Arsip Blog

Minggu, 11 Maret 2012

Kulihat Kristus dalamnya


Pada masa itu dengan 4 kurir, tidak akan terbayang jika saat ini ada kurang lebih 700 orang menjadi karyawan di dalammnya.
Mulai dengan  janji sebuah bank yang meleset. Kalaupun ada  pengiiriman hanyalah pengiriman non rutin sehingga tenaga yang dipergunakan menjadi serba tangung dan sulit pengaturannya. Kurir datang hanya untuk bekerja malah disuruh pulang sebagian mengingat ketidakpastian jumlah pengiriman yang ada.
Memang benar tidak boleh mengandalkan manusia.
Tahun itu benar-benar tahun yang kering untuk menanam pada jasa kurir tapi langkah telah diambil, optimisme dijabarkan dalam setiap hari kemarau.
Jawaban doa mulai dijawab, tidak tanggung-tanggung bank yang tidak pernah dilobby justru memanggil pimpinan saya ini, menantang beliau apa yang akan dilakukan jika dipercayakan membawa kiriman dari bank besar ini…..
Momentum ini yang membawa perusahaan ini memasuki tahap lebih pasti dalam mengarungi bisnis ini. Bank internasional yang menjadi panutan perbankan nasional ini mulai memberi pengaruh dan satu-satu client bertambah. Kegairahan mulai bertumbuh dengan adanya kantor operasional kantor cabang dan mulai memperluas overage area.
Ironisnya, semakin maju justru keterlibatan banyak orang yang tadinya (mungkin luput dari pandangan saya) tidak pernah ada mulai terlibat bahkan perusahaan ini menjadi penunjang kegiatan lain. Tidak dapat disangkal, perusahaan ini jadi tempat 'meminta' sumbangan untuk kegiatan bergengsi bidang lain. Bahkan tempat orang 'pinjam'dana (ada yang tidak kembalikan). Syukurlah. Perusahaan boleh kecil tapi dapat memberikan kontribusi.
Kalau orang lain jalan-jalan keluar negeri, berlibur atau bersenang-senang maka  pimpinan saya ini beda. Keuntungan semata-mata lebih banyak dikembalikan untuk kepentingan kantor. Jangka panjang menurut beliau. Ingat  cerita yusuf, masa panen kadang diberikan untuk memberikan kesempatan bagi kita menabung agar masa panceklik kita dapat memenuhi kebutuhan.

Memang benarlah konflik justru mudah  terjadi pada ‘kedekatan’ bukan pada ‘kejauhan’. Tapi kerendahan hati, kesabaran dan pikiran yang dibawa pada kebenaran Iman yang dipegangnya membuat konflik selalu diupayakan rekonsiliasi dengan inisiatif dari beliau.
Kadang orang tidak menghadiri masa sulit, masa jual mobil sendiri, masa pinjam uang dan hanya hadir pada saat masa panen sehingga tidak melihat bagaimana cucuran air mata telah membasahi 'tanah' agar yang memang memerlukan kerja keras untuk dikelola biar gembur dan menghasilkan.
Bayangkan dari berbagai kesempatan untuk dapat ‘memanfaatkan keuntungan bersifat pribadi’   tidak dilakukan termasuk ada keluarga bahkan anaknya meninggal tidak memanfaatkan apalagi menggerogoti keuangan kantor.
Beliau bisa membedakan mana kepentingan pribadi dan mana kepentingan kantor.  
Padahal dari sisi kewajaran banyak hal yang merupakan haknya diabaikan demi kepentingan yang lebih besar. Itulah kepribadian yang benar-benar diwarnai praktek imannya pada Kristus.
Saya ingat ketika kekecewaan dialaminya dan kesempatan besar untuk membalasnya dengan cara menandatangani akta baru terbukan lebar, tetapi kebencian tidak dibiarkan mempengaruhi keputusannya.  Hati yang curang, hati berkelok tidak ada dalam pikirannya sehingga konsep itu ditolak hingga akta perusahaan tidak berubah.

Curahan  iman dan pengharapannya mewarnai setiap detik perjalanan perusahaan ini. Dari empat kurir, dari tidak dikenal menjadi dikenal oleh semua bank. Beliau terus berada pada jalur berliku.
Tetapi liku-liku itu semakin mematangkan beliau pada iman yang diyakini. Sehingga meskipun peralihan ini diatas kerikil tetap beliau berada pada ketulusan  untuk mendoakan. GOD Bless You. (OR)

Tidak ada komentar: