasib yang sama dengan juru minum…ditinggikan Firaun. Aku memeluk kepala penjara, ….seolah ingin meluapkan kegembirannku dapat keluar dari penjara tapi yang terjadi justru airmata haru yang menyeruak keluar. Aku tahu aku sedang berada dalam waktu Allah. Sekelebat mimpi itu terlintas kembali dan meyakinkanku bahwa langkah ini akan membawa aku pada keluargaku. Senyum juru minuman tidak dapat kubalas karena Firaun cepat menyuruhku mendekat. Dipandanginya aku baik-baik persis seperti Juragan hendak menaksir budak…..ada terbesit keraguan dimatanya yang berwibawa. Harus ku akui penguasa Mesir ini punya kharisma bahkan pegawai dan rakyatnya menganggap dia Dewa. Suasana kerajaan serta ornament mistik mendukung Firaun semakin berwibawa. Titahnya dapat membawa orang pada kematian ditiang gantung atau ditinggikan dalam kemuliaan. Tidak heran pegawainya tidak ada yang berani menatap matanya. Kalau saja aku mengandalkan diriku sendiri maka aku sudah tertunduk dan tidak dapat menjawab semua jawabannya. Tapi aku mendapatkan kepercayaan luar biasa dari Allahku. Aku mendapat kekuatan dari Allah yang menyertaiku. Allah membuat aku dapat menjelaskan semua mimpinya bahkan menjelaskan siapa Allahku. Dia harus tahu kekuatan didalamku. Disekeliling firaun terdapat penasihat dan menteri yang entah kenapa membuat hatiku bergidik. Sepertinya ada kekuatan lain dari pandangan mata mereka. Syukurlah, Firaun melihat kekuatan luar biasa yang menyertaiku. Penafsiran mimpi yang nyata serta solusi yang kutawarkan membuat FIraun tidak dapat lagi mengandalkan penasihatnya untuk minta pertimbangan, meminta masukan pegawainya tentang konsekuensi politis… Pertemuan singkat ini membuat Firaun terkesima bahkan memuji Allahku. Tidak hanya sampai disitu…Firaun mempercayaiku dengan ajaib…bukan hanya titah, Jubah dan meterainya dipakaikan padaku…sekelebat kuterbayang darah yang dibubuhkan saudaraku pada jubah pemberian ayah… Jubah kebesaran Firaun ini selain indah juga memberikan wibawa kepemimpinan untuk seluruh Mesir…. Kadang aku berpikir Allah kadang bekerja dalam cara yang tidak rasional. Setiap aku mendapatkan kepercayaan maka tuanku menyerahkan sepenuhnya kekuasaan ditanganku. Aku tahu bahwa ini adalah karunia yang diberikan kepadaku oleh Allah. Rakyat yang mengelu-elukan…jajaran penasihat dan pegawai Firaun yang menunduk saat bertemu denganku seolah air hujan yang sangat deras yang turun menghapus kemarau menutupi jejak langkah lubang sumur, perdangangan budak, Potifar dan istrinya, sumpeknya penjara…..bahkan kejahatan saudaraku. Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Firaun telah memberikan seluruh Mesir ditanganku. Saya lihat Potifar tidak berani menatapku. Tapi aku menghampirinya dan memberikan salam. Saya pun tidak ragu memelukknya dan mengucapkan terima kasih telah menerimaku menjadi budaknya. Apakah Firaun mendapat cerita tambahan dari Potifar? aku tidak tahu yang kutahu justru dia sendiri yang mengambilkan aku istri anak seorang Imam. Hmm aku harus memberikan pelajaran penting bagi istri dan keluargaku tentang Allahku jangan sampai aku yang dipengaruhinya dengan ajaran tentang dewa-dewa Mesir. Anak Imam pasti memiliki ritual dari kepercayaannya yang kuat. 40 tahun sekarang usiaku. Pesta ini jangan melalaikan tanggung jawab. Aku harus segera bekerja. Mengelola istana, mengelola kerajaan, mengelola sumber daya dan sistem pertaniannya. Aku harus membangun sistem pergudangan dan tata kelolanya. Undang-undang harus disusun sehingga jajaran operasional pemerintahan Mesir teratur dan terpadu menjalankan program ini. Kelaparan menunggu di depan. Masa menuai harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Allah yang telah memberi hikmat kiranya menuntun jalan ku. Rancanganku harus selaras dengan rancangan-Nya…
Mesir tahun 1900 (SM) Yusuf
Sama saja, sudah kulihat dia membutuhkanku tapi keuntungan dengan menjualku lebih besar nilainya daripada tetap bersamaku. Aku memang masih muda. 17 tahun memang menjadi budak yang paling laku dan bernilai jual tinggi. Belinya tidak seberapa dari saudaraku tapi jualnya tinggi. Untung si Ismail ini sangat besar. Apalah artinya kehadiranku dibanding keuntungan dagang yang dia peroleh. Nasib apa aku ini, dimana-mana dibuang padahal aku selalu mengerjakan dengan baik bagianku. Mereka sudah lihat bagaimana kesunguhanku bekerja. Kadang hal yang tidak mungkin dapat dikerjakan dapat kuselesaikan dengan baik. O, Allah kuatkan aku yang sendiri dalam sepi ini.
Bangsa ini disebut Mesir, ramai dan boleh jadi kota terbesar dan maju. Mudah-mudahan tuanku yang baru ini tidak menjual aku lagi. Aku akan bekerja dengan baik biar dia dapat melihat bahwa aku dapat diandalkan. Wah, rumahnya luas sepertinya tuanku ini orang yang berpengaruh. Seragam, pengawal dan pegawainya banyak. Rapi dan bersih. Tidak seperti di rumahku…berdebu dan kadang harus berpindah-pindah. Akh, tidak ada waktu untuk merenung. Sekarang saya musti bekerja dengan baik. Terima kasih Allahku. Karuniakan kemampuan bagi hamba agar bekerja dengan sungguh dan menjaga hati dari keinginan untuk berbuat curang….. Hari-hariku menyesuaikan di negeri yang baru ini dapat kulalui dengan baik. Karyawannya baik dan sepertinya mereka menganggumiku….belum lagi istri tuanku yang cantik itu. Hmm sangat baik malah. Terima kasih Allah, engkau memberkati pekerjaanku. Mudah-mudahan aku masih ingat bahasaku. Istilah mereka banyak yang asing dan sepertinya lebih lengkap dari bahasaku….. Tadinya ku pikir aku akan dijual lagi. Rasanya pekerjaanku baik…ternaknya, rumahnya sudah kuurus dengan baik. Yang lain sudah berisirahat saya masih kerja.Tuanku potifar memanggilku tidak seperti biasanya. Sekali lagi dia meneliti seluruh bagian dari diriku dan seperti menaksir untuk menjual budak. Ternyata hal sebaliknya. Justru beliau mengangkat aku sebagai orang kepercayaannya. Semakin banyak hal yang harus kuawasi dan memastikan baik lingkungan rumah maupun urusan bisnis tuanku di luar sana. Akh Tuhan terima kasih. Potifar semakin menyukaiku….aku diberi kuasa untuk mengurus rumah tangga dan harta bendanya. Lucu juga tuanku ini, kok bertanya apa rahasia sukses mengurus bisnis dan urusan rumah tangganya… Apa dia tidak lihat…rahasianya ya itu mengerjakan dengan sungguh. Dia juga heran…dengan caraku yang selalu menyempatkan waktu untuk berdoa. Agaknya dia tertarik dengan cerita tentang Allahku. Aku sampaikan bahwa keberhasilan sebenarnya adalah karena Allah bersertaku Lain Tuanku lain istrinya. Dia juga tertarik tetapi berbeda. Istri potifar ini semakin hari semakin terasa lain. Cara pandang dan caranya menyentuhku selalu menampakkan kesengajaan. Cantik, putih terawat…lama-lama aku bisa tergoda. Aku harus menghindar. Apa dia tidak takut sama suaminya? Apa dia tidak takut sama dosa? Secara baik sudah aku jelaskan bahwa segala sesuatu sudah diserahkan tuan ditanganku kecuali istrinya. Dijauhkanlah kiranya aku berbuat nista dengan nyonya. Sepertinya dia mengerti. Aku kadang sulit menghindari bertemu dengan istrinya. Situasi selalu dibuat agar aku bisa dekat dengan dia. Akh wanita yang sempurna tapi Aku harus menghindarinya….. Allah tidak menyukai hal ini. Ini dosa… Jalan satu-satunya, aku harus tugaskan pegawai lain berada disekitar ruangnnya. Biarlah kutugaskan orang-orang agar aku semakin kecil kemungkinan dipanggil. Aku musti berusaha agar tetap ada orang disekitar, sehingga sulit baginya untuk bertemu berdua denganku. Dia semakin berani. Aku semakin takut. Kalau aku jatuh, apalagi andalanku. O Allah, kuatkan aku, hindari aku dari godaan ini. Senang melihat hasil pekerjaanku. Dia dapat melihat penataan, pencatatan dan hasilnya secara jelas. Potifar semakin bahagia mempekerjakanku. Tapi celakanya Istrinya semakin bergairah melihatku. Wah, kemana pegawai semua… Kenapa rumah bisa kosong seperti ini. Mengapa mereka tidak bertanya atau ijin terlebih dahulu kalau harus meninggalkan rumah? Saya harus bertindak tegas terhadap kelalaian ini…. Aduh, nyonya memanggilku ke kamarnya? Celaka kemana sih pegawai lainnya? …..tidak ada orang lain yang bisa disuruh…O Allahku tolonglah hambamu. Kamar bersih yang penuh ornament mistis semakin menonjolkan kencantikkan istri potifar…matanya yang bergairah sanggup meruntuhkan kekuatan tulang kakiku untuk berdiri tegak. Rasanya ingin kuhempaskan tubuh ini di petiduran itu….Potifar sangat beruntung tetapi potifar terlalu sibuk dengan urusan kerajaan. Aku berusaha tidak menatap muka dan lekukan tubuh nyonya tapi tetap saja kesengajaannya meriap-riap pada pandangaku. Aku sudah berusaha untuk tetap berada di pintu kamar tetapi nyonya memerintahkanku untuk masuk dan mendekat. Saya sampaikan segera mencari tukang pijit yang handal agar dapat membantunya melegakan jalan darah tubuhnya yang dikatakan sedang terganggu. Tapi nyonyaku memaksaku mendekat. Hampir tidak bergerak ketika bau harum nyonyaku semakin kuat terasa. Ternyata dia telah berada disampingku. Kakiku hampir terlepas dari persendian dan segera nyonyaku memapaku. Bajuku yang sudah terlepas hampir membuatku kehilangan akal……. sumur gelap, muka saudara-saudaraku, perjalanan dengan si Ismail pedagang budak dan muka potifar terus menghantui pikiranku saat itu. Lalu bayangan Ayah dalam keadaan sujud memberikan korban pada Allah…membuatku tersentak dan segera melepaskan pegangan nyonyaku dan segera kuberlari keluar….dibenakku hanya satu jalan keluar…lari! Aku tidak punya kekuatan untuk berdekatan, maka aku harus lari menjauh. Biar dia berteriak tidak perduli….yang penting aku harus lari. Lari darinya! Heran pegawai kok tiba-tiba muncul….hmmm pasti kekosongan pegawai ini adalah pekerjaan nyonya. Akh sama seperti di depan sumur! Aku sama sekali tidak ada pembelaan. Aku tetap tertuduh… Tapi kalau selama ini aku sampai disini dengan kesulitan yang sudah kulewati, Allah pasti menyertaiku. Biarlah kuberi pertanggung jawaban pada potifar…. Sama saja, potifar lebih percaya istrinya…. …pasti ada keraguan dimata potifar. Allah sudah menunjukkan bagaimana hasil kerjaku dan dedikasiku. Tuanku pasti tahu siapa sebenarnya aku. Mungkin itu sebabnya aku hanya dipenjara…….. Habis sudah kenyamanan. Pegawai potifar menyebutku bodoh….membiarkan kesempatan…bukannya dengan melayani istrinya maka kenyamanan tetap terjaga, jabatan dan bahkan mungkin semua milik potifar bisa beralih nanti menjadi milik sendiri. Usulan yang baik kelihatannya. Tapi temanku lupa…bahwa yang baik itu bukan apa yang kita lihat. Tetapi apa yang Allah lihat baik. Apa yang aku lihat baik belum tentu baik dilihat Allah. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik dari sudut pandang Allah.Kadang kita harus menerima yang tidak baik menurut ukuran kita untuk menjadikan kita lebih baik.Kadang Allah seolah membiarkan kita dalam kesulitan padahal ada hal lebih mulia setelahnya. Aku memang budak. Tapi tidak mau diperbudak oleh istri potifar. Aku musti berterima kasih terhadap hikmat dari Allah. Merenung sama sekali menghabiskan waktu. Malas. Lebih baik bekerja. Apa yang bisa dilakukan dipenjara ini…aku harus lakukan lebih baik dari orang lain. Allahku pasti menolongku dalam lingkungan sumpek ini. Kepala penjara ini banyak mendengar tentang kasusku. Mukanya sangar rasanya ingin menelanku hidup-hidup. Dipandanginya aku sedemikian rupa lalu tersenyum. Apalagi ini? Pantas saja kata dia…Mengapa istri potifar sampai bermasalah dengan saya….dia ingin mengorek keterangan lebih. Saya menceritakan apa adanya. Sama seperti potifar dia terheran-heran dengan hasil kerjaku. Tapi dia segera mengerti dan menyadari setelah aku menceritakan tentang Allahku. Kurang lebih 20-an tahun aku mengurus urusan potifar sekarang mengurus penjara. Baiklah tapi kapan aku dapat bertemu saudaraku. Bertemu ayahku, bertemu Benyamin? Apa kabar mereka? Oh Tuhan berapa lagi ya Tuhan aku berada dalam keterasingan. Kuatkanku, biarlah aku dapat menyadari kehadiran Tuhan meski situasi sekelilingku tidak menampakkan secara jelas bahwa Tuhan beserta dengan setiap langkahku. Biarlah hamba memiliki iman sesuai dengan janjiMu bukan sesuai dengan apa yang hamba lihat. Banyak yang kuperkirakan, meleset. Aku mau taat pada tuntunan dan waktu Tuhan. Meskipun telah mendapat cerita tentang istana dari tahanan lain tetapi dari dua teman baruku tahanan baru Juru Roti kerajaan dan Juru Minum ini aku dapat mendengar cerita tentang kerajaan. Politik dan kehidupan lingkungan istana lebih detail lagi. Struktur pemerintahan, intrik-intrik dalam istana bahkan hubungan dengan kerajaan lain. Satu waktu aku ingin melihat dan berkeliling menikmati istana Firaun. Ah kapan? Sekarang usiaku 38 tahun. Tidak muda lagi. Keluar dari tempat ini rasanya tidak mungkin. Prihatin aku dengar juru roti temanku yang mati digantung. Kehidupan politik sungguh tidak dapat diduga. Persis seperti mimpinya. Juru minum yang sangat akrabpun ternyata melupakan aku padahal sudah ku wanti-wanti agar dia mengingatku. Dua tahun dia sudah diangkat kembali jadi juru minum. Jengukpun tidak pernah. Aku ingin sekali ketemu dengan saudaraku. Rindu ini semakin menyiksaku. Oh Allahku Tolonglah Dari cerita tentang kepala penjara, ku ketahui suasana istana lagi tegang. Para ahli dari penjuru Mesir telah dikumpulkan berhari-hari di Istana Mesir. Menteri dan Penjilat sekalipun turut menunjukkan kegalauan. Kepala Penjara sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Akses ke Istana ditutup dan hanya orang tertentu yang bisa masuk. Firaun sedang galau, Istana kian mencekam. Dari pantulan air kulihat wajahku ternyata bukan belasan tahun lagi. Bertahun-tahun aku tinggalkan keluarga. Pasti tidak mungkin keluargaku dapat mengenaliku. Tapi apakah aku masih dapat bertemu dengan mereka. Kadang aku teringat akan mimpi-mimpiku dulu tentang berkas gandung tentang Matahari, Bulan dan sebelas bintang….ah mereka sendiri telah memecahkan arti mimpi itu. Itulah sebabnya saudara-saudaraku semakin membenciku. Tapi jika benar mimpi itu…kenapa aku ditempat terbatas seperti ini? Apakah Allah melupakanku? Kenapa aku dibiarkan dibuang, kenapa aku dibiarkan dijual, kenapa aku dibiarkan jadi budak, kenapa aku dibiarkan difitnah? Apakah Tuhan yang selama ini kupercaya mendengarkan doaku selama ini? Kenapa hanya diam saja ya Tuhan? Apakah Engkau benar ada?
Tapi keberhasilan-keberhasilan hasil kerjaku menampakkan bahwa Allah berada denganku.
Kenapa rombongan pasukan tiba-tiba ke Penjara. Ada materai raja. Kepala Penjara tampak terbungkuk-bungkuk dan mempersilahkan mereka menunggu. Yusuf cepat keluar! Aku sendiri baru ingat namaku…. Biasanya aku cuma dipanggil budak. Aku secepatnya disuruh mempersiapkan diri. Mencukur janggut dan dipakaikan pakaian terbaik pemberian dari istana. Aku coba bertanya tapi Kepala Penjara seperti takut memberikan jawaban. "Cepat pergi engkau ke istana. Mereka menjemputmu", kata kepala penjara. Aku memandang wajahnya…dia hanya bisa tersenyum dan berkata, sudah pergilah…terima kasih untuk bantuanmu selama di penjara. Semoga Allahmu menyertai engkau. Aku berharap engkau memiliki nasib yang sama dengan juru minum…ditinggikan Firaun. Aku memeluk kepala penjara, ….seolah ingin meluapkan kegembirannku dapat keluar dari penjara tapi yang terjadi justru airmata haru yang menyeruak keluar. Aku tahu aku sedang berada dalam waktu Allah. Sekelebat mimpi itu terlintas kembali dan meyakinkanku bahwa langkah ini akan membawa aku pada keluargaku. Senyum juru minuman tidak dapat kubalas karena Firaun cepat menyuruhku mendekat. Dipandanginya aku baik-baik persis seperti Juragan hendak menaksir budak…..ada terbesit keraguan dimatanya yang berwibawa. Harus ku akui penguasa Mesir ini punya kharisma bahkan pegawai dan rakyatnya menganggap dia Dewa. Suasana kerajaan serta ornament mistik mendukung Firaun semakin berwibawa. Titahnya dapat membawa orang pada kematian ditiang gantung atau ditinggikan dalam kemuliaan. Tidak heran pegawainya tidak ada yang berani menatap matanya. Kalau saja aku mengandalkan diriku sendiri maka aku sudah tertunduk dan tidak dapat menjawab semua jawabannya. Tapi aku mendapatkan kepercayaan luar biasa dari Allahku. Aku mendapat kekuatan dari Allah yang menyertaiku. Allah membuat aku dapat menjelaskan semua mimpinya bahkan menjelaskan siapa Allahku. Dia harus tahu kekuatan didalamku. Disekeliling firaun terdapat penasihat dan menteri yang entah kenapa membuat hatiku bergidik. Sepertinya ada kekuatan lain dari pandangan mata mereka. Syukurlah, Firaun melihat kekuatan luar biasa yang menyertaiku. Penafsiran mimpi yang nyata serta solusi yang kutawarkan membuat FIraun tidak dapat lagi mengandalkan penasihatnya untuk minta pertimbangan, meminta masukan pegawainya tentang konsekuensi politis… Pertemuan singkat ini membuat Firaun terkesima bahkan memuji Allahku. Tidak hanya sampai disitu…Firaun mempercayaiku dengan ajaib…bukan hanya titah, Jubah dan meterainya dipakaikan padaku…sekelebat kuterbayang darah yang dibubuhkan saudaraku pada jubah pemberian ayah… Jubah kebesaran Firaun ini selain indah juga memberikan wibawa kepemimpinan untuk seluruh Mesir…. Kadang aku berpikir Allah kadang bekerja dalam cara yang tidak rasional. Setiap aku mendapatkan kepercayaan maka tuanku menyerahkan sepenuhnya kekuasaan ditanganku. Aku tahu bahwa ini adalah karunia yang diberikan kepadaku oleh Allah. Rakyat yang mengelu-elukan…jajaran penasihat dan pegawai Firaun yang menunduk saat bertemu denganku seolah air hujan yang sangat deras yang turun menghapus kemarau menutupi jejak langkah lubang sumur, perdangangan budak, Potifar dan istrinya, sumpeknya penjara…..bahkan kejahatan saudaraku. Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Firaun telah memberikan seluruh Mesir ditanganku. Saya lihat Potifar tidak berani menatapku. Tapi aku menghampirinya dan memberikan salam. Saya pun tidak ragu memelukknya dan mengucapkan terima kasih telah menerimaku menjadi budaknya. Apakah Firaun mendapat cerita tambahan dari Potifar? aku tidak tahu yang kutahu justru dia sendiri yang mengambilkan aku istri anak seorang Imam. Hmm aku harus memberikan pelajaran penting bagi istri dan keluargaku tentang Allahku jangan sampai aku yang dipengaruhinya dengan ajaran tentang dewa-dewa Mesir. Anak Imam pasti memiliki ritual dari kepercayaannya yang kuat. 40 tahun sekarang usiaku. Pesta ini jangan melalaikan tanggung jawab. Aku harus segera bekerja. Mengelola istana, mengelola kerajaan, mengelola sumber daya dan sistem pertaniannya. Aku harus membangun sistem pergudangan dan tata kelolanya. Undang-undang harus disusun sehingga jajaran operasional pemerintahan Mesir teratur dan terpadu menjalankan program ini. Kelaparan menunggu di depan. Masa menuai harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Allah yang telah memberi hikmat kiranya menuntun jalan ku. Rancanganku harus selaras dengan rancangan-Nya…
Mesir tahun 1900 (SM) Yusuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar