Arsip Blog

Selasa, 27 April 2021

Iman atau Perbuatan

 

Jika Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya (Yakobus 2:21), mengapa di dalam kitab Roma Paulus mengatakan Abraham dibenarkan oleh iman.

 

Problem : Paulus dengan jelas mengajarkan bahwa kita dibenarkan melalui iman dan bukan melalui

                    perbuatan (Roma 5:1). Paulus berkata, “Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun

                    percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi

                    kebenaran” (Roma 4:5). “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena per-

                    buatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya” (Titus 3:5). “Sebab karena

                    kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian

                    Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri” (Ef. 2:8-9).

                                Tetapi Yakobus tampaknya dengan tegas membantah hal ini dengan menyatakan,

                    “Manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman”

                    (Yakobus 2:24), karena “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak. 2:26).

                                Memang, sementara Paulus berkata Abraham dibenarkan oleh iman (Roma 4:1-4),

                    Yakobus menyatakan, “Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-per

                    buatannya” (Yakobus 2:21). Bukankah ini benar-benar kontradiktif.

 

Solution: Yakobus dan Paulus akan menjadi kontradiktif  jika mereka berbicara tentang hal yang

                   sama, tetapi ada banyak indikasi dalam teks bahwa mereka tidak. Paulus berbicara tentang

                    pembenaran di hadapan Tuhan, sementara Yakobus berbicara tentang pembenaran

                    di hadapan manusia. Ini ditunjukkan oleh fakta bahwa Yakobus menekankan bahwa kita

                    harus  menunjukkan” (Yakobus 2:18) iman kita. Itu pasti sesuatu yang bisa dilihat oleh

                    orang lain dalam “perbuatan-perbuatan” (Yakobus 2:18-20). Lebih lanjut, Yakobus

                    mengakui bahwa Abraham dibenarkan di hadapan Allah oleh iman, bukan perbuatan,

                    ketika dia berkata, “Abraham percaya kepada Allah maka Allah memperhitungkan  hal

                    itu kepadanya sebagai kebenaran” (Yakobus 2:23). Ketika ia menambakan bahwa Abraham

                    “dibenarkan oleh perbuatan-perbuatan” (ayat 21), ia berbicara tentang apa yang Abraham

                    lakuakan yang dapat dilihat oleh orang-orang , yaitu mempersembahkan putranya Ishak

                    di atas mezbah (Yakobus 2:21-22).

                                Lebih jauh, sementara Paulus menekankan akar  dari pembenaran (iman). Yakobus

                    menekankan buah dari pembenaran (perbuatan-perbuatan). Tetapi setiap orang mengakui

                    keduanya. Segera setelah menegaskan bahwa kita “diselamatkan oleh kasih karunia

                    melalui iman” (Efesus 2:8-9), Paulus dengan cepat menambahkan, “Karena kita ini buatan

                    Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan

                    Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10). Demikian juga,

                    tepat setelah menyatakan bahwa “bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan,

                    tetapi menurut belas kasihan-Nya Dia telah menyelamatkan kita” (Titus 3:5-7). Paulus ber-

                    pendapat bahwa, mereka yang percaya kepada Allah harus berhati-hati untuk mem-

                    pertahankan pekerjaan yang baik (lihat Efesus 2:8-10).

 

Hubungan antara Paulus dan Yakobus dapat diringkas seperti ini:

PAUL                                                                                                     JAMES

Justification before God                                                                Justification before humans

 

The root of justification                                                                 The fruit of justification

 

Justification by faith                                                                        Justification for works

 

Faith as producer of works                                                           Works as the proof of faith   


Catatan Decroly Sakul - gambar dari google


                      

                                                               

                                                                               

Tidak ada komentar: