Arsip Blog

Kamis, 31 Maret 2022

PENGANTAR: ALL READY, NOT YET

 

A.      False Christianity

 

1.Nominal Christianity

 

                Banyak orang yang menjadi Kristen karena keturunan (adat istiadat) dan belum lahir baru (regeneration), sehingga mereka tidak ada minat atau acuh tak acuh untuk mempelajari kebenaran Tuhan. Walaupun mereka sering hadir secara tetap di gereja – dan bahkan kadang kala sebagai pengurus  - tetapi mereka belum mengerti injil dengan benar. Ini juga sering disebut pseudo Christian (Kristren semu).

 2. Liberal Christianity

·         “Allah yang tanpa murka membawa manusia tanpa dosa ke dalam suatu kerajaan tanpa penghakiman melalui pelayanan seorang Mesias/Kristus tanpa salib”.

(H. Richard Niebuhr, 1937)

Note: the danger of half-truth

·         Akuisisi Pengetahuan

Pengetahuan dijadikan alat untuk memuaskan nafsu.

“Reason is the slave of passion”

(David Hume)

“Knowledge is power” (Scientia potential est)

(Francis Bacon)

Note: “Knowledge puffs up, but love edifies” (1 Corinthians 8:1 NKJV)

 3. Moralistic Therapeutic Deism

   “Feeling of absolute dependence”

(Friedrich Schleiermacher)

“Feeling well” lebih penting dari “doing right”

Spiritualitas yang terapiutik à inner healing (penyembuhan psikologis)

Akibat: - Spiritualitas sama dengan rekreasi

                                -Ketaatan diganti menjadi kesenangan

                                -Perasaan mengaburkan kita untuk mengetahui apakah itu kehendak Allah atau

                                 bukan.

·         Pengalaman Supranatural

-          Yang dikejar bukan Tuhan tetapi sensasi

-          Alkitab bergeser posisinya ke tempat yang tidak penting

·         Deism

God does not need to be particularly involved in one’s life except when needed to resolve a problem (Alla tidak perlu untuk secara khusus terlibat dalam hidup seseorang kecuali ketika diperlukan untuk menyelesaikan satu masalah).

 

Note: “A little knowledge is a dangerous thing” expresses the idea that a small amount of knowledge can mislead people into thinking that they are more expert than they really are, which can lead to mistakes being made. (itu mengungkapkan gagasan bahwa sejumlah kecil pengetahuan dapat menyesatkan orang untuk berpikir bahwa mereka lebih ahli daripada yang sebenarnya, yang dapat menyebabkan kesalahan yang dibuat)

“Small knowledge is a great danger”

(Francis Bacon)

 KESIMPULAN:

                Poin 1,2 dan 3 adalah  self-centered life (egocentric) yang berlawanan dengan God-centered life (Theocentric).

Spiritualitas itu seringkali diidentikkan atau dikaitkan dengan dan dinilai berdasarkan keagamaan (religiusitas) seseorang, baik itu aktifitas-aktifitas keagamaan atau pengetahuan agama

                Spiritual people are usually religious, but religious people are not always spiritual.

Agama bisa hanya berhenti sebagai kegiatan atau aktivitas , hanya berhenti sebagai penampilan eksternal, tetapi tidak ada perubahan. Itu bukan spiritualitas yang sesungguhnya.

                Allah pernah menegur bangsa Israel: “Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan” (Yesaya 29:13).

                Tuhan Yesus menegur beberapa orang Farisi dan ahli Taurat: “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” (Matius 15:8-9).

                Definisi tentang spiritualitas: “All about the way in which we encounter and experience God, and the transformation of our consciousness and our lives as a result of that encounter and experience (semua tentang cara kita berjumpa dan mengalami Tuhan, dan transformasi kesadaran dan hidup kita sebagai hasil dari pertemuan dan pengalaman itu).

(Alister McGrath)

 

Dua unsur penting dalam spiritualitas

1)      Relasi dengan Allah (Berjumpa dengan & mengalami Allah)

2)      Transformasi (kesadaran/persepsi  & kehidupan)

 

B.      Growing Through Transition (Bertumbuh Melalui Peralihan)

 

Kisah Para Rasul 10:9-20,34

9) Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah utuk berdoa.

10) Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi,

11) Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah.

12) Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung.

13) Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: “Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!”

14) Tetapi Petrus menjawab: “Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.”

15) Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.”

16) Hal itu terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.

17) Petrus bertanya-tanya di dalm hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu. Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus.

18) Mereka memanggil seorang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di rumah itu.

19) Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: “Ada tiga orang yang mencari engkau.

20) Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari.”

………….

34) Lalu mulailah Petrus berbicara katanya; “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.

* Transisi/peralihan à minor dan major

   Transisi                     à “The process of changing”

   Akibatnya : tidak mudah, terganggu, tergoyahkan, stressful, dan bisa depresi

 

·         Kalau transisi itu dari Tuhan, disadari atau tidak, Dia beserta kita memimpin kita. Tarulah semua dalam iman dan penyerahan.

 

C.      What Strengthen Us To Move On

 

1.God Loves Us

 

Ø  “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus 5:21). à (Double transfer)

Ø  “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Roma 8:32).

Ø  “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).

 

2.Union With Christ

 

Ø  “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan mengkuduskan dan menebus kita” (1 Korintus 1:30).

Ø  “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji” (2 Korintus 13:5).

 

3.Coram Deo (In The Presence of God)

 

Ø  Mazmur 139

Ayat 1-6      à Omniscience     (Maha Tahu)

Ayat 7-10    à Omnipresence ((Maha Hadir)

Ayat 11-16  à Omnipotence    (Maha Kuasa)

 

D.      All Ready, Not Yet  à Uncomfortable Faith

 

Markus 8:34: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku”. 

  SOLI DEO GLORIA (GLORY TO GOD ALONE)


Decroly Sakul - Virginia Okt 2021

 

Tidak ada komentar: