Arsip Blog

Kamis, 31 Maret 2022

EXPOSISI 2 PETRUS 1:3-10 (Lanjutan)

 

Ayat 5:  Ayat 3 dan 4 menunjukkan bahwa Allah telah memberikan kepada kita semua yang diperlukan untuk kehidupan ilahi. Tuhan tidak membuat kita kudus tanpa menyertakan kehendak kita atau tanpa keterlibatan kita. Harus ada keinginan, tekad, dan disiplin dipihak kita.

                Dalam pengembangan karakter Kristen Petrus mengasumsikan orang percaya telah memiliki iman. Bagaimanapun, ia menulis kepada orang-orang Kristen – kepada mereka yang telah menjalankan iman yang menyelamatkan di dalam Tuhan Yesus. Jadi dia tidak menyuruh mereka untuk menambahkan iman; dia berasumsi bahwa mereka sudah memilikinya.

                Apa yang diperlukan adalah bahwa iman dilengkapi dengan tujuh unsur kekudusan, tidak menambahkan ini satu demi satu, tetapi memanifestasikan semua anugerah sepanjang waktu.

                Ayah Ton Olson biasa membacakan bagian itu untuk putranya sebagai berikut:

                Tambahkan pada iman Anda kebajikan atau keberanian Daud; dan untuk keberanian Daud, pengetahuan Salomo; dan pengetahuan Salomo, kesabaran Ayub; dan kesabaran Ayub, kesalehan Daniel; dan kesalehan Daniel, kasih persaudaraan Yonatan; dan kasih persaudaraan Yonatan, kasih Yohanes.

                Karakteristik pertama adalah kebajikan (virtue). Ini mungkin kesalehan, kebaikan hidup, atau keunggulan moral, meskipun ini tampaknya kemudian dibahas oleh kata “kesalehan” (godliness). Mungkin juga kebajikan di sini berarti keberanian spiritual dalam menghadapi dunia yang bermusuhan, kekuatan untuk membela apa yang benar. Keberanian harus dilengkapi dengan pengetahuan (knowledge), terutama pengetahuan tentang kebenaran spiritual. Ini menekankan pentingnya mempelajari firman Allah dan mematuhi ajaran-ajaran sucinya.

 

Ayat 6:  Tuhan memanggil setiap orang Kristen untuk hidup disiplin atau penguasaan diri (self-control). Seseorang telah mendefinisikan ini sebagai kekuatan pengendalian kehendak di bawah kerja Roh Kudus. Harus ada disiplin dalam doa, disiplin dalam mempelajari Alkitab, disiplin dalam penggunaan waktu, disiplin dalam menahan nafsu tubuh, disiplin dalam hidup berkorban. Pengendalian diri kita harus dilengkapi dengan ketekunan (perseverance), yaitu kesabaran dalam menghadapi penderitaan. Kita perlu selalu diingatkan bahwa kehidupan Kristen adalah tantangan yang harus dihadapi. Tidaklah cukup untuk memulai dengan kemuliaan , kita harus bertahan meskipun ada kesulitan. Dalam kehidupan ada rutinitas sehari-hari, tugas yang bersifat mekanistis, keadaan yang mengecewakan, kesedihan yang pahit, rencana yang hancur. Ketekunan adalah seni bertahan dan maju menghadapi semua yang tampaknya menentang kita.

                Kebajikan berikutnya adalah kesalehan (godliness). Hidup kita harus seperti Tuhan, dengan segala sarananya di jalan kekudusan yang praktis. Harus ada kualitas supranatural dalam prilaku kita sehingga orang lain akan tahu bahwa kita adalah anak-anak Bapa surgawi. Paulus mengingatkan kita, “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah (godliness) itu berguna dalam segala hal, karena mengandung  janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1 Timotius 4:8).

 

Ayat 7: Kasih persaudaraan (brotherly kindness) mengidentifikasi kita kepada dunia sebagai murid-murid Kristus: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengashi” (Yohanes 13:35). Kasih antar saudara menuntun pada kasih akan semua orang (love). Ini bukan terutama masalah emosi tetapi tentang kemauan (will). Ini bukan kegembiraan sentimental untuk mengalami tetapi sebuah perintah untuk dipatuhi. Dalam pengertian PB, kasih itu supranatural. Orang yang tidak percaya tidak dapat mengasihi seperti yang diperintahkan  Alkitab karena dia tidak memiliki kehidupan ilahi. Dibutuhkan kehidupan ilahi untuk mencintai musuh dan berdoa bagi para penganiaya. Kasih memanifestasikan dirinya dalam memberi. Misalnya, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). “Kristus juga mengasih jemaat (gereja) dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Efesus 5:25b). Kita dapat menunjukkan kasih kita dengan memberikan waktu, talenta, dan hidup kita untuk orang lain.

                Ketujuh anugerah ini membuat karakter Kristen yang utuh.

 

Ayat 8-9:  Ada kemajuan atau kemunduran dalam jalur pemuridan – tidak ada yang berhenti. Ada kekuatan dan keamanan dalam bergerak maju; juga ada bahaya dan kegagalan dalam gerak mundur. Untuk menguraikan ayat-ayat ini kita akan melihat dalam alkitab bahasa Inggris (NKJV), “For these things are yours and abound, you will be neither barren nor unfruitful in the knowledge of our Lord Jesus Christ. For he who lacks these things is shortsighted, even to blindness, and has forgotten that he was cleansed from his old sins”.

                Kegagalan untuk bertekun dalam pengembangan karakter Kristen menyebabkan kemandulan (barren), tidak berbuah (unfruitful), rabun jauh (shortsighted), kebutaan (blindness) dan  pelupa (forgotten).

 

Kemandulan (barrenness).

                Hanya kehidupan yang dijalani dalam persekutuan dengan Tuhan yang dapat benar-benar efektif. Bimbingan Roh Kudus menghilangkan aktivitas yang mandul dan menjamin efesiensi maksimum. Jika tidak, kita tidak akan berhasil.

 

Tidak berbuah (unfruitfulness).

                Adalah mungkin untuk memiliki pengetahuan yang cukup tetang Tuhan Yesus Kristus namun tidak berbuah dalam pengetahuan itu. Kegagalan untuk mempraktekkan apa yang kita ketahui mengarah kepada kemandulan. Aliran masuk tanpa keluar jadi seperti Laut Mati yang tidak ada kehidupan, dan juga mematikan produktivitas di dalam spiritual.

 

Rabun jauh (shortsightedness).

                Ada berbagai tingkat gangguan penglihatan yang disebut sebagai kebutaan. Rabun jauh (berpandangan pendek) di sini menentukan bentuk kebutaan di mana manusia hidup untuk masa kini daripada masa depan. Dia begitu sibuk dengan hal-hal material sehingga dia mengabaikan spiritual.

 

Kebutaan (blindness).

                Siapa pun yang tidak memiliki tujuh karakteristik yang tercantum dalam ayat 5-7 adalah buta. Dia tidak menyadari apa yang sentral dalam hidup. Dia tidak memiliki pemahaman tentang nilai-nilai  spiritual yang sejati. Dia hidup dalam bayangan yang gelap.

 

Kelupaan (forgetfulness).

                Akhirnya, orang yang tidak memiliki tujuh kebajikan telah lupa bahwa dia telah dibersihkan dari dosa-dosa lamanya. Kebenaran penebusannya telah kehilangan pegangannya. Dia akan kembali ke arah dari mana dia pernah diselamatkan. Dia mempermainkan dosa yang menyebabkan kematian Anak Allah.

 Ayat 10:  Dan Petrus mendesak para pembacanya untuk mengkonfirmasi panggilan (call) dan pemilihan (election) mereka. Ini adalah dua segi dari rencana keselamatan Allah. Pemilihan (election) mengacu pada pilihan-Nya yang berdaulat dan kekal bagi individu-individu untuk menjadi milik-Nya. Panggilan (call) mengacu pada tindakan-Nya dalam waktu di mana pilihan menjadi jelas. Pemilihan kita terjadi sebelum dunia dijadikan, panggilan kita terjadi ketika kita bertobat. Secara kronologis, ada pemilihan dulu, baru panggilan. Tetapi dalam pengalaman manusia pertama-tama kita menjadi sadar akan panggilan-Nya, kemudian kita menyadari bahwa kita dipilih di dalam Kristus dari kekekalan.

                Kita tidak dapat membuat panggilan dan pemilihan kita lebih pasti daripada yang sudah ada;  tujuan kekal Allah tidak pernah dapat digagalkan. Tetapi kita dapat meneguhkannya dengan bertumbuh dalam keserupaan dengan Tuhan. Dengan memanifestasikan buah Roh, kita dapat memberikan bukti yang tidak salah lagi bahwa kita benar-benar milik-Nya. Kehidupan suci membuktikan realitas keselamatan kita.

                Menjalani hidup yang kudus akan menjauhkan kita dari tersandung. Ini bukan masalah jatuh ke dalam kebinasaan abadi; pekerjaan Kristus telah membebaskan kita dari itu. Sebaliknya, ini merujuk pada kegagalan dalam dosa, aib, atau tidak digunakan. Jika kita gagal maju dalam hal-hal ilahi, kita berada dalam bahaya menghancurkan hidup kita. Tetapi jika kita berjalan dalam Roh, kita akan terhindar dari diskualifikasi untuk pelayanan-Nya. Tuhan menjaga orang Kristen yang bergerak maju untuk-Nya. Bahayanya terletak pada kemalasan dan kebutaan rohani.

 

 Decroly Sakul - September 2021

Virginia USA

 

 

 

Tidak ada komentar: