Hari esok kita dilupakan. Segala sesuatu akan berakhir dan sia-sia. Dalam tangan siapa hidupmu itulah yang menentukan sebuah harapan
Arsip Blog
- Juli (1)
- April (4)
- Januari (1)
- April (1)
- Juli (1)
- Maret (47)
- April (7)
- Maret (1)
- Februari (1)
- Desember (1)
- Agustus (1)
- Juli (1)
- Januari (1)
- Juni (1)
- April (1)
- Desember (3)
- November (1)
- Oktober (1)
- September (2)
- Agustus (1)
- Juni (2)
- Maret (1)
- Januari (3)
- Desember (1)
- November (1)
- Oktober (2)
- Agustus (1)
- Juni (1)
- April (1)
- Januari (1)
- Desember (2)
- Oktober (3)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juli (1)
- Juni (5)
- Mei (2)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- Januari (3)
- November (4)
- Oktober (1)
- Juli (2)
- Mei (1)
- April (3)
- Februari (1)
- Juli (4)
- Maret (3)
- Februari (2)
- Januari (2)
- November (1)
- September (3)
- Agustus (2)
- Maret (1)
- November (1)
- Juli (1)
- Juni (1)
- Mei (3)
- April (3)
- Maret (2)
- Oktober (2)
- Juni (1)
- April (2)
Selasa, 06 September 2011
Allahku Allah yang Hidup
Harus tiga kali Musa mendapat pengulangan dari Tuhan dengan ucapan Aku adalah Allah ayahmu, Allah nenek moyangmu, Allah nenek moyang mereka (Israel). Allah (Transenden) yang menyatakan diri Aku adalah Aku dan menyatakan diri Imanen Aku adalah Allah ayahmu, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub.
Dulu memang belum ada kanonisasi Alkitab dan Tuhan secara langsung mendapatkan manusia membatasi kemuliaan-Nya masuk dalam dunia yang dapat diterima indera manusia melalui telinga ciptaan, Pencipta berbicara. Kalau sekarang setelah ada Alkitab dan kemudian ada yang mengaku Allah berbicara langsung padanya,…hmmm saya musti berpikir kembali untuk dapat mempercayainya.
Musa dalam keraguan, tiga kali dipastikan dengan Aku adalah Allah Abraham Ishak dan Yakub. Musa yang dididik dalam hikmat Mesir yang peradapan sangat maju waktu itu (sehingga sampai sekarang ada cabang ilmu egyptimologi) yang telah mengenal symbol tulisan dengan mahir bahkan percaya diri tinggi, sama sekali mati gaya. Di Mesir Musa berani merelai, mencoba menjadi hakim dan punya kuasa dan pandai berbicara tetapi di Horeb, Musa adalah musa yang tidak percaya diri. Musa yang penuh ragu dan Musa yang tidak pandai berbicara bahkan ‘terpaksa’ Tuhan menyiapkan Harun mendampingi.
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub (Matius 22:32) juga dipakai oleh Tuhan Yesus membungkam Zaduki yang mencobai Dia tentang kebangkitan.
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub memastikan bahwa ada janji yang terus berlangsung dan bahwa Allah yang disembah adalah Allah yang hidup, sejati, yang menguasai waktu, menguasai semesta, tidak terikat waktu, tidak ingkar, mulia, agung, maha kuasa, maha hadir, sempurna.
Itulah sebabnya orang percaya tidak mengenal pemujaan kematian tidak ada keraguan dan kembimbangan. Ada Allah yang mengatur semesta sesuai kebijakan Agungnya. Tidak dinyana beribu pujian tercipta bahkan semesta memuji Dia Allah yang sejati.
Tapi banyak orang menyangsikan Allah Alkitab. Manusia coba mendifinisikan Allah yang dicapai dengan amal, yang dicapai dengan semedi, diimankan melalui kreasi konsep sendiri dan Allah konsep itu disembah. Allah samar-samar yang diideologikan dinyatakan dalam rangka pencarian. Tetapi Allah Alkitab menyatakan jelas….AKU ADALAH ALLAH ABRAHAM, ALLAH ISHAK dan ALLAH YAKUB jelas adalah Allah orang hidup yang melampaui kematian.
Berbahagialah mereka yang mengenal Allah yang benar. Perempuan samaria mewakili dunia sebagian yang membentuk penyembahan dan konsep Allah dan benar sesuai definisinya sendiri tetapi Kristus menyatakan bahwa Allah itu Roh dan harus disembah dalam ROH dan KEBENARAN. Tidak ada kiblat untuk meyembah-Nya karena Dia adalah ROH. Membicarakan tentang Allah yang sejati ini memiliki keterbatasan kata. Dan memang Allah Tritunggal ini terlalu sulit dipahami Akal karena memang malampaui Akal (melampaui akal berbeda sangat dengan tidak masuk akal). Itulah sebabnya ketaatan terhadap Wahyu Allah yang menyatakan akan membuka peluang terhadap pengenalan ALLAH. Apakah pencipta dapat dipahami oleh yang dicipta? Jika yang terbatas dapat memahami yang tidak terbatas maka yang tidak terbatas bukanlah sesuatu yang maha, jadi bukan TUHAN. Bagaimanapun manusia mencari tidak akan menemui Allah, kecuali Allah yang menemui-Nya terlebih dahulu . Hingga Tuhan berdoa (Yoh 17: 3) Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus yang telah Engkau utus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar