1.)
Solidaritas
dalam Penderitaan
Pada suatu waktu tertentu, banyak dari orang kudus Allah berada di penjara.
Penjara bisa sungguh harafiah, atau itu merupakan suatu akibat dari keadaan
sekitar. Itu bisa berupa hutang yang berhubungan dengan keuangan, suatu hubungan yang retak, suatu penyakit
fisik, atau suatu situasi lai yang menekan.
Satu masalah besar di dalam gereja adalah ketika orang-orang Kristen
melihat pada saudara-saudara lelaki dan perempuan mereka yang meringkuk dalam
penjara serta menganggap bahwa Allah tidak
bermurah hati pada mereka. Paulus mengalami fenomena demikian. Kita
membaca Rasul-penjaranya dan kagum pada penderitaannya sebagai akibat
pelayanannya. Tetapo banak dari orang-orang sebayanya tidak ikut kagum. Mereka
melihat kesulitannya sebagai suatu tanda dari ketidaksukaan Allah dan heran
mengapa seseorang dengan begitu banyak potensi telah jatuh begitu dalam.
Penjara Allah penuh dengan orang-orang yang dikasihinya. Tuhan menggunakan pengalaman-pengalaman itu dengan
hebat seperti yang Ia lakukan pada Paulus, Yusuf, Yohanes pembaptis, Yohanes
sang murid, dan banyak contoh-contoh
lain di dalam Kitab Suci. Sebenarnya terbanyak dari mereka yang Tuhan telah
gunakan dalam cara-cara yang penuh kuasa telah mengalami suatu hukuman penajra,
tahanan atau kesepian yang ditakdirkan langsung oleh Dia.
Apakah anda dalam penjara? Anda mungki tidak secara harafiah berada di
penjara, tetapi keadaan lingkungan anda bisa membuat anda merasakan
seolah-oelah ada didalamnya. Jangan putus asa; itu tidak akan bertahan
selamanya. Itu ditakdirkan oleh Allah dan didisain baik untuk kesaksian anda
sekarang ini atau kegunaan masa depan. Tuhan sedang membersihkan dan membentuk anda serupa dnegan gambar-Nya.
Kesamaam yang persis seperti Anak-nya yang disalib.
Apakah anda mengenal seseorang dalam penajara atau dalam situasi yang sangat menekan? Jangan menhalahkan. Allah
sedang menyoroti saksi dari orang-orang kudus-Nya buat gereja-Nya untuk memutar
balik kejatuhan yang nampak. Solidaritas adalah resep-Nya bagi orang-orang
percaya.
Berdoa untuk mereka yang menderita dan beri bantuan kepada mereka sesuai
dengan kemampuan anda. Tunjukkan solidaritas anda kepada seorang anak Tuhan
yang tersandera oleh pelbagai hal yang sangat sulit.
(walk with God Dovotional by Christ Tiegreen)
2.)
Kesimpulan-kesimpulan
yang keliru dari suatu pandangan cacat tentang Profidensi.
Jangan berani kita membuat kesalahan seperti yang dilakukan oleh
teman-temannya Ayub, berpikir kita dapat menyelidiki pekerjaan dari providensi
dan dengan demikian mengerti pikiran
Allah. Teman-temannya berpikir bahwaw penderitaan Ayub merupakan bukti
Ayub bersalah dari dosa yang dirahasiakan. Kenyataannya, yang benar adalah
sebaliknya. Karena itu jelas dari banyak bagian di Kitab Suci membutktikan
bahwa kita tidak bisa mengetahui pikiran Allah.
Dengan demikian, kita tidak dapat menduga bahwa kita tahu arti atau maksud
dari setiap nasib baik atau nasib buruk yang menimpa. Sering orang fasik
kelihatannya menjadi makmur dan mengalami kebaikan Allah: “Aku melihat
seseorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras
Libanon.”(Maz. 37:35)
“Sesungguhnya,
itulah orang-orang fasik, mereka menambah harta benda dan senang
selamanya!”(Mazmur 73:12). Oleh sebab itu apa yang leihatan seperti berkat dari
atas bukan bukti dari kemurahan Allah. Jangan berpikir sedetikpun bahwa
kemakmuran adalah bukti dari restu Tuhan. Mereka yang berpikir dengan cara
demikian condong kesasar (sesat).
Pada sisi yang lain, orang benar
acap kali menderita:”memang setiap orang yang mau beribadah di dalam Kristus
Yesus akan menderita aniaya”(II Tim 3:12). “Sebab kepada kamu dikaruniakan
bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk
Dia”(Filipi 1:29)
Tetapi Allah menggunakan
penderitaan seperti itu untuk mengerjakan banyak kebaikan:”Kita tahu sekarang
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yangmengasihi Dia, ...” (Roma 8:28).
Dengan kata lain, orang yang tidak percaya dan tidak menyesal
melakukan hal-hal yang kelihatannya baik
tetapi selalu berakhir dalam kejahatan. Tetapi untuk anak-anak milik Allah,
bahkan kesulitan dan disiplinpun dimaksudkan untuk kebaikan. (Kejadian 50:20).
Oleh karena itu bencana terbesar dari perpektif kita sebenarnya mungkin sebagai
suatu tanda dari kasih setia Allah.
Dengan demikian sebagai
refleksi, apa yang sebaian terbesar dari orang dunia melihat penderitaan
sebagai bencana dan apa yang sebagaian terbesar orang Kristen menduga itu
merupakan hukuman yang keras, niscaya itu adalah suatu tanda dari kemurahan
Tuhan. Itu Pasti merupakan suatu peringatan dari hukuman terbesar yang akan
datang. Tetapi seperti sebagaian terbesar dari peristiwa-peristiwa yang kita
anggap tragedi bencana itu sebenarnya mempunyai suatu campuran dari kedua hal yaitu kebaikan dan
keadilan Allah.
Bagaimanapun juga, jelaslah kita
tidak dapat mengetahui pikiran Allah. Oleh karena itu ada banyak perangkap
dalam menghindari kedual hal baik bertanya maupun menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sulit tentang kasih Allah. Dengan hal-hal tersebut
di atas ada dalam pikiran, kita dapat menyelidiki dengan sunguh-sungguh apa
yang Allah sendiri wahyukan di dalam Firman-Nya dan kita pasti akan menemukan
bahwa itu adalah suatu pelajaran yang sangat berbuah.
(The Love of God by John Mac Arthur, Jr)
3.)
Menghindari
suatu Teologi yang salah tentang Penderitaan
Masa jabatan Martin Luther di biara adalah masa-masa depresi secara rohani.
Ia disiksa oleh perasaan bersalah yang tak henti-hentinya bersamaan dengan
suatu ketakutan yang sangat menedot perhatian tentang murka Allah (The Wrath of
God). Mengapa seorang yang berpendidikan mau retreat ke biara yang tandus dan
memperlakukan dirinya dengan hukuman fisik yang diakibatkan diri sendiri?
Jawabannya bisa diketemukan secara sebagian, walaupun tidak secara penuh,
dalam suatu konsep yang muncul dalam
sejarah gereja yang menayamakan penderitaan dengan jasa. Rahib-rahib menyingkir
ke padang gurun untuk mencari bentuk-bentuk yang keras dari pertapaan dan
penolakan diri tidak hanya sebagai bentuk disiplin rohani untuk mempertahankan
kebergantungan yang sehat pada karunia Allah, tetapi juga untuk mencari jasa
yang menguduskan.
Satu teks Alkitabiah yang sering dikutip sebagai jaminan untuk aktivitas
demikian adalah Kolose 1:24. Paulus menulis: “Sekarang aku bersukacita bahwa
aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yagn
kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” Kata-kata
kunci dari ayat ini adalah “menggenapkan*1 ....apa yang kurang dari penderitaan
Kristus”
Suatu teologi yang salah tentang penderitaan timbul dan dibangun pada
hipotesa yaitu penderitaan yang berjasa oleh Yesus, walaupun penting untuk
penebusan dari umat Allah, dianggap belum lengkap –ada tambahan jasa yang
ditambahkan pada hal tersebut dengan penderitaan- penderitaan orang kudus.
Renungkan kebenaran ini: Penderitaan Kristus tidak dapat ditambah oleh jasa
anda. Itu telah sempurna
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk
kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya (I Petrus 2:21)
*1 Menggenapkan ....apa yang kurang pada
penderitaan Kristus. Tidak berarti bahwa ada suatu kekurangan dalam pengorbanan
yang menebus oleh Kristus. Melainkan itu berarti bahwa Paulus menderita
kemalangan karena ia sedang memberitakan kabar baik dari penebusa Kristus.
Kristus menderita di atas kayu salib untuk menebus dosa, dan Paulus menggenapi
penderitaan Kristus dengan mengalami penderitaan tambahan demi kepentingan
untukk membawa kabar baik kepada dunia kita yang sudah tersesat. (Kolose 1:24
NIV Study Bible)
4.)
Penderitaan
demi Kebenaran
“Pembenaran
hanya melalui iman” dari Martin Luther adalah suatu teriakan perlawanan demi
kecukupan dari jasa Kristus dan kemurahan penebusan. Seomboyan Sola Fide (Hanya
melalui iman) hanyalah suatu kepanjangan dari kepercayaan Agustinus sebelumnya,
Sola Gracia (Hanya oleh anugerah).
Apa yang kurang
dari penderitaan Kristus bukanlah jasa. Tidak ada seorangpun dapat
mengurangi atau menambah pada jsa Kristus. Jasa-Nya tidak boleh ada pengurangan
atau penambahan pekerjaan. Pekerjaan kita yang terbaikpun selalu dinodai oleh
dosa kita. Kita adalah orang-orang yang berhutang dan tidak dapat membayar
hutang kita, apalagi memperoleh suat ukelebihan dari jasa kita.
Kalau begitu apa
yang Paulus maksudkan dengan menggenapkan apa yang kurang? Jika kekurangan
bukan jasa apa itu? Paulus berulang-ulang menekankan ide itu yaitu Gereja,
Tubuh Kristus, dipanggil untuk suatu keikut-sertaan dengan rela dalam kehinaan
dan penderitaan Yesus. Bagi Paulus, bersama orang Kristen, itu adalah merupakan
kehormatan yang luar biasa untuk dianiaya demi kebenaran. Jadi untuk
menderita demi kepentingan kebenaran adalah suatu hal, dan untuk menderita demi
jasa adalah suatu hal yang lain.
Jika anda sedang menderita renungkan
pertanyaan-pertanyaan ini: Apakah itu di
sebabkan oleh keputusan anda yang jelek? Apakah itu disebabkan oleh keadaan
lingkungan anda? Apakah anda sedang menderita demi kepentingan Kebenaran? Atau
apakah penderitaan anda diakibatkan oleh diri sendiri?
Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan
kemuliaan-Nya (I Pertrus 4:13)
(In the Presence of God by R. C. Sproul)
Yesus dan Persoalan Kita
(Markus 6:30-44)
Yohanes 6
26 Yesus menjawab mereka: “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku,
bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan
roti itu dan kamu kenyang
27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa,
melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan
diberikan anak manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah,
dengan materai-Nya “
I.
Identifikasi
masalah-masalah kita
Markus 6: 30-34
makanpun mereka tidak sempat
Yohanes 6: 5 banyak orang berbondong-bondong
datang kepada-Nya
Suatu definisi Alkitabiah tentang masalah-masalah.
Masalah adalah situasi yang direncanakan oleh
Allah untuk membawa kita berhadapan muka dengan kekurangan-kekurangan kita agar
supaya kita mampu melihat kecukupan-Nya sebagai satu-satunya pilihan.
A.
Masalah
dari waktu yang tidak cukup
Markus 6: 35........hari sudah mulai malam
B.
Maslah
dari tempat yang sukar
Markus 6: 35 ....”tempat yang sunyi
C.
Masalah
dari sumber-sumber yang tidak cukup
Markus 6: 37 hanya ada 200 dinar untuk memberi
makan ribuan orang
Markus 6: 44
Matius 14: 21
II.
Menetapkan
kemungkinan-kemungkinan kita
A.
Pendekatan
yang tidak mempunyai perasaan
Markus 6: 36
Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli
makanan di desa-desa dan dikampung-kampung di sekitar ini.
B.
Pendekatan
yang memperhitungkan semua
Markus 6:37
Kata mereka kepada-Nya “Jadi haruskah kami membeli
roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?
Yohanes 6: 5-7 ..........
Jawab Filipus kepada- Nya: “Roti seharga dua ratus
dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat
sepotong kecil saja.
C.
Pendekatan
yang sangat merasa kasihan
Markus 6: 37 ...”kamu harus memberi mereka makan!”
Matius 14: 14 ....maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada
mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
III.
Menemukan
Potensi Kita
Markus 6: 38 ..............
Sesudah memeriksanya,
mereka berkata “lima roti dan dua ikan”.
Yohanes 6: 8-9..... Disini ada seorang anak yang mempunyai lima roti
jelai dan dua ikan..
Matius 14: 17-18 Jawab mereka:
“Yang
ada pada kami disini hanya ada lima roti dan dua ikan.”
Yesus berkata: “bawalah kemari kepada-Ku.”
IV.
Mengembangkan
Rencana Kita
A.
Mengatur
Orang-orang
Markus 6:
39-40.......
Supaya semua
duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau
B.
Menguduskan
Rencana
Markus 6:1
......
Ia menegadah ke
langit dan mengucap berkat
C.
Menjalankan
Program
Markus 6:41.......
Lalu memecahkan
roti itu dan membeirkannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada
orang-orang itu.
D.
Mengevaluasi
Kemajuan
1.
Orang-orang
menjadi puas
Markus 6: 42-43
Dan mereka semua makan sampai kenyang
2.
Sang
Penyelamat dipuja
Yohanes 6:
14.......
“Dia ini adalah
benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia .”
3.
Membuat
prinsip menjadi lebih penting
Markus 6: 42- 43
à Masih sisa 12 bakul penuh
Yohanes 6: 33.
35 à...
Kata Yesus
kepada mereka: “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan
lapar lagi dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Yesaya 52:1-2
(Outline khotbah Dr. David Jeremiah)
Tulisan Rangkuman dari Decroly Sakul email 30 Januari 2014 fr.Virginia USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar