Apakah Albert Einstein bodoh?
Inilah tokoh terkenal yang
dianggap bodoh di sekolah!
Oleh S.Belen
Ada banyak cerita tentang orang-orang
terkenal yang dianggap bodoh waktu masih kecil. Winston
Churchill, perdana menteri Inggris di Perang Dunia II, pemimpin dan orator amat
hebat abad ke-20, tampak bodoh waktu masih kecil. Dia mendapat
nilai buruk di sekolah. Dia juga gagap kalau berbicara. Sampai-sampai ayahnya
berpikir, bahwa bila dewasa ia tidak akan dapat hidup di Inggris.
Bethoven diremehkan gurunya karena ia tidak
bisa membuat perkalian dan pembagian.
Charles Darwin, pendekar teori Evolusi,
berprestasi amat buruk di sekolah. Teorinya amat hebat. Tahun lalu saya
mendapatkan buku aslinya The Origin
of Species, yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Betapa hebat literatur dan hasil riset
yang mendukung teorinya. Semua hasil riset dan opini yang berkembang 100 tahun
lalu itu telah ditelusuri dan ditelaahnya. Tetapi, waktu masih duduk di bangku
sekolah, ayahnya pernah mengatakan, ia hanya memalukan keluarga.
Rapor Stephen Hawking, astronom penemu
lubang hitam (black hole), yang masih hidup sampai sekarang di University of Cambridge, Inggris,
pada merah waktu di SMA. Ayahnya amat frustrasi.
G.E.Chesterton, penulis kenamaan, tidak
dapat membaca sampai di kelas 3. Seorang gurunya pernah mengatakan kepada anak
berbadan gemuk ini: “Jika saja kami dapat membelah kepalamu, mungkin kami tak akan
menemukan otak di sana, kecuali segumpal lemak putih.” Emile Zola, sastrawan
besar, mendapat nilai nol dalam ujian akhir sastra. Bahkan, seorang guru
memukulnya karena menganggap ia suka “bingung” dan mengajukan terlalu banyak
pertanyaan.
Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson
bahkan belum bisa membaca sampai berusia 11 tahun.
Guru Thomas Alva Edison, penemu listrik,
menyebutnya anak dungu.
Namun kemudian si anak dungu menjadikan
“bumi terang pada malam hari”. Ia mencoba 5000 lebih eksperimen berbeda tanpa
hasil. Tapi, pada percobaannya yang ke-10 000, tiba-tiba cahaya muncul. Si anak
dungu berhasil!
Pernah orang tua Albert Einstein amat cemas
terhadap prestasi sekolah Einstein yang sangat rendah. Nilai yang baik hanya
untuk pelajaran Matematika. Namun, awal SMA malah gagal dalam pelajaran ini. Ia
suka melamun.
Suatu saat gurunya memintanya berhenti sekolah:“Albert, kamu
bodoh sekali. Kamu tak bakalan jadi orang nanti.” Waktu berusaha masuk Institut
Politeknik Swiss, ia malah gagal tes dan harus pindah ke sebuah sekolah di kota
kecil, dan indekos di rumah salah seorang gurunya. Setelah satu tahun belajar
di sekolah itu, ia berhasil lolos tes masuk institut politeknik yang menjadi
idamannya.
Lihatlah, betapa keliru penilaian guru dan
orang tua terhadap potensi anak. Kazuo Murakami membuktikan, bahwa setiap orang
punya gen-gen positif yang 90-95% di antaranya tertidur.
Gen-gen itu tetap tertidur, tak kunjung
terbangunkan, karena stimulasi yang diberikan tidak cocok dengan gaya
belajarnya.Para tokoh itu telah mengukir namanya yang abadi dalam sejarah.
(Sumber: Diolah & ditambah dari Readers’ Digest, dalam tulisan Frank Michalic SVD dan
foto-foto dari Internet)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar