Arsip Blog

Senin, 22 Agustus 2011

TERKENAL



Penganugrahan bintang menjadi topik tersendiri dalam Negara ini. Ya kalau benar orangnya berjasa tapi kalau Cuma sekedar untuk menghormati orang tertentu atau karena saudara, istri, anak atau relasi lainnya maka itu jadi lelucon tidak lucu.
Sangat berbeda dengan pahlawan yang mati karena telah berjasa bagi Negara. Sudah teruji dan tidak mungkin terjadi penghianatan terhadap apa yang telah diterimanya. Bukankah bintang itu terlihat jika malam hari?
Di dunia ini orang berebut mencari “yang paling”. Yang paling pintar, paling kaya, paling tinggi, paling besar, paling mulia dan paling paling. Dan ini terjadi jika pemahaman terhadap hidup hanya sampai di dunia. Hedonismepun demikian, karena tidak pernah mengetahui bahwa setelah mati ada kehidupan lain. Dan rasanya wajar dan manusiawi, wong banyak yang tidak percaya bahwa, ada DIA yang datang dari alam sana ke dunia ini. Pantaslah kalau manusia hanya terkungkung pada pemahaman hidup hanya sekali. Jadi hidup, kudu dinikmati baik-baik. Pemahaman ini membawa pada perbuatan nista lain tanpa konsekuensi apa-apa. Liar dan seronok. Tanggung jawab moral jangan harap dapat menjadi tatanan. Itulah hidup dalam kebebasan duniawi yang tanpa tanggung jawab. Seolah bebas padahal sedang terikat oleh nafsu.
Untuk itu menjadi penting ketika seorang miskin penuh borok sampai anjing menjilati boroknya tidak menjadi keperdulian orang kaya yang gemar berpesta. Orang ini sampah dalam lingkungan sosial dunia yang hipokrit. Siapa yang mau melirik. Apakah dia ada KTP atau KK? Apa ada pelayanan masyarakat mau memperdulikannya. Dia sama sekali tidak dikenal sebagai manusia. Ditabrakpun tidak ada yang perduli, apalagi yang nabrak mobil pengawal. Orangpun Cuma menyebutnya pengemis. Ada pengemis di bawah rel kereta mati dan mayatnya di dorong dalam gerobak, ada pengemis yang menggendong jasad anaknya ditangkap polisi karena dikira membawa mayat hasil pembunuhan. Orang miskin kalau mati tidak ada yang perduli, tidak ada sepeda motor yang jadi voorijder. Tidak ada iring-iringan mobil mewah apalagi sambutan para tokoh masyarakat dengan liputan kameramen sana-sini. Karena apa? dia tidak punya nama. Bandingkan dengan sang kaya, kuburannya seharga Rumah, dan nama dinisannya mungkin dilaburi emas.
Orang kaya ini dikenal oleh banyak orang, oleh dunia karena kebesaran namanya dan karena kekayaan yang dia miliki. Tapi namanya tidak disebutkan dalam kitab suci. Sangat berbeda dengan dunia. Terkenal didunia ternyata tidak menjamin sama sekali dia dikenal Kerajaan Allah.
Pilatus masih mending, tertulis dengan megah dan tiap minggu namanya di sebut diseantero gereja Am. Meskipun Pilatus dikenal bukan karena kebenarannya tetapi karena bukti bahwa benar dalam sejarah (His Story) ada orang dari ‘sana’ yang datang ke dunia. Orang kaya ini dikenal dunia, sayang Tuhan tidak mengenalnya. Sebaliknya Lazarus si miskin, dikenal! Namanya tertulis tegas di kitab Suci.
Apakah salah jadi kaya? Tidak, tapi orang kaya lebih dekat pada sikap mengutamakan kekayaan diatas segala-galanya. Saking kayanya kadang suka memerintah orang lain. Bahkan dia bisa beli kekuasaan untuk kepentingannya. Setelah ‘mati’pun orang kaya ini masih berani nyuruh Abraham. Jadi jangan heran kalau ada orang kaya nyumbang digereja, kadang ada maunya supaya dia bisa dianggap, supaya dia bisa ngatur. Bahkan banyak Pendeta bisa diatur sama dia. Wong Abraham aja di suruh. (24, 27) Semua dianggap babu, bawahannya. Kadang sok tahu, sok pintar sehingga berani ngajariAbraham bagaimana orang supaya bertobat.
Akhirat itu atau akhir hayat itu ada, dan semua harus mempertanggungjawabkan konsekuensi semasa hidup. Dikenal dunia di kenal Allah alangkah mulia, tetapi terkenal di dunia tidak dikenal Allah, nista. Dunia mencari ketenaran, Surga mencari kebenaran. Semoga kita dipilih, sehingga tercatat namanya di sana untuk memperoleh mahkota kehidupan bukan bintang jasa.
(31,…………., Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka juga tidak akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.)

Tidak ada komentar: