Ringkasan Sharing Firman
Tuhan Persekutuan Taruna GPIB Martin Luther Minggu 29 November dan 6 Desember 2015
Bagian Pertama: Keteladanan
Yesus dalam Pelayanan
Yohanes 13:4-5
Misalkan Status Yohanes di
FB seperti yang tercatat dalam ayat 4-5 maka apakah komen kita? Sejarah
kebesaran suatu kerajaan, bangsa dll mencatat bahwa peperangan, penaklukkan,
kejayaan diukur menjadi dasar kebesaran seorang Raja, Pemimpin. Alkitab adalah
satu-satunya buku yang menceritakan tentang tokoh kepemimpinan yang berbeda. Baca lagi ayat 4-5. Melepaskan
Jubah, Mengikat pinggangnya, dan Membasuh Kaki murid-Nya. Sangat beda dengan gambaran tentang kebesaran seorang pemimpin yang
selama ini kita kenal bukan?
Seperti yang kita tonton
dalam https://www.youtube.com/watch?v=kCFFJ1FtuDE
maka tidak ada ‘kebesaran’, kemuliaan yang dapat dunia catat tentang orang itu
(Yesus) tapi 3 tahun masa pelayanan mengubahkan dunia bahkan sampai sekarang,
tidak ada yang dapat mempengaruhi dunia sedemikian besar dari orang yang telah
melepaskan jubah-Nya ini, mengikat pinggangnya dan membasuh kaki. Tuhan sendiri
tidak ‘Jaim’ dan mau melayani murid-Nya. Itulah keteladanan sejati seorang
pemimpin yang digambarkan dalam Alkitab. Tidak pandang status-nya sebagai apa (Lepas Jubah), melakukan persiapan melayani (Ikat Pinggang) dan melakukan pelayanan tersebut (Membasuh).
Kakak-kakak pemuda yang mau
melayani adalah contoh keteladanan baik sekali karena telah menunjukkan
perhatian terhadap adik-adik Taruna. Karena pelayanan penting maka, meskipun
hanya pengiring musik seyogyanya datang persiapan. Sehingga pelayanan yang
dilakukan benar-benar untuk kemuliaan Tuhan.
Beberapa pembicaraan kita
lainnya kiranya menjadi perenungan kita dan semoga dimampukan untuk
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
FU Kakak Pelayan:
1.
Apakah
mereka dapat menunjukkan keteladanan dalam keluarga? Mungkin kakak terhadap
adik
2.
Apakah
ada masukkan dari mereka tentang keteladanan pelayanan di Gereja (GPIB Martin
Luther)?
Pertanyaan lain dapat
dikembangkan Pelayan Taruna sesuai topik keteladanan ini dan penjelasan mereka
dalam bentuk sharing, cerita pengalaman di rumah.
Markus 1:16-20
Kalau baca Pararelnya di
Lukas 5 maka Tuhan Yesus sebelum memanggil murid-murid-Nya, mengajar dan
menyuruh nelayan di Galilea yang kemudian kita kenal nama-nama mereka sebagai
murid-murid Yesus, melemparkan jala padahal jagoan-jagoan tangkap ikan ini
telah semalaman berusaha tangkap ikan tapi tidak dapat. Tapi mereka taat! Mereka
melakukan yang diperintahkan. Dan mereka takjub akan hasilnya sampai harus
panggil perahu lain bantu angkat sedemikan banyak hasil tangkapan.
Mereka kemudian dipanggil
dan mereka taat ikut Tuhan. Jangan kira mereka nelayan miskin. Galilia adalah
tempat bersantai pejabat-pejabat Roma. Ada vila-vila mereka. Dan Ikan di
Galilea sangat terkenal (sekarang pemerintah Israel lagi larang tangkap ikan di
Galilea karena ikannnya sudah berkurang. Jangan-jangan karena semakin banyak
turis dari Indonesia yang kesana, ikannya jadi berkurang). Tercatat, petrus
memiliki rumah yang besar dan 200 orang muat duduk berselonjor. Tapi
nelayan-nelayan ini taat dipanggil untuk ikut Yesus tinggalkan kesenangan
mereka, kenyamanan mereka padahal yang mereka ikuti bukan orang ‘tajir’.
Kita sudah melihat peta
bersama-sama dan Galilea ada di atas (utara) dan Yudea/ Yerusalem ada di bawah
(Selatan). Di selatan, orang menganggap diri mereka lebih suci dibanding orang
utara. ingat cerita orang Samarian bukan?. Pendeta dan Penatua lewat, tapi
tidak menolong orang yang butuh pertolongan. Sementara orang Samaria yang dicap
kafir, justru tulus membantu.
Karena sejak anak Salomo
memerintah kerajaan Israel terbagi dua. Utara dan Selatan. Orang-orang di
Selatan dapat datang ke bait Allah melakukan perintah Taurat sedangkan orang
utara membangun sendiri bukit pengorbanan karena mereka tidak bisa lagi ke Bait
Allah. Stigma lebih suci ini mungkin juga yang menyebabkan para ulama ingin
membunuh Yesus kemudian. Meskipun sudah jelas dalam nubuat Mesias itu anak
Allah akan lahir di Nazareth (Utara). Tuhan tetap memanggil murid-murid-Nya
meskipun mereka rata-rata berasal dari (utara). Tuhan memanggil orang tidak
melihat statusnya, Tuhan memanggil orang yang mau taat. Bukan karena siapa dia!
Ok, dari percakapan kita
dengan cara ‘melantai’ dan duduk dengan kondisi kedinginan karena AC diruangan
dihidupin semua, maka kesimpulan kita harus taat pada panggilan
Tuhan. Apalagi dalam hal melayani. Jangan pilih-pilih, jangan rajin ke gereja lalu menganggap yang tidak rajin itu kafir. Tetap melayani, tetap berteman. Jangan pilih-pilih, jangan bedakan status.
Ingat kita butuh Tuhan. Manusia butuh Tuhan. Sebagaimana sedikit cerita tentang penciptaan yang kita bicarakan. Bahwa ciptaan lainnya, langsung dicipta tapi manusia dibentuk sedemikian rupa dari materi lalu kemudian dihembuskan nafas Allah baru kemudian hidup. Manusia unik karena butuh materi bagi jasmaninya tapi butuh Firman untuk rohaninya. Manusia satu-satunya ciptaan sebagai mahluk jasmani sekaligus mahluk rohani. Jadi manusia butuh Firman. Tidak pernah baca firman = mati.
Ingat kita butuh Tuhan. Manusia butuh Tuhan. Sebagaimana sedikit cerita tentang penciptaan yang kita bicarakan. Bahwa ciptaan lainnya, langsung dicipta tapi manusia dibentuk sedemikian rupa dari materi lalu kemudian dihembuskan nafas Allah baru kemudian hidup. Manusia unik karena butuh materi bagi jasmaninya tapi butuh Firman untuk rohaninya. Manusia satu-satunya ciptaan sebagai mahluk jasmani sekaligus mahluk rohani. Jadi manusia butuh Firman. Tidak pernah baca firman = mati.
https://www.youtube.com/watch?v=IgcOdk3I1Yg
FU kakak Pelayan:
1.
Minta
mereka sharing, jika hendak melayani mereka hendak melayani di Gereja sebagai
apa
2.
Di
rumah apakah mereka telah melayani orang tua, misalnya apakah mereka telah
pernah buat teh atau hal lainnya untuk orang tua mereka, kakak, adik?
3.
Apa
usulan mereka untuk bentuk pelayanan di GPIB Martin Luther?
Video, https://www.youtube.com/watch?v=QfPvS8q4FSU&feature=youtu.be
Salam
Jeba
Jeba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar