Arsip Blog

Rabu, 05 Februari 2014

PENDERITAAN

1.)    Solidaritas dalam Penderitaan
Pada suatu waktu tertentu, banyak dari orang kudus Allah berada di penjara. Penjara bisa sungguh harafiah, atau itu merupakan suatu akibat dari keadaan sekitar. Itu bisa berupa hutang yang berhubungan dengan keuangan,  suatu hubungan yang retak, suatu penyakit fisik, atau suatu situasi lai yang menekan.
Satu masalah besar di dalam gereja adalah ketika orang-orang Kristen melihat pada saudara-saudara lelaki dan perempuan mereka yang meringkuk dalam penjara serta menganggap bahwa Allah tidak  bermurah hati pada mereka. Paulus mengalami fenomena demikian. Kita membaca Rasul-penjaranya dan kagum pada penderitaannya sebagai akibat pelayanannya. Tetapo banak dari orang-orang sebayanya tidak ikut kagum. Mereka melihat kesulitannya sebagai suatu tanda dari ketidaksukaan Allah dan heran mengapa seseorang dengan begitu banyak potensi telah jatuh begitu dalam.
Penjara Allah penuh dengan orang-orang yang dikasihinya. Tuhan  menggunakan pengalaman-pengalaman itu dengan hebat seperti yang Ia lakukan pada Paulus, Yusuf, Yohanes pembaptis, Yohanes sang murid,  dan banyak contoh-contoh lain di dalam Kitab Suci. Sebenarnya terbanyak dari mereka yang Tuhan telah gunakan dalam cara-cara yang penuh kuasa telah mengalami suatu hukuman penajra, tahanan atau kesepian yang ditakdirkan langsung oleh Dia.
Apakah anda dalam penjara? Anda mungki tidak secara harafiah berada di penjara, tetapi keadaan lingkungan anda bisa membuat anda merasakan seolah-oelah ada didalamnya. Jangan putus asa; itu tidak akan bertahan selamanya. Itu ditakdirkan oleh Allah dan didisain baik untuk kesaksian anda sekarang ini atau kegunaan masa depan. Tuhan sedang membersihkan dan  membentuk anda serupa dnegan gambar-Nya. Kesamaam yang persis seperti Anak-nya yang disalib.
Apakah anda mengenal seseorang dalam penajara atau dalam situasi yang  sangat menekan? Jangan menhalahkan. Allah sedang menyoroti saksi dari orang-orang kudus-Nya buat gereja-Nya untuk memutar balik kejatuhan yang nampak. Solidaritas adalah resep-Nya bagi orang-orang percaya.
Berdoa untuk mereka yang menderita dan beri bantuan kepada mereka sesuai dengan kemampuan anda. Tunjukkan solidaritas anda kepada seorang anak Tuhan yang tersandera oleh pelbagai hal yang sangat sulit.
(walk with God Dovotional by Christ Tiegreen)


2.)    Kesimpulan-kesimpulan yang keliru dari suatu pandangan cacat tentang Profidensi.

Jangan berani kita membuat kesalahan seperti yang dilakukan oleh teman-temannya Ayub, berpikir kita dapat menyelidiki pekerjaan dari providensi dan dengan demikian mengerti pikiran  Allah. Teman-temannya berpikir bahwaw penderitaan Ayub merupakan bukti Ayub bersalah dari dosa yang dirahasiakan. Kenyataannya, yang benar adalah sebaliknya. Karena itu jelas dari banyak bagian di Kitab Suci membutktikan bahwa kita tidak bisa mengetahui pikiran Allah.
Dengan demikian, kita tidak dapat menduga bahwa kita tahu arti atau maksud dari setiap nasib baik atau nasib buruk yang menimpa. Sering orang fasik kelihatannya menjadi makmur dan mengalami kebaikan Allah: “Aku melihat seseorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon.”(Maz. 37:35)
“Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik, mereka menambah harta benda dan senang selamanya!”(Mazmur 73:12). Oleh sebab itu apa yang leihatan seperti berkat dari atas bukan bukti dari kemurahan Allah. Jangan berpikir sedetikpun bahwa kemakmuran adalah bukti dari restu Tuhan. Mereka yang berpikir dengan cara demikian condong kesasar (sesat).
                Pada sisi yang lain, orang benar acap kali menderita:”memang setiap orang yang mau beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya”(II Tim 3:12). “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”(Filipi 1:29)
                Tetapi Allah menggunakan penderitaan seperti itu untuk mengerjakan banyak kebaikan:”Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yangmengasihi Dia, ...” (Roma 8:28).
                Dengan kata lain,  orang yang tidak percaya dan tidak menyesal melakukan hal-hal  yang kelihatannya baik tetapi selalu berakhir dalam kejahatan. Tetapi untuk anak-anak milik Allah, bahkan kesulitan dan disiplinpun dimaksudkan untuk kebaikan. (Kejadian 50:20). Oleh karena itu bencana terbesar dari perpektif kita sebenarnya mungkin sebagai suatu tanda dari kasih setia Allah.
                Dengan demikian sebagai refleksi, apa yang sebaian terbesar dari orang dunia melihat penderitaan sebagai bencana dan apa yang sebagaian terbesar orang Kristen menduga itu merupakan hukuman yang keras, niscaya itu adalah suatu tanda dari kemurahan Tuhan. Itu Pasti merupakan suatu peringatan dari hukuman terbesar yang akan datang. Tetapi seperti sebagaian terbesar dari peristiwa-peristiwa yang kita anggap tragedi bencana itu sebenarnya mempunyai suatu  campuran dari kedua hal yaitu kebaikan dan keadilan Allah.
                Bagaimanapun juga, jelaslah kita tidak dapat mengetahui pikiran Allah. Oleh karena itu ada banyak perangkap dalam menghindari kedual hal baik bertanya maupun menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit tentang kasih Allah. Dengan hal-hal tersebut di atas ada dalam pikiran, kita dapat menyelidiki dengan sunguh-sungguh apa yang Allah sendiri wahyukan di dalam Firman-Nya dan kita pasti akan menemukan bahwa itu adalah suatu pelajaran yang sangat berbuah.
(The Love of God by John Mac Arthur, Jr)

3.)    Menghindari suatu Teologi yang salah tentang Penderitaan

Masa jabatan Martin Luther di biara adalah masa-masa depresi secara rohani. Ia disiksa oleh perasaan bersalah yang tak henti-hentinya bersamaan dengan suatu ketakutan yang sangat menedot perhatian tentang murka Allah (The Wrath of God). Mengapa seorang yang berpendidikan mau retreat ke biara yang tandus dan memperlakukan dirinya dengan hukuman fisik yang diakibatkan diri sendiri?
Jawabannya bisa diketemukan secara sebagian, walaupun tidak secara penuh, dalam suatu konsep  yang muncul dalam sejarah gereja yang menayamakan penderitaan dengan jasa. Rahib-rahib menyingkir ke padang gurun untuk mencari bentuk-bentuk yang keras dari pertapaan dan penolakan diri tidak hanya sebagai bentuk disiplin rohani untuk mempertahankan kebergantungan yang sehat pada karunia Allah, tetapi juga untuk mencari jasa yang menguduskan.
Satu teks Alkitabiah yang sering dikutip sebagai jaminan untuk aktivitas demikian adalah Kolose 1:24. Paulus menulis: “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yagn kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” Kata-kata kunci dari ayat ini adalah “menggenapkan*1 ....apa yang kurang dari penderitaan Kristus”
Suatu teologi yang salah tentang penderitaan timbul dan dibangun pada hipotesa yaitu penderitaan yang berjasa oleh Yesus, walaupun penting untuk penebusan dari umat Allah, dianggap belum lengkap –ada tambahan jasa yang ditambahkan pada hal tersebut dengan penderitaan- penderitaan orang kudus.

Renungkan kebenaran ini: Penderitaan Kristus tidak dapat ditambah oleh jasa anda. Itu telah sempurna

Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti  jejak-Nya (I Petrus 2:21)

*Menggenapkan ....apa yang kurang pada penderitaan Kristus. Tidak berarti bahwa ada suatu kekurangan dalam pengorbanan yang menebus oleh Kristus. Melainkan itu berarti bahwa Paulus menderita kemalangan karena ia sedang memberitakan kabar baik dari penebusa Kristus. Kristus menderita di atas kayu salib untuk menebus dosa, dan Paulus menggenapi penderitaan Kristus dengan mengalami penderitaan tambahan demi kepentingan untukk membawa kabar baik kepada dunia kita yang sudah tersesat. (Kolose 1:24 NIV Study Bible)


4.)    Penderitaan demi Kebenaran

“Pembenaran hanya melalui iman” dari Martin Luther adalah suatu teriakan perlawanan demi kecukupan dari jasa Kristus dan kemurahan penebusan. Seomboyan Sola Fide (Hanya melalui iman) hanyalah suatu kepanjangan dari kepercayaan Agustinus sebelumnya, Sola Gracia (Hanya oleh anugerah).
Apa yang kurang dari penderitaan Kristus bukanlah jasa. Tidak ada seorangpun dapat mengurangi atau menambah pada jsa Kristus. Jasa-Nya tidak boleh ada pengurangan atau penambahan pekerjaan. Pekerjaan kita yang terbaikpun selalu dinodai oleh dosa kita. Kita adalah orang-orang yang berhutang dan tidak dapat membayar hutang kita, apalagi memperoleh suat ukelebihan dari jasa kita.
Kalau begitu apa yang Paulus maksudkan dengan menggenapkan apa yang kurang? Jika kekurangan bukan jasa apa itu? Paulus berulang-ulang menekankan ide itu yaitu Gereja, Tubuh Kristus, dipanggil untuk suatu keikut-sertaan dengan rela dalam kehinaan dan penderitaan Yesus. Bagi Paulus, bersama orang Kristen, itu adalah merupakan kehormatan yang luar biasa untuk dianiaya demi kebenaran. Jadi untuk menderita demi kepentingan kebenaran adalah suatu hal, dan untuk menderita demi jasa adalah suatu hal yang lain.

Jika anda sedang menderita renungkan pertanyaan-pertanyaan ini:  Apakah itu di sebabkan oleh keputusan anda yang jelek? Apakah itu disebabkan oleh keadaan lingkungan anda? Apakah anda sedang menderita demi kepentingan Kebenaran? Atau apakah penderitaan anda diakibatkan oleh diri sendiri?

Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya (I Pertrus 4:13)
(In the Presence of God by R. C. Sproul)



  

Yesus dan Persoalan Kita
(Markus 6:30-44)

Yohanes 6
 26           Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu,  sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang
27           Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan anak manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan materai-Nya “

I.                    Identifikasi masalah-masalah kita

Markus 6: 30-34        makanpun mereka tidak sempat
Yohanes 6:  5              banyak orang berbondong-bondong datang kepada-Nya

Suatu definisi Alkitabiah tentang masalah-masalah.
Masalah adalah situasi yang direncanakan oleh Allah untuk membawa kita berhadapan muka dengan kekurangan-kekurangan kita agar supaya kita mampu melihat kecukupan-Nya sebagai satu-satunya pilihan.

A.      Masalah dari waktu yang tidak cukup
Markus 6: 35........hari sudah mulai malam

B.      Maslah dari tempat yang sukar
Markus 6: 35 ....”tempat yang sunyi

C.      Masalah dari sumber-sumber yang tidak cukup
Markus 6: 37 hanya ada 200 dinar untuk memberi makan ribuan orang
Markus 6: 44
Matius 14: 21

II.                  Menetapkan kemungkinan-kemungkinan kita

A.      Pendekatan yang tidak mempunyai perasaan
Markus 6: 36
Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan dikampung-kampung di sekitar ini.

B.      Pendekatan yang memperhitungkan semua
Markus 6:37
Kata mereka kepada-Nya “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?
Yohanes 6: 5-7 ..........
Jawab Filipus kepada- Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.



C.      Pendekatan yang sangat merasa kasihan
Markus 6: 37 ...”kamu harus memberi mereka makan!”
Matius 14: 14 ....maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

III.                Menemukan Potensi Kita

Markus 6: 38 ..............
                                                Sesudah memeriksanya, mereka berkata “lima roti dan dua ikan”.
                               
       Yohanes 6: 8-9..... Disini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan..

       Matius 14: 17-18  Jawab mereka:
         “Yang ada pada kami disini hanya ada lima roti dan dua ikan.”
          Yesus berkata: “bawalah kemari kepada-Ku.”

IV.                Mengembangkan Rencana Kita

A.      Mengatur Orang-orang
Markus 6: 39-40.......
Supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau

B.      Menguduskan Rencana
Markus 6:1 ......
Ia menegadah ke langit dan mengucap berkat

C.      Menjalankan Program
Markus 6:41.......
Lalu memecahkan roti itu dan membeirkannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu.

D.      Mengevaluasi Kemajuan

1.       Orang-orang menjadi puas
Markus 6: 42-43  Dan mereka semua makan sampai kenyang

2.       Sang Penyelamat dipuja
Yohanes 6: 14.......
“Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia .”

3.       Membuat prinsip menjadi lebih penting
Markus 6: 42- 43 à Masih sisa 12 bakul penuh
Yohanes 6: 33. 35 à...
Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Yesaya 52:1-2

(Outline khotbah Dr. David Jeremiah)

Tulisan Rangkuman dari  Decroly Sakul email 30 Januari 2014 fr.Virginia USA

Tidak ada komentar: