Arsip Blog

Minggu, 08 Januari 2012

Kecewa?

Bicara tentang mengikuti Tuhan adalah hal gampang tetapi melakukannya tidak mudah. Jika saya adalah Yusuf, apakah respon yang akan saya ambil dengan kenyataan harus mengalami berbagai hal menyulitkan? Mendampingi Maria yang hamil, tidak ada kompensasi. Wajib turuti penguasa dunia yang memerintahkan pendaftaran sensus penduduk. Koksekuensinya perjalanan melelahkan harus ditempuh. Waw, apakah ini yang namanya mengikuti kehendak-Nya? Menginap pun tidak ada tempat sama sekali. Tidak ada keistimewaan yang dibawa oleh Bayi yang dikandung ROH KUDUS. Padahal kata Malaikat, Bayi itu istimewa akan membawa misi keselamatan. Buktinya apa? Kesulitan demi kesulitan dihadapi! Bagaimana mungkin kenyataan demikian dapat dijadikan pengharapan bahwa Bayi itu dapat membawa keselamatan? Yang ada sekarang ‘kesengsaraan demi kesengsaraan’ dihadapi. Lihat saja, penyelamat kok lahirnya di kandang bau seperti ini? Lahir sangat hina dan harus segera melarikan diri ke Mesir dikejar Penguasa.(Umumnya penguasa politik memang tidak suka orang ini) Banyak orang justru menghadapi ‘kesulitan’ ketika mengikuti kehendak Tuhan. Berbeda dengan pengajaran populer yang berkembang saat ini seolah kesenangan semata dalam mengikuti kehendak Tuhan. Menjadi anak Tuhan akibatnya adalah keberhasilan, kekayaan, kemakmuran dan kemudahan! Sama sekali sesat dan tidak alkitabiah! Ayub yang setia mengikuti Tuhan justru memperoleh ujian sangat berat, Yesaya dipilih Tuhan untuk memberitakan kabar tetapi tidak akan di dengar, Yeremia menunjukkan tanda tetapi tidak digubris, sederet pengikut-Nya sampai pada murid-murid-Nya rela mati adalah pengikut-Nya yang setia. Tetapi kenapa dari tengah kesulitan demi kesulitan bisa terucap pujian sembah dari pengikut setia seperti ini? Paulus menganjurkan bersukacitalah! Yesus di penderitaan Salib menyuruh tangisi diri sendiri bukan mengasihaniNya. Sang Raja di atas segala Raja rela mati di Kayu Salib tetapi tidak pernah menganggap penderitaan itu sebagai sesuatu hal yang harus dikeluhkan. Kekristenan bukan kehebohan mujizat dan kemakmuran! Apa sih inti suka cita mengikuti kehendak-Nya? Kesetiaan itu benar-benar teruji jika kondisi sekitar tidak mendukung kita untuk setia. Iman itu benar-benar iman bilamana kenyataan sekitar tidak mendukung untuk mencapai apa yang diharapkan. Saya akan tenang di pesawat jika cuaca cerah. Tapi apakah saya dapat tenang dalam cuaca buruk? Era tehnologi membawa orang pada ketidaksetiaan. Gadget terus berganti dan orang tidak harus setia terus berubah sesuai jaman. Dilarutkan jaman. Bukan berarti harus ketinggalan jaman. Tetapi masalah esensial jangan dijadikan suplemen. Inilah ukuran dunia. Dunia menawarkan suka cita yang terus dicari lahiriah yang semakin dipenuhi semakin dahaga dan tidak kekal. Orang rela menyiapkan pesta Natal, berhutang, bergadang, masak, belanja dan tidak ke gereja. Inilah keinginan lahiriah. Bagaimana kata orang nanti kalau tidak ada persiapan. Tidak pernah bertanya apakah yang telah kusiapkan untuk Tuhan? Manusia lebih tergerak oleh hal sepele mengabaikan prinsip. Yusuf adalah bodoh menurut dunia, melakukan sesuatu yang ganjil dan aneh. Tidak masuk diakal. Demikian juga pengikut Tuhan (yang setia) pada umumnya. Ada seorang pendeta divonis penyakit kanker apa yang terjadi? Memarahi Tuhan? Tidak justru semakin aktif melayani karena berpikir waktu hidup tinggal sedikit maka waktu bekerja untuk Dia, harus diperbanyak . Ajaibnya pendeta itu sampai sekarang masih hidup dan paling produktif. Pola pikir benar-benar diarahkan sesuai dengan apa yang DIa kehendaki bukan apa yang Aku kehendaki yang Tuhan harus lakukan. Orientasi kesenangan bukan untuk diri tetapi kesenangan karena melakukan Kehendak-Nya. Suka cita dapat diberikan dunia tetapi segera sirna tetapi sukacita sejati adalah ketika hati diisi oleh Tuhan sehingga kondisi apapun yang dialami dia tetap memiliki kekuatan untuk menghadapi dan mampu bersyukur merasakan penyertaan Nya. Nahkoda yang teruji bukan di lautan tenang, penerbang teruji bukan di cuaca cerah dan bukankah bintang hanya terlihat pada malam hari? Ada orang bertemu kesulitan mulai mencari pegangan lain. Karena berdoa pada Tuhan, kondisi, keadaan, situasi tidak berubah. Tidak ada kemudahan. Mulai berhitung dan ‘ngedumel’ saya sudah begini, sudah berpuasa tetapi kenapa Tuhan tidak melakukan apa yang kuminta? Disini titik Kritis untuk tetap setia atau dihancurkan kenyataan sekitar. Seorang anak marah sama orang tuanya. Satu permintaan dia hari itu tidak dituruti. Orang tua dimarahin habis-habisan, ngambek. Malamnya ayahnya berkata; “nyong, coba kau hitung hari ini berapa kemauanmu yang ayah turuti? Bahkan ada yang bukan kemauanmu ayah berikan? Ayo cepat hitung! Ayahnya mulai marah. Dan anak itu mulai menghitung. Anak itu diam karena ternyata ada 10 hal baik yang diterima dia sepanjang hari itu tapi ngambek untuk satu hal yang tidak dituruti. Ayub yang saleh berujar pada istrinya (Ayub 2:10) “jangan hanya mau menerima hal yang baik dari Allah…..” Singkatnya, engkau mengikuti Kristus, Saleh, Setia dan taat maka bersiaplah untuk diuji.

Tidak ada komentar: