Yesus mengalami enam pengadilan sebelum disalibkan – terdiri dari:
I.
Tiga
pengadilan agama Yahudi
II.
Tiga
pengadilan sipil Romawi
Latar belakang
*Mazmur 40:8-9, “Lalu aku berkata:
“Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
Taurat-Mu ada dalam dadaku”.
*Yesaya 53:7, “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri
ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian..”
*Yohanes 10:18, “Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku,
melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima
dari Bapa-Ku”.
I)PENGADILAN AGAMA YAHUDI
1. Pengadilan
oleh Hanas pada kamis malam – jumat
subuh
(Yohanes
18:12-14, 19-24)
Maka pasukan perajurit serta
perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi
itu menangkap Yesus dan
membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada
Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu
menjadi Imam Besar;
dan Kayafaslah yang telah menasihatkan
orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika
satu orang mati untuk seluruh
bangsa”…………
Maka mulailah Imam Besar
menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan
tentang
ajaran-Nya.
Jawab Yesus
kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu
mengajar di rumah-rumah ibadat
dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul;
Aku tidak pernah berbicara
sembunyi-sembunyi. Mengapa engkau menanyai Aku? Tanya-
lah mereka, yang telah mendengar
apa yang Kukatakan kepada mereka ; sungguh, mereka
tahu apa yang telah Kukatakan.”
Ketika Ia mengatakan hal itu,
seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar
muka-Nya
sambil berkata: “Begitukah jawab-Mu kepada Imam
Besar?” Jawab Yesus kepadanya:
“Jikalau kata-Ku itu salah,
tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapa-
kah engkau menampar Aku?” Maka
Hanas mengirim Dia terbelunggu kepada Kayafas, Imam
Besar itu.
2.
Pengadilan oleh Kayafas (Imam Besar) dan
beberapa Sanhedrin – pada Jumat subuh.
(Markus
14:53-65)
Kemudian Yesus dibawa menghadap
Imam Besar. Lalu semua imam kepala, tua-tua dan
ahli Taurat berkumpul di situ.
Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman
Imam Besar, dan di sana ia duduk
di antara pengawal-pengawal sambal berdiang dekat api.
Imam-imam kepala, malah seluruh
Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus
supaya Ia dapat dihukum mati,
tetapi mereka tidak memperolehnya. Banyak juga orang yang
mengucapkan kesaksian palsu
terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang
satu dengan yang lain. Lalu beberapa
orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu
ini: “Kami sudah mendengar orang
ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan
tangan manusia dan dalam tiga
hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan
manusia”. Dalam hal ini pun
kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain.
Maka Imam Besar bangkit berdiri
di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus,
katanya: “Tidakkah Engkau
memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi itu terhadap
Engkau?” Tetapi Ia tetap diam
dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya
kepada-Nya sekali lagi, katanya:
“Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?”
Jawab Yesus: “Akulah Dia, dan
kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan
Yang Mahakuasa dan datang di
tengah-tengah awan-awan di langit.” Maka Imam Besar itu
mengoyakkan pakaiannya dan
berkata: “Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah men-
dengar hujat-Nya terhadap Allah.
Bagaimana pendapat kamu?” Lalu dengan suara bulat
mereka memutuskan, bahwa Dia
harus dihukum mati. Lalu mulailah beberapa orang
meludahi Dia dan menutupi muka-Nya dan meninju-Nya sambal berkata kepada-Nya:
“Hai nabi, cobalah terka!” Malah
para pengawal pun memukul Dia.
3.
Pengadilan oleh Sanhedrin setelah
matahari terbit pada hari Jumat.
(Lukas
22:66-71)
Dan setelah hari siang
berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan iman-iman
kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka,
katanya: “Jikalau Engkau adalah
Mesias, katakanlah kepada kami.” Jawab Yesus: “sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun
kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku
bertanya sesuatu kepada kamu,
namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak
Manusia sudah duduk di sebelah
kanan Allah Yang Mahakuasa”. Kata mereka semua: “Kalau
begitu, Engkau ini Anak Allah?”
Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah
Anak Allah.” Lalu kata mereka:
“Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah
mendengarnya dari mulut-Nya
sendiri”.
II PENGADILAN SIPIL ROMAWI
1. Pengadilan Di depan Pilatus
Yohanes
18:28-38
Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika
itu hari masih
pagi. Mereka sendiri tidak masuk
ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri,
sebab mereka hendak makan
Paskah. Sebab itu Pilatus keluar
mendapatkan mereka dan
berkata: “Apakah tuduhan kamu
terhadap orang ini?” Jawab mereka
kepadanya: “Jikalau
Ia bukan seorang penjahat, kami
tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” Kata Pilatus kepada
mereka: “Ambillah Dia dan
hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu”. Kata orang-orang
Yahudi itu: “Kami tidak
diperbolehkan membunuh seseorang”. Demikianlah hendaknya
supaya genaplah firman Yesus,
yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya
Ia akan mati. Maka kembalilah
Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus
dan bertanya kepada-Nya: “Engkau
inikah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: “Apakah engkau
katakan hal itu dari mulutmu
sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepada-
mu tentang Aku?” Kata Pilatus:
“Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-MU sendiri dan imam-
imam kepala yang telah
menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau
perbuat?” Jawab Yesus:
“Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini,
pasti hamba-hamba-Ku telah
melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari
sini.” Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau
mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan
untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini,
supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran;
setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” Kata Pilatus
kepada-Nya: “Apakah kebenaran itu?”
2. Pengadilan di depan Herodes
Lukas
23:6-12
Ketika Pilatus mendengar itu ia
bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. Dan ketika
ia tahu, bahwa Yesus seorang
dari wilayah Herodes, ia mengirim
Dia menghadap Herodes,
yang pada waktu itu ada juga di
Yerusalem. Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang.
Sebab sudah lama ia ingin
melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula
ia mengharapkan melihat
bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak
pertanyaan kepada Yesus, tetapi
Yesus tidak memberi jawaban apa pun. Sementara itu
imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan
yang berat terhadap Dia. Maka
mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-
olokkan Dia, ia mengenakan jubah
kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada
Pilatus. Dan pada hari itu juga
bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka ber-
musuhan.
3. Pengadilan di depan Pilatus yang
kedua
Yohanes
18:38b-19:16a
Sesudah mengatakan demikian,
keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan
berkata kepada mereka: “Aku
tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Tetapi pada
kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku
membebaskan seorang bagimu. Maukah
kamu, supaya aku membebaskan
raja orang Yahudi bagimu?” Mereka berteriak pula:
“Jangan Dia, melainkan Barabas!”
Barabas adalah seorang penyamun.
Lalu Pilatus mengambil Yesus dan
menyuruh orang menyesah Dia. Perajurit-perajurit
menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas
kepala-Nya. Mereka memakai-
kan Dia jubah ungu, dan sambal
maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang
Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi
dan berkata kepada mereka:
“Lihatlah aku membawa Dia ke
luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak men-
dapati kesalahan apa pun
pada-Nya”. Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah
ungu. Maka kata Pilatus kepada
mereka: “Lihatlah manusia itu!” Ketika imam-imam kepala
dan penjaga-penjaga itu melihat
Dia, berteriaklah mereka: “Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata
Pilatus kepada mereka: “Ambillah
Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalah-
an apa pun pada-Nya.” Jawab
orang-orang Yahudi itu kepadanya: “Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap
diri-Nya sebagai Anak Allah”.
Ketika Pilatus mendengar
perkataan itu bertambah takutlah ia., lalu ia masuk pula ke dalam
gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: “Dari
manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak
memberi jawab kepadanya. Maka
kata Pilatus kepada-Nya: “ Tidakkah Engkau mau ber-
bicara dengan aku? Tidakkah
Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan
Engkau, dan berkuasa juga untuk
menyalibkan Engkau?” Yesus menjawab: “Engkau tidak
mempunyai kuasa apa pun terhadap
Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari
atas. Sebab itu, dia yang
menyerahkan Aku kepadamu lebih besar dosanya”. Sejak itu Pilatus
berusaha membebaskan Dia, tetapi
orang-orang Yahudi berteriak: “Jikalau engkau mem-
bebaskan Dia, engkau bukanlah
sahabat Kaisar. Setiap orang orang yang menganggap dirinya
sebagai raja, ia melawan
Kaisar.” Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh
membawa Yesus ke luar, dan ia
duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama
Litostrotos, dalam bahasa Ibrani
Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam
dua belas. Kata Pilatus kepada
orang-orang Yahudi itu: “Inilah rajamu!” Maka berteriaklah
mereka: “Enyahkan Dia! Enyahkan
Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Harus-
kah aku menyalibkan rajamu?”
Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak mempunyai raja
se;lain dari pada Kaisar!”
Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk di-
salibkan.
RENUNGKAN
1) Lihatlah kedalaman dosa
2) Lihatlah ketidakberdosaan Yesus
3) Lihatlah hati kita
4) Lihatlah kekuatan Yesus
5) Lihatlah kedaulatan Allah – Firman
Tuhan digenapi
6) Lihatlah tuntutan penebusan
UNTUK
ITUKAH ENGKAU DATANG?
Matius
26:47:50
Waktu Yesus masih berbicara
datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu,
dan bersama-sama dia serombongan
besar orang yang membawa pedang dan pentung,
disuruh oleh imam-imam kepala
dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Dia
telah memberitahukan tanda ini
kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia,
tangkaplah Dia.” Dan segera ia
maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Salam Rabi,” lalu
mencium Dia. Tetapi Yesus
berkata kepadanya: “Hai teman, untuk
itukah engkau datang?”
Maka majulah mereka memegang
Yesus dan menangkap-Nya.
1)
Kekerasan Hati & Kebutaan Pikiran
*Yudas:
dipilih Yesus, menyaksikan mujizat, mendengar ajaran, melayani Firman,
melakukan mujizat.
*Reputasinya
tidak diragukan karena kebobrokkannya terbungkus rapi
*Selain kisah penghianatan,
tidak ada catatan yang menggambarkan kejahatan Yudas
melalui tindakan langsung
*Gambaran tentang Yudas diperoleh
melalui kesaksian narrator
*Ini berbeda dari Petrus,
Yakobus, Yohanes, Thomas, Filipus
*Priveledge
& reputasi baik (external goods) tidak menghindarkan Yudas dari
penghianatan fatal
karena keduanya tidak menyelesaikan sumber
masalah spiritual yang bersifat internal tersembunyi
di dalam hati
*”Selaput
spiritual” yang menutup “mata” tidak terangkat: priveledge yang dinikmati Yudas
tidak
Meniadakan kebutaan pikiran & kekerasan
hati
*Memperjuangkan hasrat hati
meski harus menjadi musuh Allah yang sangat berbahaya
Namun berpenampilan menarik (munafik)
*Tidak bertobat & mengakui
dosa meski memahami & menyesali penghianatannya
2.
Tidak Ada Cinta Kepada Yesus
*Mencium
guru: penghormatan khusus yang jarang terjadi, karena tanpa permintaan sang
guru,
tindakan ini justru menandai penghinaan (Leon
Morris).
*Ciuman Yudas dapat dipahami
sebagai penghinaan terhadap pribadi Yesus, perlawanan
terhadap otoritas Yesus & penolakan terhadap relasi dengan-Nya
*Ciuman:
symbol kasih, afeksi yang dalam, persahabatan & penghormatan
*Dijadikan Yudas sebagai tanda
kematian bagi Yesus
*Di tangan orang berdosa,
anugerah Allah yang paling berharga sekalipun, dapat dinodai &
dijadikan sarana pemuas hasrat yang melawan Allah & kebenaran
3.Besarnya
Cinta Terhadap Diri & Dunia
*Seperti
Petrus (Matius 16), Yudas disebut sebagai iblis (Yohanes 6:70-71)
*Gambaran pikiran, perasaan
& kehendak yang bertentangan dengan kehendak Allah karena
sinkron dengan pikiran &
rencana Iblis (Lukas 22:53b)
*Tipu daya
Iblis: memanfaatkan cinta Yudas terhadap dunia
*Hasrat berdosa di dalam diri
(cinta uang): menuntut pemuasan
*Hal-hal baik yang menarik hati
& membangkitkan hasrat dosa (Markus 14:10-11)
Cinta diri
adalah akar dari pemuasan hasrat berdosa. Cinta yang salah arah mendorong
perlawanan terhadap Allah dengan menyambut tawaran-tawaran dunia yang sesuai
dengan hasrat berdosa.
“Orang yang akan kucium, itulah
Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat”.
*Ciuman: tanda
utk mengidentifikasi & memastikan penangkapan Yesus.
*”Bawalah dia
dengan selamat”: Yudas ingin misinya tuntas.
“Kamu adalah apa yang kamu
lakukan”
*Manusia selalu
memperjuangkan obyek yang dicintai. Obyek lainnya hanya menjadi
alat untuk memastikan pemerolehan obyek
cinta.
Yesus: Sahabat Allah & Sang Pemegang
Kendali
Kendali
Yesus
*”Salah
seorang dari dua belas murid itu” (Mat. 26:47) merupakan penggenapan nubuat
Yesus
“seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku”
(Mat. 26:21)
*Penghianatan bukan peristiwa
mengejutkan tetapi peristiwa yang dapat diantisipasi.
*Yesus
dapat melepaskan diri dari penghianatan Yudas (Mat. 26:52-53; Yoh. 18:4-6).
*”Untuk
itukah engkau datang?”
*”Do what you came to do”.
*Yesus membiarkan Yudas.
*Yesus membiarkan diri-Nya
tertangkap.
Mengapa Ia Menyerahkan Diri?
*Matius
26:53-54 (Keinginan untuk menggenapi Firman Allah)
*Cinta kepada Bapa menuntut
penyesuian diri & kehendak, dengan kehendak Bapa di
dalam Firman
*Yohanes
18:8-9 (Keinginan untuk melepaskan umat-Nya)
*Cinta kepada umat-Nya membuat
Yesus menyerahkan diri agar mereka terlepas dari
bahaya secara fisik maupun spiritual
*Dalam
konteks ini, kematian Yesus terjadi karena rencana Allah yang tergenapi melalui
penyerahan
diri & nyawa Yesus
John
Flavel, a Puritan theologian, imaginatively re-creates the conversation between
God the Father and God the Son in eternity past before time began:
FATHER :My Son, here is a company of poor miserable
souls that have utterly undone themselves
and now lie open to my justice. Justice demands satisfaction for them,
or will satisfy itself
in the eternal ruin of them. What shall be done for these souls?
SON :
O my Father, such
is my love to and pity for them that rather than they shall perish
eternally, I will be responsible for them as their Guarantee. Bring all
your bills, that I may
see what they owe you. Lord, bring them all in, that there may be no
after-reckonings
with them. At my hand you will require it. I would rather choose to
suffer your wrath than
they suffer it. Upon me, my Father, upon me be all their debt.
FATHER : But my Son, if you undertake for them, you must
pay the last penny. Expect no discounts.
If I spare them, I will not spare you.
SON
: I am willing,
Father. Let it be so. Charge it all to me. I am able to pay their debt. And
though
it will undo me, though it will impoverish
all my riches and empty all my accounts, yet I am
content to undertake it.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar