Tokoh-tokohnya diceritakan termasuk kejahatan-kejahatan yang
mereka lakukan. Sebut saja Adam manusia pertama gagal menggunakan kebebasan
untuk taat pada perintah Sang Khalik. Anaknyapun mewarisi hal yang sama membuat
kejahatan pembunuhan pertama di muka bumi hanya karena cemburu. Sampai saat ini
pertikaian suadara kandung lebih sadis bila telah saling dendam. Berturut-turut
tokoh-tokoh didalamnya ‘ditelanjangi’ sedemikian rupa. Yusuf pada waktu belia manja dan suka pamer,
Musa yang awalnya sombong dan mengandalkan kekuatan dirinya, Abraham yang
beriman tapi pernah jatuh dalam ketidak taatan menunggu waktu Tuhan. Ada pula
Eli yang gagal dalam mendisiplinkan anaknya. Imam besar, paham tentang hukum
agama tapi tidak tegas pada kesalahan anak-anaknya. . Daud Raja yang besar tapi
karena waktu berperang justru ongkang-ongkang kaki di istananya, kepincut sama
istri orang, istri prajuritnya yang lagi berjibaku di medan perang. Ya, Alkitab
yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, tidak pernah menutupi kejahatan dan nista yang
dilakukan tokoh yang dituliskan.
Kegagalan-kegagalan
dituliskan tanpa menutupi dengan redaksi dan bahasa yang bagus. Kegagalan menggambarkan
bahwa ketika manusia tidak melakukan, melawan
dan berusaha melampaui Allah sejatinya manusia itu sedang berada dalam
kodratnya yang berdosa.
Lalu bagaimana?
Diceritakan bab demi bab
bagaimana perjalanan manusia berusaha dengan upayanya sendiri mendapatkan
kebebasan yang hakiki, kebebasan dari dosa dan mencapai kemuliaan tapi manusia
selalu gagal!
Lalu Allah sendiri yang
inisiatif sejak awal penciptaan telah dinubuatkan tentang Anak Manusia yang
akan lahir memberikan rekonsiliasi agar manusia dapat dikenan Allah.
Melalui Kristus jalan itu
terbentang memberikan kesempatan manusia dapat mencapai Allah.
Allah yang suci tidak dapat
dicapai dengan manusia yang berdosa.
Kesucian tidak mungkin dapat
bersatu dengan kenajisan tapi Allah sendiri yang membangun jalan, Allah sendiri
yang memberikan status baru untuk dikenan Allah.
Kristen yang mengimani buku
ini menyadari benar bahwa isinya justru menceritakan ketidaksucian manusia
sehingga manusia membutuhkan pertolongan, penyucian agar bisa berkenan di
hadapan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar