Arsip Blog

Selasa, 14 Januari 2014

KAFIR

Kalau balik dikatakan Kafir apa mau terima?

Sedih lihat negeri sendiri. Tidak sama agama dikatakan kafir!
Memang Tuhan sudah konfirmasi ke  Anda kalau Anda yang benar? Apa Tuhan sudah ngomong langsung ke telinga Anda,   bahwa agama Anda yang benar?

Negeri Barat dikatakan kafir! Tapi heran, orang tamasya, bersekolah kok jauh-jauh di negara kafir. Jangankan sekolah bahkan tinggal di negeri kafir. Rame-rame jadi imigran dan senang hidup disana dibanding menetap negara sendiri. Tidak perduli resiko tenggelam di kapal mengungsi yang penting hidup di negeri kafir! 
Orang sebangsa setanah air berbeda agama dikatakan kafir! Orang yang berjuang bersama mencapai kemerdekaan, dikatakan kafir.Agama urusan pribadi dengan Pencipta bukan urusan negara. Negara akan berakhir dan selalu berganti pimpinan tapi agama abadi. Jangan paksakan yang abadi dan ideal didalam ranah terbatas dan telah jatuh dalam dosa.

Beragama Cuma berdasarkan dengar dari orang, tapi berani kafirkan orang lain.
Bukankah Tuhan yang berhak melaknat!
Angkuh dan melebihi Tuhan sampai isi ceramah menyebarkan kebencian. Tidak perduli mahluk ciptaan lain, yang penting diri sendiri dianggap paling benar! 
Tidak boleh orang kafir jadi pemimpin! Kafir tidak boleh dirikan bangunan ibadahnya. Ini tempat suci! Tidak boleh ada orang kafir hidup dilingkungan sini apalagi beribadah di tempat ini!
Aneh, dunia ciptaan Tuhan dirasa milik dia semata.

Kalau dikatakan balik Anda kafir,  apa Anda bisa terima? Ingat logika anda berpikir bisa dipakai sebagai landasan berpikir orang lain yang berbeda dengan anda!

Kalau yakin  benar, biarlah pelihara kebenaran itu untuk kedamaian semua bukan untuk membenci satu dengan yang lain! 
Kalau yakin agama sendiri benar maka jangan takut dengan kepercayaan orang lain. 
Kalau yakin benar, nanti pada saat  mati kita akan tahu karena Tuhan sendiri yang akan menyambut. 
Camkan, masalah benar atau tidak tentang keyakinan adalah masalah nanti. 
Jadi beriman saja baik-baik. Tidak usah urusin iman orang lain. Jangan paksa karena keyakinan terlalu pribadi sifatnya. Oleh sebab itu dalam satu keluarga kadang  bisa berbeda keyakinan.

Sayang sekali negeri ini  dibangun dari rasa kebersamaan dari semua unsur berbeda di dalamnya semakin larut pada ketajaman perbedaan. Perbedaan yang merupakan kekayaan dijadikan ajang saling hujat dan benci. Budaya sendiri dikangkangi tapi budaya timur tengah dipantengi.


Negeriku, oh negeri cintaku!  

Tidak ada komentar: