Arsip Blog

Selasa, 27 April 2021

PENGADILAN SEBELUM YESUS DISALIB

 

Yesus mengalami enam pengadilan sebelum disalibkan – terdiri dari:

I.                     Tiga pengadilan agama Yahudi

II.                   Tiga pengadilan sipil Romawi

 

Latar belakang

*Mazmur 40:8-9, “Lalu aku berkata: “Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku;  aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku”.

 

*Yesaya 53:7, “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian..”

 

*Yohanes 10:18, “Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku”.

 

I)PENGADILAN AGAMA YAHUDI

1. Pengadilan oleh Hanas pada kamis malam – jumat subuh

(Yohanes 18:12-14, 19-24)

                Maka pasukan perajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi

                itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada

                Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar;

                dan  Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika

                satu orang mati untuk seluruh bangsa”…………

                Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang 

                ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu

                mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul;

                Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapa engkau menanyai Aku? Tanya-

                lah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka ; sungguh, mereka

                tahu apa yang telah Kukatakan.”

                Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya

                sambil  berkata: “Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?” Jawab Yesus kepadanya:

                “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapa-

                kah engkau menampar Aku?” Maka Hanas mengirim Dia terbelunggu kepada Kayafas, Imam

                Besar itu.

 

2. Pengadilan oleh Kayafas (Imam Besar) dan beberapa Sanhedrin – pada Jumat subuh.

(Markus 14:53-65)

                Kemudian Yesus dibawa menghadap Imam Besar. Lalu semua imam kepala, tua-tua dan

                ahli Taurat berkumpul di situ. Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman

                Imam Besar, dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal sambal berdiang dekat api.

                Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus

                supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya. Banyak juga orang yang

                mengucapkan kesaksian palsu terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang

                satu dengan yang lain. Lalu beberapa orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu

                ini: “Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan

                tangan manusia dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan

                manusia”. Dalam hal ini pun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain.

                Maka Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus,

                katanya: “Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi itu terhadap

                Engkau?” Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya

                kepada-Nya sekali lagi, katanya: “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?”

                Jawab Yesus: “Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan

                Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.” Maka Imam Besar itu

                mengoyakkan pakaiannya dan berkata: “Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah men-

                dengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?” Lalu dengan suara bulat

                mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati. Lalu mulailah beberapa orang

                meludahi Dia dan menutupi muka-Nya dan meninju-Nya sambal berkata kepada-Nya:

                “Hai nabi, cobalah terka!” Malah para pengawal pun memukul Dia.

 

3. Pengadilan oleh Sanhedrin setelah matahari terbit pada hari Jumat.

(Lukas 22:66-71)

                Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan iman-iman

                kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka,

                katanya: “Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.” Jawab Yesus: “sekalipun           Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku

                bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak

                Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa”. Kata mereka semua: “Kalau

                begitu, Engkau ini Anak Allah?” Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah

                Anak Allah.” Lalu kata mereka: “Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah

                mendengarnya dari mulut-Nya sendiri”.

 

II PENGADILAN SIPIL ROMAWI

1.       Pengadilan Di depan Pilatus

Yohanes 18:28-38

                Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih

                pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri,

                sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan

                berkata: “Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?”  Jawab mereka kepadanya: “Jikalau

                Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” Kata Pilatus kepada

                mereka: “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu”. Kata orang-orang

                Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang”. Demikianlah hendaknya

                supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya

                Ia akan mati. Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus

                dan bertanya kepada-Nya: “Engkau inikah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: “Apakah engkau

                katakan hal itu dari mulutmu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepada-

                mu tentang Aku?” Kata Pilatus: “Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-MU sendiri dan imam-

                imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau

                perbuat?” Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini,

                pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi,         akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah               raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan

untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang  kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” Kata Pilatus kepada-Nya: “Apakah kebenaran itu?”

 

2.       Pengadilan di depan Herodes

Lukas 23:6-12

                Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. Dan ketika

                ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes,

                yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem. Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang.

                Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula

                ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak

                pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun. Sementara itu

                imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan

                yang berat terhadap Dia. Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-

                olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada

                Pilatus. Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka ber-

                musuhan.

 

3.       Pengadilan di depan Pilatus yang kedua

Yohanes 18:38b-19:16a

                Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan

                berkata kepada mereka: “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Tetapi pada

                kamu  ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah

                kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?” Mereka berteriak pula:

                “Jangan Dia, melainkan Barabas!” Barabas adalah seorang penyamun.

                Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Perajurit-perajurit

                menganyam  sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakai-

                kan Dia jubah ungu, dan sambal maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang

                Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka:

                “Lihatlah aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak men-

                dapati kesalahan apa pun pada-Nya”. Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah

                ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: “Lihatlah manusia itu!” Ketika imam-imam kepala

                dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: “Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata

                Pilatus kepada mereka: “Ambillah Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalah-

                an apa pun pada-Nya.” Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: “Kami mempunyai hukum         dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah”.

                Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia., lalu ia masuk pula ke dalam

                gedung  pengadilan dan berkata kepada Yesus: “Dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak

                memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus kepada-Nya: “ Tidakkah Engkau mau ber-

                bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan

                Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” Yesus menjawab: “Engkau tidak

                mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari

                atas. Sebab itu, dia yang menyerahkan Aku kepadamu lebih besar dosanya”. Sejak itu Pilatus

                berusaha membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: “Jikalau engkau mem-

                bebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang orang yang menganggap dirinya

                sebagai raja, ia melawan Kaisar.” Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh

                membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama

                Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam

                dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: “Inilah rajamu!” Maka berteriaklah

                mereka: “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Harus-

                kah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak mempunyai raja

                se;lain dari pada Kaisar!” Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk di-

                salibkan.

 

RENUNGKAN

1)      Lihatlah kedalaman dosa

2)      Lihatlah ketidakberdosaan Yesus

3)      Lihatlah hati kita

4)      Lihatlah kekuatan Yesus

5)      Lihatlah kedaulatan Allah – Firman Tuhan digenapi

6)      Lihatlah tuntutan penebusan

 

 

                UNTUK ITUKAH ENGKAU DATANG?

 

Matius 26:47:50

                Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu,

                dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung,

                disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Dia

                telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia,

                tangkaplah Dia.” Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Salam Rabi,” lalu

                mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Hai teman, untuk itukah engkau datang?”

                Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.

 

1)      Kekerasan Hati & Kebutaan Pikiran

*Yudas: dipilih Yesus, menyaksikan mujizat, mendengar ajaran, melayani Firman, melakukan mujizat.

*Reputasinya tidak diragukan karena kebobrokkannya terbungkus rapi

                *Selain kisah penghianatan, tidak ada catatan yang menggambarkan kejahatan Yudas

                   melalui tindakan langsung

                *Gambaran tentang Yudas diperoleh melalui kesaksian narrator

                *Ini berbeda dari Petrus, Yakobus, Yohanes, Thomas, Filipus

*Priveledge & reputasi baik (external goods) tidak menghindarkan Yudas dari penghianatan fatal

  karena keduanya tidak menyelesaikan sumber masalah spiritual yang bersifat internal tersembunyi

  di dalam hati

*”Selaput spiritual” yang menutup “mata” tidak terangkat: priveledge yang dinikmati Yudas tidak

  Meniadakan kebutaan pikiran & kekerasan hati

                *Memperjuangkan hasrat hati meski harus menjadi musuh Allah yang sangat berbahaya

                  Namun berpenampilan menarik (munafik)

                *Tidak bertobat & mengakui dosa meski memahami & menyesali penghianatannya

                2. Tidak Ada Cinta Kepada Yesus

*Mencium guru: penghormatan khusus yang jarang terjadi, karena tanpa permintaan sang guru,

  tindakan ini justru menandai penghinaan (Leon Morris).

                *Ciuman Yudas dapat dipahami sebagai penghinaan terhadap pribadi Yesus, perlawanan

                  terhadap otoritas Yesus & penolakan terhadap relasi dengan-Nya

*Ciuman: symbol kasih, afeksi yang dalam, persahabatan & penghormatan

                *Dijadikan Yudas sebagai tanda kematian bagi Yesus

                *Di tangan orang berdosa, anugerah Allah yang paling berharga sekalipun, dapat dinodai &

                  dijadikan sarana pemuas hasrat yang melawan Allah & kebenaran

 

                3.Besarnya Cinta Terhadap Diri & Dunia

*Seperti Petrus (Matius 16), Yudas disebut sebagai iblis (Yohanes 6:70-71)

                *Gambaran pikiran, perasaan & kehendak yang bertentangan dengan kehendak Allah karena

                  sinkron dengan pikiran & rencana Iblis (Lukas 22:53b)

*Tipu daya Iblis: memanfaatkan cinta Yudas terhadap dunia

                *Hasrat berdosa di dalam diri (cinta uang): menuntut pemuasan

                *Hal-hal baik yang menarik hati & membangkitkan hasrat dosa (Markus 14:10-11)

 

Cinta diri adalah akar dari pemuasan hasrat berdosa. Cinta yang salah arah mendorong perlawanan terhadap Allah dengan menyambut tawaran-tawaran dunia yang sesuai dengan hasrat berdosa.

                “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat”.

                                *Ciuman: tanda utk mengidentifikasi & memastikan penangkapan Yesus.

                                *”Bawalah dia dengan selamat”: Yudas ingin misinya tuntas.

                “Kamu adalah apa yang kamu lakukan”

                                *Manusia selalu memperjuangkan obyek yang dicintai. Obyek lainnya hanya menjadi

                                  alat untuk memastikan pemerolehan obyek cinta.

Yesus: Sahabat Allah & Sang Pemegang Kendali

 

Kendali Yesus

*”Salah seorang dari dua belas murid itu” (Mat. 26:47) merupakan penggenapan nubuat Yesus 

  “seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku” (Mat. 26:21)

                *Penghianatan bukan peristiwa mengejutkan tetapi peristiwa yang dapat diantisipasi.

*Yesus dapat melepaskan diri dari penghianatan Yudas (Mat. 26:52-53; Yoh. 18:4-6).

*”Untuk itukah engkau datang?”

                *”Do what you came to do”.

                *Yesus membiarkan Yudas.

                *Yesus membiarkan diri-Nya tertangkap.

 

Mengapa Ia Menyerahkan Diri?

 

*Matius 26:53-54 (Keinginan untuk menggenapi Firman Allah)

                *Cinta kepada Bapa menuntut penyesuian diri & kehendak, dengan kehendak Bapa di

                  dalam Firman

*Yohanes 18:8-9 (Keinginan untuk melepaskan umat-Nya)

                *Cinta kepada umat-Nya membuat Yesus menyerahkan diri agar mereka terlepas dari

                  bahaya secara fisik maupun spiritual

*Dalam konteks ini, kematian Yesus terjadi karena rencana Allah yang tergenapi melalui penyerahan

  diri & nyawa Yesus

 

 

 

 

 

John Flavel, a Puritan theologian, imaginatively re-creates the conversation between God the Father and God the Son in eternity past before time began:

 

FATHER :My Son, here is a company of poor miserable souls that have utterly undone themselves

                  and now lie open to my justice. Justice demands satisfaction for them, or will satisfy itself

                  in the eternal ruin of them. What shall be done for these souls?

 

SON       : O my Father, such is my love to and pity for them that rather than they shall perish

                  eternally, I will be responsible for them as their Guarantee. Bring all your bills, that I may

                  see what they owe you. Lord, bring them all in, that there may be no after-reckonings

                  with them. At my hand you will require it. I would rather choose to suffer your wrath than

                  they suffer it. Upon me, my Father, upon me be all their debt.

 

FATHER : But my Son, if you undertake for them, you must pay the last penny. Expect no discounts.

                   If I spare them, I will not spare you.

 

SON       : I am willing, Father. Let it be so. Charge it all to me. I am able to pay their debt. And though

                   it will undo me, though it will impoverish all my riches and empty all my accounts, yet I am

                   content to undertake it.



Catatn Decroly Sakul - Gambar dari Google


Tidak ada komentar: