Arsip Blog

Minggu, 11 Maret 2012

Teliti Sebelum Membeli


Agama itu terlalu pribadi meskipun harus berjamaah dalam hal persekutuan tetapi dari segi keyakinan orang yang sama agamapun bisa berbeda meyakini agamanya sendiri.
Untuk itu terlalu bodoh jika seorang beragama lalu melakukan pembanding atau menganggap agamanya paling benar. Yang ada justru akan terjadi konflik. Kalaupun berdebat maka akan terjadi debat kusir. Tidak akan ada habisnya.
Kalau saya melihat seorang penkhotbah dari agama manapun dan berkhotbah tentang agama lain dalam hal menjelekkan  maka kesimpulannya pengkhotbah tersebut pasti kekurangan bahan untuk khotbah alias pengkhotbah yang dangkal.
Khotbahkan agama berdasarkan kitab suci sendiri lebih bijaksana daripada berisi tentang menjelekkan agama lain. Naif jika beragama tetapi isinya menyerang agama lain. Pasti ujungnya adalah kebencian sementara kebencian tidak diajarkan oleh agama manapun.
Yang paling bijak adalah:
1.       Renungkan kitab suci sendiri dan berusahalah mengamalkan tanpa menganggu orang lain. Karena apapun yang kita inginkan orang lain perbuat, perbuatlah itu. Kalau kita tidak ingin dipaksa maka janganlah kita memaksa orang lain.
2.       Untuk semakin yakin terhadap agama sendiri maka pelajari dengan teliti kitab suci masing-masing.
3.       Jangan identikkan perbuatan orang beragama dan agama. Orang beragama belum tentu kelakuannya sesuai dengan ajaran agama yang dia anut.
4.       Hidup beragama harus nampak pada perbuatan bukan pada pemahaman saja.
5.       Periksa baik-baik kitab suci sendiri
a.       Bagaimana dibuat
b.      Bagaimana diilhamkan, sejak kapan dikanonkan
c.       Kapan menjadi satu kitab
d.      Baca teliti isinya dan mengertilah dengan baik. Jika tidak mengerti terjemahannya cari sesuai arti bahasa asli dan konteks penulisannya. Ingat belum tentu suatu kata pada masa itu sama maknanya dengan kata yang berlaku saat ini.
e.      Lihat kronologis dan kesesuaian dengan sejarah. Misalnya pada saat Presiden Suharto berkuasa jalan tol cileunyi belum ada. Sehingga janggal jika ada cerita lalulintas cileunyi berada di jaman Suharto. Atau kesesuaian tokoh cerita. Misalnya, yang katakan ganyang Malaysia adalah sukarno sehingga kalau ada yang katakana Habibilah yang mengatakannya tentu sudah tidak sesuai alur sejarah bukan?
f.        History dari agama sendiri yang objektif sesuai dengan bukti-bukti yang otentik. Jangan hanya berdasarkan kata orang sehingga tidak diombang-ambingkan. Kata si A belum tentu sama dengan kata si B. Carilah, temukan kebenaran sendiri .Jangan beragama karena ikut-ikutan tapi alami secara pribadi sehingga keyakinan iman tidak mungkin goyah.
g.       Jangan jadikan pengalaman pribadi sebagai kebenaran. Belum tentu apa yang anda alami dan rasakan dirasakan dan dialami orang lain. Jangan paksa mereka mengalami hal yang sama.
6.       Allah itu tidak terbatas. Allah yang menciptakan manusia sehingga tidak mungkin yang terbatas mengerti yang tidak terbatas. Mahluk tidak dapat memahami Khalik. Untuk itu Khaliklah yang menyatakan pada Mahkluk apa yang dikehendaki-Nya dengan  bahasa yang terbatas yang dimiliki oleh Mahluk. Oleh sebab itu karena kita terbatas maka  ada hal-hal yang tidak dapat dipahami akal. Bukan karena tidak masuk akal tetapi karena melampaui akal.  itulah wilayah Iman. Sehingga tidak semua manusia dapat dipaksa untuk memeluk agama tertentu karena apa yang dipahaminya secara pribadi bisa berbeda dengan yang dialami orang lain.

Tidak ada komentar: