Arsip Blog

Rabu, 22 Januari 2014

Penderitaan dan Harapan

Rangkuman Tulisan oleh Decroly Sakul (Virginia-USA  21 Januari 2014)

Bahan Renungan
I.                    Latar Belakang

Kadang tuduhan sangat berat menimpa kita di saat kita justru sedang berjuang untuk kepentingan banyak orang termasuk untuk kepentingan orang yang menuduh. Semakin sakit bila yang menuduh berpikiran sempit sehingga hanya menerima informasi sepihak.
Kadang penderitaan begitu kuat mendera kita dan kita merasa seolah Tuhan membiarkan. Kondisi sekitar kadang membawa kita pada rasa putus asa dan kehilangan pengharapan.

II.                  Garis Besar (outline) Khotbah Dr David Jeremiah

Apa Yang Anda Takutkan
(Baca Mazmur 37:1-40)
Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
    Jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang” Maz 37:1

1.       Putuskan untuk percaya kepada Tuhan.
Mazmur 37:3 Percayalah kepada Tuhan....
Mazmur 37:5 ....Percayalah kepada-Nya,..........
Mazmur 37:25...tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan,......
Lihat juga Filipi 4:19 dan II Korintus 9:8

2.       Lakukan hal-hal yang memuliakan Tuhan
Mazmur 37:3 ...Lakukanlah yang baik....
Lihat juga Efesus 2:10 dan II Timotius 3: 17

3.       Berlakulah Setia
Mazmur 37:3...berlakulah setia
Dalam Mazmur 37:3 terdapat tiga prinsip
-          Percaya kepada Tuhan
-          Lakukanlah yang baik
-          Berlakulah setia

4.       Bergembiralah karena Tuhan
Mazmur 37:4 dan bergembiralah karena Tuhan,.....

5.       Baktikan hidupmu kepada Tuhan
Mazmur 37:5 Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan.....

6.       Serahkan kekuatiranmu kepada Tuhan
Mazmur 37:7 Berdiam dirilah di hadapan Tuhan....
Lihat juga II Petrus 1:7

7.       Latihlah dirimu untuk menantikan Tuhan
Mazmur 37:7...dan nantikanlah Dia

III.                Kutipan dari buku the ABC’s of Wisdom oleh Ray Pritchard
(Sedikit dimodifikasi)

Seorang Murid
        Waktu-waktu yang sulit memberikan kita beberapa pelajaran yang sangat penting untuk pertumbuhan spiritual. Ketika waktu sulit datang jadilah seorang murid bukan seorang korban.

*Seorang korban mengatakan, “Mengapa ini terjadi pada saya?”
   Seorang murid mengatakan, “Apa yang dapat dipelajari dari ini?”
*Seorang korban percaya waktu sulit menimpanya disebabkan karena Tuhan sedang
                     mencoba menghukumnya.
                     Seorang murid mengatakan,  bahwa Tuhan mengizinkan waktu sulit guna menolongnya
                     Bertumbuh.
                  *Seorang korban lebih suka mengeluh daripada mencari sebuah solusi.
                     Seorang murid tidak mempunyai waktu untuk mengeluh karena ia sibuk berbua terbaik dari
                     situasinya.
                  *Seorang korban memohon kepada Tuhan untuk menyingkirkan semua problem Kehidupan
                     agar dia bisa bahagia.
                    Seorang murid telah belajar melalui problem-problem kehidupan dimana Tuhan
                     Sendirilah adalah sumber dari semua kebahagiaan yang benar.
                  *Seorang korban kawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang dia
                    Seorang murid mengerti bahwa hanya satu hal yang menjadi persoalan yaitu apa yang Tuhan
                    pikirkan tentang dia.

Banyak hal terjadi pada kita diluar kendali kita. Dalam keadaan seperti itu, kita semua adalah korban dari situasi-situasi yang tidak diharapkan. Sayangnya, beberapa orang tidak pernah bangkit dan keluar dari keadaan sebagai korban. Tetapi seharusnya itu tidak menjadi seperti demikian. Kita mempunyai kesempatan memilih cara untuk menjawab hal –hal yang terjadi  pada kita. Memang kita tidak dapat mengontrol setiap keadaan yang membuat kita sengsara, tetapi kita bisa mengontrol bagaimana kita menjawabnya. Dengan anugerah Tuhan kita bisa memutuskan untuk menjadi murid, bukannya korban pada saat kita menghadapi cobaan-cobaan kehidupan.
Banyak dari kita telah tertipu dengan mempercayai paradigma dunia yang mengatakan bahwa kesengsaraan itu jelek dan memalukan. Oleh karena itu harus dihindarkan atau dihilangkan kapan saja. Itu sebabnya kita sering menjadi korban.
Kita sebagai murid Kristus percaya bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan...(Roma 8:28)

IV.                Garis Besar (Outline) Khotbah dari Dr David Jeremiah
Apa yang Anda Takutkan
Bahaya: Ketakutan akan Kesulitan Besar
(Markus 4:35-41)

1.       Kemungkinan adanya badai kesulitan dalam kehidupan kita.
Markus 4:35-37...
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyebur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.

2.       Paradoks dari badai kesulitan dalam kehidupan kita
Acap kali kita berada di dalam badai kesuitan bukan karena kita telah tidak taat kepada Tuhan, melainkan kita sedang mentaati Tuhan. Badai kesulitan tidak selalu sebagai hukuman (tegoran dengan kasih) karena kurang ketaatan, kadang-kadang justru sebagai hasil dari ketaatan.

3.       Hadirnya badai di dalam kehidupan kita
Markus 4:38....”Guru,  Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”

4.       Kedamaian dalam badai kehidupan
Markus 4:39...”Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu
                            menjadi  teduh sekali.

5.       Tujuan dari badai kesulitan dalam kehidupan kita
Mazmur 119:67 Sebelum aku tertindas, aku menyimpang tetapi sekarang
                              aku berpegang pada janji-Mu
Mazmur 119:71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar
                                Ketetapan-ketetapan –Mu
Kesulitan tidak membuat kita jadi korban, melainkan justru kesulitan membuat kita bertumbuh secara spiritual.

6.       Hasil dari badai kesulitan dalam kehidupan kita
Makus  4:40-41 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu taku?”
                               Mengapa kamu tidak percaya?
           Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain;
“Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”

                                Percaya menemukan keyakinan, tidak percaya menemukan ketakutan

7.       Janji-janji untuk yang mengalami badai kesulitan
A.      Firman Tuhan menjamin kita akan melewati badai dengan selamat.
Markus 4:35 dan 5:1
o   ....Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.”
o   Lalu sampailah mereka di seberang danau, .....
B.      Firman Tuhan memperingati kita untuk mengharapkan badai
Yacobus 1: 2
o   Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagian, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.
I Petrus 4: 12-13
o   Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah –olah ada sesuatu luar biasa terjadi atas kamu
o   Sebaliknya, bersukacitalah,.......
C.      Firman Tuhan mengatakan bahwa Penyelamat ada bersama kita di dalam perahu kehidupan.
Ibrani 13:5
Matius 28:20
Lebih baik kita berada di tengah-tengah badai kesulitan bersama Tuhan Yesus daripada kita berada dalam situasi aman sentosa tanpa Tuhan Yesus
D.      Firman Tuhan mengegaskan bahwa Tuhan mengusir ketakutan.
Mazmur 56:4
-          Waktu aku takut
aku ini percaya kepada-Mu
Yesaya 12: 2
-          Sungguh, Allah itu keselamatanku;
aku percaya dengan tidak gemetar (takut)

V.                  Renungan harian dari buku Walk with God oleh Chris Tiegreen

Menolak untuk Melarikan Diri
Mazmur 55: 5-9, 17-19

Daud adalah seorang yang berkenan di hati Allah, dan seorang raja yang besar serta diurapi. Tetapi di dalam banyak hal, dia persis seperti kita. Mazmur 55 adalah sebuah contoh, ketika tekanan muncul, satu-satunya keinginan Daud adalah melarikan diri.
Kita semua mempunyai dorongan-dorongan seperti itu. Ketika hidup mendapatkan tekanan yang hebat dan kesulitan-kesulitan nampaknya tidak memberikan jalan keluar, satu-satunya  keinginan kita adalah keluar dari situasi itu. Setiap orang Kristen yang dipersiapkan oleh Allah dan diuji sampai pada batas-batas kesanggupannya yang dapat dimengerti:  Ada waktunya bila kita akan melakukan sesuatu kalau Allah mau menyingkirkan kita dari ujian kita. Kita akan berdoa untuk jelan keluarnya, tetapi Allah sering meninggalkan kita dikelilingi oleh masalah sampai waktu-Nya tiba.
Allah tidak menolak perasaan-perasan demikian. Ia yang menciptakan kita dan Ia tahu kelemahan-kelemahan kita. Ia mengerti dorongan hati kita untuk melarikan diri dari kesulitan-kesulitan apa saja yang kita hadapi. Tetapi Ia juga menuntut akan daya tahan kita, karena itu akan mendatangkan hasil-hasil rohani yang tak ada cara lain dapat menyelesaikannya. Dan tidak ada cara lain untuk belajar daya tahan selain daripada memikulnya. Kita tidak dapat belajar tentang itu hanya dalam prinsip atau dalam teori; hanya melalui penderitaan kita bisa mengerti itu. Kita harus diletakkan dalam suatu posisi dimana kita harus bersandar pada Allah kita dan belajar tentang jalan-jalan-Nya. Pengalaman adalah satu-satunya cara mengenal Dia.
Kabar baik buat mereka yang melewati ujian-ujian dan penderitaan yang berat yaitu sekali dorongan hati untuk melarikan diri dipatahkan, Allah menyelamatkan. Ketika daya tahan berhasil, Allah menghilangkan kesengsaraan yang kita pikul. Setiap ketakutan dari ayat 5-9 diikuti oleh setiap berkat 17-19. Allah  kita tidak meninggalkan kita dalam kesulitan-kesulitan kita. Ia telah meletakkan kita disana untuk menemukan persediaan-Nya. Ia tidak akan menahannya untuk jangka waktu tidak terbatas. Akan ada suatu hari untuk pelepasan. Allahlah yang bertahta untuk selama-lamanya bukan penderitaan. Kita tidak perlu lari. Kita hanya datang kepada Allah yang bertahta di atas penderitaan kita.

Amin


 Decroly Sakul 

Tidak ada komentar: