Arsip Blog

Kamis, 29 Mei 2014

Kitab Suci berisi ‘Tidak Suci’

Tokoh-tokohnya  diceritakan termasuk kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan. Sebut saja Adam manusia pertama gagal menggunakan kebebasan untuk taat pada perintah Sang Khalik. Anaknyapun mewarisi hal yang sama membuat kejahatan pembunuhan pertama di muka bumi hanya karena cemburu. Sampai saat ini pertikaian suadara kandung lebih sadis bila telah saling dendam. Berturut-turut tokoh-tokoh didalamnya ‘ditelanjangi’ sedemikian rupa.  Yusuf pada waktu belia manja dan suka pamer, Musa yang awalnya sombong dan mengandalkan kekuatan dirinya, Abraham yang beriman tapi pernah jatuh dalam ketidak taatan menunggu waktu Tuhan. Ada pula Eli yang gagal dalam mendisiplinkan anaknya. Imam besar, paham tentang hukum agama tapi tidak tegas pada kesalahan anak-anaknya. . Daud Raja yang besar tapi karena waktu berperang justru ongkang-ongkang kaki di istananya, kepincut sama istri orang, istri prajuritnya yang lagi berjibaku di medan perang. Ya, Alkitab yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,  tidak pernah menutupi kejahatan dan nista yang dilakukan tokoh yang dituliskan.
Kegagalan-kegagalan dituliskan tanpa menutupi dengan redaksi  dan bahasa yang bagus. Kegagalan menggambarkan  bahwa ketika manusia tidak melakukan, melawan dan berusaha melampaui Allah sejatinya manusia itu sedang berada dalam kodratnya yang berdosa.
Lalu bagaimana?
Diceritakan bab demi bab bagaimana perjalanan manusia berusaha dengan upayanya sendiri mendapatkan kebebasan yang hakiki, kebebasan dari dosa dan mencapai kemuliaan tapi manusia selalu gagal!
Lalu Allah sendiri yang inisiatif sejak awal penciptaan telah dinubuatkan tentang Anak Manusia yang akan lahir memberikan rekonsiliasi agar manusia dapat dikenan Allah.
Melalui Kristus jalan itu terbentang memberikan kesempatan manusia dapat mencapai Allah.
Allah yang suci tidak dapat dicapai dengan manusia yang berdosa.
Kesucian tidak mungkin dapat bersatu dengan kenajisan tapi Allah sendiri yang membangun jalan, Allah sendiri yang memberikan status baru untuk dikenan Allah.

Kristen yang mengimani buku ini menyadari benar bahwa isinya justru menceritakan ketidaksucian manusia sehingga manusia membutuhkan pertolongan, penyucian agar bisa berkenan di hadapan Allah.

Tidak ada komentar: