Mau berpindah dari agama Kristen tidak sulit dan relatif kecil tantangan
yang dihadapi dibanding orang mau menjadi Kristen. Ancaman dibunuh menjadi
bagian dari resiko yang diterima, dikucilkan digolongkan kafir dan sebagainya
adalah resiko yang harus diterima bila orang berpindah menjadi Kristen.
Kaum Atheis menjadikan pertikaian agama sebagai tiang bangunan mereka membangun argumentasi bahwa tidak perlu adanya Tuhan. Bagi yang ber-Tuhan, malah saling membenci dan banyak peperangan dalam dunia ini dihasilkan karena alasan agama.
Dalam tulisan ini tidak ada maksud untuk menjelekkan agama lain, hanya menceritakan dari sisi penganut agama lain yang menjadi Kristen.
Sama seperti tulisan lain dimana Kristen Mualaf maka ini adalah sebaliknya.
Sebagai orang yang dewasa dalam beragama ada baiknya kita membaca untuk meluaskan wawasan. Bagaimanapun juga sepanjang dunia ini belum kiamat akan ada yang mualaf ada juga yang sebaliknya.
Kembali ke resiko,
berikut ada beberapa orang yang mau menerima resiko.
Wahid Shoebat yang sangat
mendiskdreditkan ideologi agama sebelumnya. Sekarang menjadi pembicara di AS dan
banyak membawakan tentang topik anti kris.
Lainnya:
Dr
Daniel Shayesteh
Dia
adalah bekas seorang pemimpin Garda Revolusioner Iran dan salah seorang yang
dekat dengan imam Khomeini. Dia juga seorang pengajar Islam dan Filsafat Agama.
Dia dan beberapa rekannya pernah menanyakan janji Khomeini, tetapi mereka
justru dihukum dan dibunuh. Untung dia bisa meloloskan diri secara
mengherankan. Singkat cerita, dia menjadi Kristen dan berceramah dimana-mana
termasuk di Amerika.
Mosab
Hassan Yousef alias Son of Hamas
Anak
dari seorang pendiri Hamas dan Muslim Brotherhood. Dia menjadi agen Mosad
(Israel) dan kemudian menjadi Kristen (melalui bacaan Matius 5). Dia juga
menjadi pembicara dimana-mana termasuk di Amerika dan Kanada. Kritiknya
terhadap ajaran agamanya sebelumnya sangat berani dan keras, mungkin karena
merasa terlindung oleh Israel.
Mereka
semua mengatakan bahwa agamanya sebelumnya (Islam) bukanlah religion of peace
malah sebaliknya.
1.
Dr
Mark Gabriel (Ganti nama)
Seorang profesor di Al – Azhar Kairo.
Mengajar sejarah Islam dan juga sebagai imam di salah satu mesjid. Pada umur 12
tahun, dia sudah hafal seluruh Quran. Hanya gara-gara menanyakan beberapa aspek
dari ajaran Islam yang dia ragukan, dia dipecat dan ditahan serta disiksa
secara sadis. Singat cerita dia bisa bebas.
Seseorang memberikan dia Alkitab
Perjanjian Baru; dan setelah membaca,
dia merasa bertemu dengan Yesus melalui bacaan Matius 5. Dia menjadi Kristen,
tetapi setelah ayahnya mengetahui perpindahannya tersebut ayahnya menembak dia
beberapa kali dan untungnya tidak kena. Dia berhasil menyelamatkan diri.
Ayahnya mau membunuh dia, karena menurut ajaran Islam yaitu orang yang murtad,
patut dihukum mati.
Akhirnya dia bisa datang ke Amerika dengan
memperoleh religious asylum (suaka agama). Sekarang mungkin sudah tinggal di
Jerman, karena dia kawin dengan wanita aktivis Kristen yang berkebangsaan
Jerman. Dia juga sangat mendiskreditkan ajaran agama Islam. Dan beberapa point
dari wawancaranya ialah;
Kitab agama Islam (Quran)
-
Semua
orang Islam percaya bahwa Quran diwahyukan langsung dari Allah kepada Muhammad
melalui malaikat Gabriel
-
Terdiri
dari 114 Chapter (Surah)
-
Ada
banyak kontradiksi di dalamnya
-
Untuk
mengatasi kontradiksi harus memakai prinsip NASKH (bahasa Arab) yaitu; “The
principle for dealing with contradictions in the Quran where by later
revelations override earlier”.
Terjemahan bebas
“Prinsip untuk menghadapi kontradiksi-kontradiksi di dalam Quran dengan
cara wahyu yang belakangan melalaikan (meniadakan) wahyu yang sebelumnya.”
Contoh
Awalnya Muhammad memuja orang Kristen dan Yahudi dengan mengatakan hal-hal
yang indah kepada mereka:
-
Orang-orang
dari Allah
-
Orang-orang
yang menjalankan dan memelihara perkataan-perkataan Allah
Tetapi kemudian ia berkata:”ya, kamulah orang-orang itu, tetapi
dengarkanlah saya dalah rasul yang terakhir dan datang membawa suatu
pernjanjian yang terakhir. Kamu harus percaya kepada saya”. Ia mulai berdebat
dengan mereka. Namun mereka menolak dengan mengatakan kepadanya. “berikan kami
suatu tanda agar kami bisa percaya kepadamu”.
Tetapi ia tidak bisa memberikan tanda atau mujizat. Maka ia kembali
berdoa kepada Allah memohon supaya dia bisa melakukan mujizat agar orang-orang
Kristen dan Yahudi bisa percaya dan mengikuti dia. Tetapi tidak ada jawaban
dari Allah. Maka ia menyuruh rekan-rekannya kembali kepada orang-orang Kristen
dan Yahudi dan mengatakan bahwa Allah memberikan mujizat pada
perjanjian-perjanjian sebelumnya, tetapi
kamu tetap melawan kepada-Nya. Oleh karena itu, sekarang tidak ada lagi
mujizat. Hanya ada satu yaitu kamu terima Islam dan bayar pajak, kalau tidak
kamu akan dibunuh.
Hadith: “A repent of the sayings or actions of Muhammad or his companion”.
“Suatu laporan dari perkataan-perkataan atau perbuatan perbuatan dari
Muhammad atau dari keluarganya.
Menurut Mark Gabriel, orang Islam harus percaya bukan saja pada Quran tapi
juga pada Hadith.
****
Dengan prinsip NASKH berarti orang Islam yang fanatik atau fundamentalis
harus memegang pernyataan Muhammad yang terakhir terhadap orang Kristen dan
Yahudi. Pantas saja orang Islam fanatik menganggap Kristen dan Yahudi Kafir.
Syukur kepada Tuhan karena memberikan ANUGERAH umum kepada umat manusia
sehingga lebih banyak orang Islam moderat daripada fanatik.
Anugerah umum Allah adalah untuk menghambat kejahatan di dunia ini. Kita
patut mengucap syukur kepada Tuhan yang memberikan kepada kita bukan saja anugerah
umum tetapi juga anugerah yang menyelamatkan melalui Yesus Kristus.
Kita harus mengasihi orang Islam, karena mereka juga adalah gambar Allah,
disamping itu Yesus memerintahakan kita agar mengasihi musuh kita. Perkataan
Yesus tentang musuh inilah yang menggugah hati Mosab Hassan Yousef alias son of
Hamas dan Dr Mark Gabriel.
Dengan mereka menjadi Kristen, mereka juga
sangat mengasihi orang Islam, tetapi dengan keras mengritik ajaran-ajaran Islam
agar menyadarkan orang Islam untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya.
Kalau kita coba
bandingkan dengan Alkitab, kita tidak akan menemukan kontradiksi-kontradiksi di
dalamnya. Tetapi ada banyak paradoks dalam Alkitab. Paradoks bukan kontradiksi.
Dan cara mengatasi paradoks menurut John Mac Arthur adalah dengan mempercayai
kedua kebenaran itu. Twin Tower of Truth. God’s Sovereignty (Kedaulatan Allah)
and Man’s Responsibility (tanggung jawab manusia).
Contoh:
a.
Matius
11: 27 “Semua telah diserahkan
kepada-Ku oleh Bapa-Ku
dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan
tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak
itu berkenan menyatakannya”.
Ayat ini adalah Kedaulatan Allah (God’s Sovereingty)
b.
Matius
11: 28-29 “Marilah kepada Ku, semua
yang letih lesu dan berbeban
Berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah Kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku...”
Ayat –ayat ini merupakan tanggung jawab manusia.
Kita harus
percaya dan memegang kedua kebenaran ini dan tidak ada pertentangan antara
keduanya, justru saling melengkapi.Tetapi kalau kita pakai prinsip NASKH, kita
akan memegang yang terakhir dan kita akan jatuh pada usaha manusia (mans
responsibility). Walaupun orang Kristen tidak mengenal prinsip NASKH ini,
tetapi ironisnya masih banyak orang Kristen yang jatuh pada ekstrim ini yaitu
berdasarkan jasa manusia. (- legalisme)
a.
Filipi
2: 12 “Hai
saudar-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat
Karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar....”
Ayat ini merupakan tanggung jawab manusia (man’s responsibility)
b.
Filipi
2: 13 “Karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan
Maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya”
Ayat –ayat ini merupakan Kedaulatan Allah (God’s Sovereingty)
Kita harus percaya dan memegang
kedua kebenaran ini (Twin Tower of Truth)
Kalau
kita terapkan prinsip NASKH pada ayat-ayat ini, kita akan memegang yagn
terakhir dan kita akan jatuh pada ekstrim yang lain yaitu bergantung penuh pada
kedaulatan Allah (God’s Sovereingty) dan tidak melakukan apa-apa. Ironisnya
juga masih banyak orang Kristen begitu pasif dengan alasan, ‘kita kan sudah
selamat, buat apa bersusah payah’.
Sumber:
Ringkasan wawancara Dr Mark Gabriel di Youtube
2.
Dr
Nabeel Qureshi
Nabeel adalah salah seorang anggota pada
Ravi Zacharias Internasional Ministries. Dia
bergelar MD (Doctor of Medicine)
sama dengan dokter spesialis dari Eastern Virginia Medical School; MA dalam
bidang Apologetik Kristen dari Biola University dan MA dalam bidang Agama dari
Duke University. Dan akan mengambil Ph. D. di Oxford University.
Pada waktu Nabeel masih di High School,
temannya yang bernama Betsy coba menginjili dia. Orang tua Nabeel selalu
menasihati dia bahwa “Jika ada orang yang mau memperkenalkan kekristenan
padamu, kamu harus memperkenalkannya juga tentang Islam”.Oleh karena itu,
walaupun masih muda Nabeel telah cukup mempersiapkan diri dengan baik.
Terjadilah percakapa Nabeel dengan Betsy sbb:
Betsy : “Nabeel, apakah anda mengenal Yesus?”
Nabeel : “Ya, saya tahu Yesus melalui Quran.
-
Yesus
adalah Mesias (Surah 3:45)
-
Yesus
lahir dari seorang perawan (3:47)
-
Yesus
melakukan banyak mujizat (3:49)
Tetapi saya tidak percaya Yesus adalah Allah karena Quran mengatakan
demikian
Betsy : Di dalam Alkitab Yesus berkata: Aku dan
Bapa adalah satu (Yohanes 10:30; 14:10).
Bukankah ini cukup untuk percaya
bahwa Yesus adalah Allah?
Nabeel : Tidak cukup, karena di dalam kitab yang sama
ada terulis:
“Aku didalam mereka (murid-murid) dan Engkau di dalam Aku....”(Yoh 17:
23)
Bukankah ini artinya satu dalam
Spiritual?
Dan
Bagaimana dengan perkataan Yesus: “Bapa
lebih besar dari pada Aku”(Yohanes 14:28),
Juga bagaimana kalimat ini?: “Ia
tidak dapat mengadakan mujizatpun di sana (Mark 6:5)
Apakah ini yang kau sebut Allah?
Akhirnya
Betsy dan dibantu teman-temannya tidak bisa menjawab Nabeel.
****
Disatu
sisi Betsy dan teman-temannya mempunyai kerinduan besar untuk memberitakan
Injil dan tentu saja ini sangat baik. Tapi disisi lain, Betsy dan
teman-temannya kurang mempersiapkan diri mereka. Harusnya sebelum mereka ingin memperkenalkan
Yesus kepada orang lain, mereka perlu
mempelajari siapa Yesus sehingga mereka bisa menjawab dengan baik dan
meyakinkan. Kalau kita mencoba introspeksi diri kita sendiri, kita juga
menyadari bahwa banyak dari kita Kristen yang kurang belajar tentang siapa
Yesus yang justru kita imani. Amsal 19: 2 mengatakan: “Tanpa pengetahuan kerajinan pun
tidak baik, orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”.
Setelah Nabeel melanjutkan
studinya ke universitas dan masuk asrama, dia kebetulan satu kamar dengan David
yang beragama Kristen. Dengan berjalannya waktu, persahabatan mereka menjadi
sangat erat. Suatu waktu Nabeel melihat David sedang membaca Alkitab, dia
berpikir, wah, ini adalah kesempatan untuk berdebat dengan seorang Kristen.
Untuk memulai dialog, Nabeel membuka dengan satu pertayaan kritis.
Nabeel : Bukankah sudah terjadi penyimpangan makna
dari aslinya pada Alkitab yang anda baca?
Karena pada
zaman Yesus, Dia berbicara dalam bahasa Aram dan Alkitab Perjanjian Baru
ditulis dalam bahasa Yunani. Kemudian pada waktu cukup lama Alkitab berbahasa
latinlah (vulgata) yang dipakai oleh
orang Kristen, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan akhirnya Alkitab
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang itupun terdiri dari banyak versi
misalnya NIV, KJV dll.
David : (menjawab dengan tenang). Sekarang ini
tersedia lebih dari 5000 salinan dari naskah Yunani
Dan sebanyak
20.000 lebih diterjemahkan seperti dalam bahasa Latin, Coptic dan Syriac untuk
kita bisa jadikan rujukan.
Nabeel
terkejut mendengar jawaban David yang begitu meyakinkan. Singkat cerita, mereka
berdua sepakat untuk menyelidiki naskah-naskah kuno demi mencari kebenaran.
Nabeel
bertekan menyelidiki keyakinan yang sentral dari orang Kristen yaitu:
Kristen
|
Islam
|
1.
Yesus
adalah Tuhan
2.
Mati
di atas kayu salib
3.
Ia
bangkit dari orang mati
|
1.
Yesus
tidak bersifat Tuhan (S: 116-117)
2.
Yesus
tidak mati di kayu salib (4:157)
3.
Yesus
tidak bangkit dari orang mati (4:158)
|
Seperti
yang terdapat pada Roma 10:9: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus
adalah Tuhan ❶, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia ❸ dari antara orang mati ❷, maka kamu akan diselamatkan”.
Kalau
salah satu dari pernyataan Kristen di atas salah, maka rontoklah iman orang
Kristen. Pernyataan Alkitab dan pernyataan Quran adalah saling bertentangan
satu dengan yang lain dan tidak mungkin kedua-duanya benar karena kontradiksi.
Pastilah salah satu yang benar dan yang satu lagi salah atau kedua-duanya
salah.
Nabeel mulai meneliti
naskah-naskah kuno dengan menggunakan ilmu yang dia pelajari di universitas
yaitu metodologi sejarah. Singkat cerita, dia sangat diyakinkan oleh
tulisan-tulisan dari para ahli sejarah baik dizamannya Yesus seperti Yosephus,
Thallus dll, maupun ahli-ahli sejarah dari ateis, agama-agama lain termasuk Dr
Reza Aslan (Islam) yang mengatakan bahwa Yesus benar-benar mati di atas kayu
salib.
Pernyataan
Krsten no 2 terselesaikan.
Mengenai pernyataan Kristen no. 3: Ia bangkit dari antara orang mati,
Nabeel sebagai seorang yang menyeldiki dengan metode sejarah menyadari bahwa
kebangkitan Yesus diluar batas kemampuan sejarah. Seperti komentar Dr Reza
Aslan sbb : “As a historian the resurreciton is outside of my bounderies
because it is on ahistorical event. It’s
a matter of faith, not a matter of history”. Terjemahannya: “Sebagai
seorang sejahrawan, kebangkitan adalah diluar batas-batas saya karena itu bukan
suatu kejadian sejarah. Itu adalah suatu persoalan iman, bukan persoalan
sejarah”. Dr Reza Aslan melanjutkan; “tetapi tidak begitu lama setelah Yesus
mati, pengikut-pengikut-Nya percaya pada kebangkitan-Nya dan menjadi suatu
fondasi dari pergerakan yang baru. Oleh karena itu apakah Yesus sendiri bangkit
dari antara orang mati, itu bukan suatu pertanyaan yang sejarahwan bisa
menjawabnya, apakah pengikutnya betul-betul yajin dan menegaskan bahwa Yesus
benar bangkit dari antara orang mati, itu adalah suatu fakta sejarah”.
Nabeel mendengar debat antara
Michael Licona (Kristen) Vs Shabur Aly (Islam) tentang “Apakah Yesus bangkit
dari antara orang mati?” dan dia merasa yakin bahwa argumen Michael Liconalah
yang lebih realistis.
Nabeel juga sangat diyakinkan
oleh dua tokoh Alkitab yaitu;
I.
Yakobus
Mulanya Yakobus saudara-saudaranya tidak percaya terhadap Yesus selama
pelayanan-Nya di bumi (Yoh. 7:5), tetapi berubah percaya ketika ia menjadi
saksi mata pada kebangkitan Yesus (I Korintus 15:7). Dan ia juga menjadi
penulis kitab Yakobus dalam Alkitab.
II.
Paulus
Ia tadinya begitu berapi-api anti Kristen,
tetapi setelah bertemu dengan Yesus yang bangkit, dia berubah sama sekali. Dia
telah berubah dari seorang musuh yang sengit (antagonist) menjadi seorang
pendukung (protagonist) yang ditentukan dari iman Kristen. Dia juga menganggap
dirinya sebagai seorang saksi mata akan Kristus yang dibangkitkan (I Korintus
15:8). Oleh karena itu, dia mengatakan: “Jika Kristus tidak dibangkitkan maka
sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu”. (Yoh. 15:17)
Nabeel juga sangat tertarik
dengan dialog antara beberapa ahli Taurat dan orang Farisi yang berkata kepada
Yesus: “Guru, kami ingin melihat tanda dari pada-Mu”. Tetapi Yesus tidak
memberikan tanda mereka selain tanda nabi Yunus (Matius 12: 38-40) yang artinya
adalah sama dengan mati dan kemudian dipulihkan menjadi hidup melambangkan
kebangkitan Anak manusia dari antara orang mati (ayat 40) yang merupakan tanda
tertinggi dari semua tanda bahwa kerajaan Allah telah datang.
Dengan ini semua, maka
percayalah Nabeel bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati.
Akhirnya Nabeel sampai pada
pertanyaan nomor 1: Yesus adalah Tuhan. Nabeel ingin menyelidiki tentang apa
kata Yesus terhadap diri-Nya dan dia memilih membaca kitab yang paling awal
ditulis yaitu kitab Markus yang ditulis kira-kira tahun 45-50 AD untuk diteliti
karena menurut metode sejarah bahwa sumber yang paling dekat adalah yang paling
terpercaya. Pada waktu dia mulai membaca, sampailah dia pada ayat yang sangat
mengejutkan dia yaitu Markus 14:62 yang berbunyi:”Akulah Dia, dan kamu akan
melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan yang mahakuasa dan datang di
tengah-tengah awan-awan di langit”.
Inilah kali pertama Yesus
menyatakan siapa diri-Nya di hadapan banyak orang (di hadapan mahkamah agama).
Sebelumnya Yesus hanya mengizinkan murid-murid-Nya yang tahu siapa Dia, dan
melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun
tentang Dia. (Markus 8: 29-30). Gelar Anak Manusia adalah sangat penting karena
itu menyatakan keberadaan yang bersifat ketuhanan: dan pemuka agama Yahudi
zaman itu sangat paham gelar itu, karena dalam kitab Daniel 7: 13-14 dimana
Daniel mendapat visi untuk menggambarkan siapa anak manusia itu. Karena imam
besar sangat sangat paham apa yang Yesus katakan dalam Markus: 14:62, maka imam
besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata “untuk apa kita perlu saksi lagi?
Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah...”(Markus 14:63-64).
Disamping itu Nabeel mempelajari
doktrin keselamatan Kristen bahwa Yesus haruslah manusia 100% dan Allah 100%
agar bisa menebus dosa umat manusia. Karena kalau Yesus hanyalah manusia, Dia
tidak mungkin menebus bermiliard-miliard orang.
Dari hasil penyelidikannya yang sangat
teliti, Nabeel menjadi sangat yakin bahwa Yesus adalah Tuhan (Allah).
Sesudah 3 tahun Nabeel
menyelidiki Kekristenan, mulailah dia menyelidiki Islam dengan metode yang
sama. Seperti biasa dia mulai menyelidiki tentang keyakinan yang sentral dari
Islam yaitu: “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul-Nya”. Untuk menyelidiki kehidupan Muhammad di
Quran, dia mencari dari sumber paling awal yang dikumpulkan oleh Eben Ishak,
yaitu 115 tahun sesudah Muhammad meninggal. Dan dia juga menyelidiki Hadith
yang digunakan oleh Islam Sunni (80% dari jumlah total Islam di seluruh dunia)
yaitu Sahih Al Buchari – 250 tahun sesudah Muhammad meninggal serta muridnya
Buchari yaitu Sahih Al Muslim.
Singkat cerita Nabeel menyimpulkan dengan
berani berdasarkan hasil penyelidikannya bahwa ia mulai skeptis terhadap ajaran
Islam.
Walaupun Nabeel mulai yakin akan
kebenaran ajaran Kristen dan Skeptis terhadap ajaran Islam; dia masih belum
berani mengambil sikap, karena tiga faktor dari lubuk hatinya yang menjadi
penghalang.
I.
Masih
membekas di dalam hatinya satu kalimat dalam Quran yang mengatakan: “Jika
engkau percaya Yesus adalah Allah, engkau akan masuk neraka. (5:72)
II.
Menurut
ajaran Islam, orang murtad patut dibunuh. Apalagi Nabeel masih mengingat
kejadian yang terjadi tahun 2004 di New Jersey (AS) dimana satu keluarga Islam
dibunuh karena berpindah agama.
III.
Keluarga
dan komunitas Islamnya. Inilah yang paling berat buat Nabeel karena hubungan
dengan keluarganya sangat erat dan begitu saling mengasihi. Orang tuanya yang
membesarkan dan menyekolahkan dia. Disamping itu Nabeel bebrepa kali diminta
untuk berdakwah di Mesjid pada hari Jumat bila imam dan ayahnya berhalangan
hadir. Temtan-temannya juga sering meminta bantuannya untuk menafsirkan Hadith.
Jadi pada saat itu Nabeel berpikir terlalu
banyak yang dipertaruhkan kalau ia menjadi Kristen. Tapi disisi yang lain,
Nabeel merasa didesak oleh kehausan akan kebenaran. Terjadilah konflik batin
yang sangat dalam di hati Nabeel. Oleh karena itu dia berhari-hari bedoa sambil
menangis kepada Allah memohon petunjuk berupa mimpi. Menurut kesaksian Nabeel,
Allah memberikan visi dan beberapa mimpi yang mengarah pada Yesus. Setelah dia
merasa mengalami pengalaman rohani, dia dengan bulat memutuskan menjadi Kristen
dan siap menghadapi segala resiko.
Selang beberapa waktu, akhirnya orang tua
mengetahui perpindahannya dan langsung memutuskan hubungan dengannya. Pada
waktu Nabeel merayakan pesta pernikahannya orang tuanya tidak mau menghadiri.
Sekarang Nabeel sering berbicara di
universitas-universitas terkenal di Amerika, Eropa, Asia dan termasuk diUPH
Jakarta. Dia juga sering diundang untuk berdialog dengan para intelektual Islam
baik di Amerika maupun di Inggris.
****
Bagi
seorang intelek Islam, walaupun dia
mengerti kekristenan itu benar setelah melalui penyelidikan, tetap saja dia
akan mengimani Islam karena mungkin prinsip NASKH (wahyu yang belakangan
melalaikan wahyu yang sebelumnya). Kecuali orang tersebut digerakkan oleh Roh
Kudus dan menerima anugerah; maka ia pasti menjadi pengikut Kristus, karena
untuk menjadi orang Kristen yang benar pertama-tama adalah merupakan pekerjaan
Roh Kudus barulah dia mulai mengerti kebenaran Allah. Jadi bukan karena
kemampuan kita mengerti kemudian percaya. Ibrani 11:3: “Karena iman kita
mengerti...”(Iman adalah pemberian Allah). Yohanes 6: 65 berbunyi: “Lalu Yesus
berkata: “Sebab itu telah kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya”. (Lihat Yoh 6:44)
Contoh:
Dr Reza
Aslan seorang berkebangsaan Iran yang hijrah ke Amerika bersama orang tuanya.
Dia bergelar Master ofTeological Studies dari Harvard Divinity School dan Ph. D
in the history of religion dari university of California, Santa Barbara. Dia
seorang intelektual Islam, tetapi istrinya memeluk agama Kristen. Dia menulis
tentang Yesus dari perpektif sejarah
dalam bukunya yang berjudul Zeolot. Dia mendapat kesempatan berbicara di
Westminstertownhall dan salah satu kalimatnya berbunyi sbb:”you can be a
follower of Jesus without necessarily being a follower of Jesus, just as you
can be a Christian without necessarily being a follower of Jesus”.
Terjemahannya; “Anda bisa menjadi seorang pengikut Kristus tanpa harus menjadi
orang Kristen, sebagaimana anda dapat menjadi Kristen tanpa harus menjadi
pengikut Yesus”. Memang banyak orang yang mengaku Kristen atau Kristen karena
kelahiran tidak mengenal siapa Yesus dengan baik termasuk
pengajaran-pengajaran-Nya yang Yesus harapkan mereka terapkan dalam hidup. Dr
Reza Aslan mempelajari siapa Yesus secara akademik, sehingga ia tetap memeluk
agama Islam.
The Son Of Man
Pernyataan Kristen No. 1:
Yesus adalah Tuhan
The Son of Man (anak
manusia) -RC Sproul
Setelah
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata
orang, siapakah Anak manusia itu?”- (Matius 16:13)
Yesus tidak bertanya: “Siapakah Aku ini menurut mereka?”
Melainkan,
Yesus menggunakan gelar untuk memperkenalkan kepada murid-murid-Nya: Ia
menunjuk diri-Nya sebagai “Anak Manusia”.
Gelar Anak Manusia digunakan
sekitar 80 kali. Apa yang menyolok tentang penggunaan gelar ini adalah: Itu
adalah gelar yang Yesus paling sering
gunakan untuk menggambarkan diri-Nya.
Total semua dari gelar ini yang digunakan tentang Yesus di dalam Perjanjian
Baru, hanya 2 atau 3 kali gelar tersebut digunakan oleh seseorang selain dari
Yesus. (Contoh Kis Para Rasul 7:56)
Banyak orang Kristen menganggap
gelar “Anak Manusia”menunjukkan suatu penandaan diri yang rendah hati dimana
Yesus gunakan untuk meminta perhatian pada kemanusiaan-Nya, identifikasi-nya
dengan kita sebagai manusia. Ada suatu unsur kebenaran dalam ungkapan ini,
tetapi itu tidak cukup.
Perjanjian Baru mempunyai gelar
yang lain untuk Yesus, “Anak Allah”. Dalam sejarah kekristenan, gereja telah
mengakui bahwa Yesus, walaupun Ia adalah pribadi, mempunyai dua sifat, satu
bersifat ketuhanan dan satu lagi manusia. Oleh karena itu, jika kita berpikir
bahwa gelar “Anak Allah” digunakan di Perjanjian Baru untuk Yesus sebagai
Tuhan, itu mudah untuk menarik kesimpulan bahwa jika menggunakan gelar “Anak Manusia”,
itu menunjukkan pada kemanusiaan-Nya.
Tapi bila kita menarik kesimpulan seperti itu, kita akan jatuh dalam banyak
kesulitan, karena itu bukan suatu kesimpulan yang sahih. Dalam tingkat
tertentu, situasinya adalah sebaliknya.
Dalam Alkitab, gelar “Anak Allah”
dianggap berasal dari malaikat dan juga dari manusia, dengan menunjuk
khusus pada orang yang terutama sekali
taat pada Allah.
Itu
tidak bararti bahwa gelar “Anak Allah”tidak mempunyai rujukkan pada ketuhanan
Yesus, gelar itu menunjuk pada Yesus, terutama sekali dengan cara yang khusus.
Tetapi ungkapan itu, pada dirinya, sering menunjuk pada mahluk-mahluk ciptaan
dan tidak perlu menunjukkan ketuhanan. Demikian pula walaupun gelar “Anak
Manusia” mempunyai rujukkan kepada solidaritas Yesus dengan kemanusiaan, ada
sesuatu tentang penggunaan secara Alkitabiah dari gelar ini yang fokus pada
keagunan yang transenden tentang Yesus.
Visi Daniel
Ungkapan “Anak Manusia”ini ,
tidak diciptakan oleh Yesus di abad pertama, tetapi mempunyai akarnya di
kesusastraan Perjanjian Lama terutama sekali dalam kitab Daniel.
Di dalam Daniel pasal 7, nabi
melukiskan suatu visi yang Allah berikan padanya dari sebelah dalam tempat suci
di Sorga. Dia dibawa oleh Roh sama seperti Yohanes di Pulau Patmos ketika ia
menulis kitab Wahyu. Daniel diberikan hak instimewa untuk melihat ke bagian
dalam dari Sorga itu sendiri.
“Sementara aku terus melihat,
takhta-takhta diletakkan lalu duduklah yang lanjut usianya, pakaian-Nya putih
seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba, kursi-Nya dari nyala
api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
Suatu sungai api timbul dan mengalir dari
hadapan-Nya, seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali
berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan
dibukalah kitab-kitab”. (Daniel 7:9-10)
Daniel
melihat ke bagian dalam dari Sorga, melihat seorang yang duduk pada kemegahan
takhta ini yang mempunyai gelar “The Ancient of Days”(yang lanjut usianya). Ia
menunjuk pada Allah Bapa, dikelilingi dan dihadiri oleh berpuluh-puluh ribu
malaikat.
Daniel
terus melihat, dan inilah apa yang dia lihat.
Aku terus melihat dalam penglihatan malam
itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti Anak Manusia; datanglah Ia kepada Yang Lanjut
Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepada-Nya kekuasaan
dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai Raja, maka orang-orang dari segala bangsa,
suku bangsa dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang
kekal, yang tidak lenyap dan kerajaan-Nya ialah kerajaan yang tidak akan
musnah. (13-14)
Apa yang
Daniel lihat adalah kemuliaan dari Kristus.
Gelar Anak Manusia di kitab Daniel tidak menggambarkan seorang makhluk ciptaan
yang punya lingkup operasi di bumi, tetapi suatu keberadaan Sorgawi. Itu
mengenai seorang yang meninggalkan kehadiran dari Yang Lanjut Usianya di Sorga,
menjadi manusia, dan pada penyelesaian dari persinggahan-Nya kembali kepada
tempat asal-Nya, Sorga itu sendiri, diaman Ia diberikan kekuasaan dan kemuliaan
dan kekuasaan sebagai Raja.
Bukankah kebetulan bahwa ketika setelah kebangkitan-Nya, Yesus meninggalkan
dunia ini dari gunung Olives, gambaran secara alkitabiah bahwa terangkatlah Ia
disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka (Kis 1:9).
Lukas, penulis kitab Kisah Para Rasul mengatakan pada kita tentang
keberangkatan Yesus, tetapi ia tidak menggambarkan kedatangan pada tujuan yang
lain (Sorga). Adalah kedatangan itu (di Sorga) yang Daniel lihat.
Yesus pernah membuat pernyataan ini: “Tidak ada seorang pun yang telah naik
ke Sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari Sorga, yaitu Anak Manusia”.
(Yoh 3:13). Nyatanya Ia sering membuat rujukan pada fakta bahwa tempat asal-Nya
bukan Betlehem. Ia berulang-ulang menekankan fakta bahwa Ia datang dari atas,
bahwa Ia datang dari Bapa. Ia turun dari Sorga sebelum Ia naik ke Sorga.
Dua
Kejadian dalam Kehidupan Yesus
Dua kisah dalam pelayanan Yesus
meminta perhatian pada pentingnya gelar ini, “Anak Manusia”.
Pada suatu peristiwa, Yesus
menyembuhkan orang lumpuh. Ia berkata:”Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah
diampuni”. (Mat 9:2). Ketika otoritas agama mendengar ini, mereka sangat marah.
Mereka berpikir bahwa Yesus hanyalah seorang manusia yang membuat diri-Nya
berusaha untuk menjadi Allah.
Bagaimanapun di dalam komunitas
Yahudi pada abad pertama, mereka mengerti dengan jelas bahwa pribadi yang
satu-satunya punya otoritas untuk mengampuni dosa adalah Allah. Namun ketika
Yesus melayani orang lumpuh itu, Ia tidak berkata izinkan saya berdoa untuk ada
agar Bapa-Ku mengampuni dosamu”. Ia membuat suatu deklarasi dengan secara
sepihak: ”Dosamu sudah diampuni”. Itu sebabnya ada suatu jawaban yang penuh
amarah dengan tuduhan penghujatan yang sedang diajukan terhadap Dia.
Bagaimana Yesus merespon? Mengetahui
pikiran mereka, Yesus berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat
dihatimu?” Manakah lebih mudah mengatakan; ”Dosamu sudah diampuni atau mengatakan:
“Bangunlah, berjalanlah? Tetapi supaya
kamu tahu bahwa di dunia ini Anak
Manusia berkuasa mengampuni dosa” – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu
- : ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”(Mat 9:4-6)
Yesus melakukan itu untuk
mengajarkan mereka sesuatu. Apa pelajaran itu? Ia melakukan keajaiban agar para
penonton akan mengetahui bahwa Ia, Anak Manusia, mempunyai otoritas untuk mengampuni
dosa. Ketika mereka mendengar Yesus berkata bahwa Anak Manusia mempunyai
otoritas untuk mengampuni dosa di bumi, mereka tahu Ia sedang mengatakan bahwa
Ia adalah bersifat ketuhanan.
Pada Peristiwa
Yang Lain
Ketika murid-murid memetik bulir
gandum waktu mendekati ladang gandum pada hari Sabat, (Mark 2:23-28).
Orang-orang Farisi mencari kesalahan pada tindak tanduk murid-murid Yesus
dalam penjelasan-Nya tentang mengapa Ia mengizinkan mereka memetik gandum
berkata, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Hari hari
Sabat”, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas semua hari Sabat”.
Mendengar kalimat itu dengan
telinga dari seorang Yahudi abad pertama, yang paham bahwa hanya Pencipta dalam
alam semestalah satu-satunya yang mempunyai kuasa sebagai Tuhan atas hari
Sabat. Sabat tidak dibuat oleh Musa tetapi oleh Allah, jadi ketika Yesus
berkata ”Anak Manusia” adalah Tuhan atas hari Sabat”, Ia sedang berkata “Anak
Manusia adalah Allah”.
Memperhatikan dua kejadian ini
secara bersama, kita bisa mengerti bahwa gelar “Anak Manusia”memperlihatkan
otoritas ketuhanan untuk mengampuni dosa dan mengesahkan apa tindak-tanduk yang
diterima pada hari Sabat. Kedua bidang ini semata-mata milik Allah dan oleh
karena itu ketika Yesus menggunakan gelar itu untuk menggambarkan diri-Nya, Ia
sedang berkata bahw Ia adalah Allah.
Pernyataan
Kristen No 2: Mati di atas Kayu Salib
Contoh tulisan dari dua Sejarahwan
Purbakala Non Kristen.
1.
Flavius
Josephus – Sejahrawan Yahudi (AD 37-100)
Pada saat ini ada seorang bijaksana yang
dipanggil Yesus. Tingkah lakunya baik, da dia dikenal berbudi luhur. Dan banyak
orang dari antara orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain menjadi murid-muridnya.
Pilatus menghukum dia untuk disalibkan dan mati. Dan mereka yang telah menjadi
murid-muridnya tidak meninggalkan pemuridannya. Mereka melaporkan bahwa ia
telah muncul pada mereka tiga hari setelah penyaliban dan dengan begitu ia
hidup; karena itu, mungkin dia mesias yang kepadanya nabi-nabi telah
menceritakan hal-hal menakjubkan.
2.
Tacitus
(AD 56-117)
Ia adalah seorang senator dibawah Kaisar
Verpasian dan seorang sejarahwan.
Dalam buku sejarahnya pada tahun 116 AD,
dia menggambarkan jawaban Kaisar Nero atas kebakaran hebat di kota Roma dan
tuntutan Nero bahwa orang Kristenlah yang membakar kota dan untuk itu Kristen
disalahkan.
Maka dari itu, untuk membuang laporan itu,
Nero mengkaitkan kesalahan dan membebankan siksaan yang paling hebat sekali. Pada suatu golongan yang tidak disukai karena
hal-hal dari mereka yang sangat dibenci, disebut orang-orang Kristen oleh
khalayak ramai. Kristus, dari padanyalah nama itu berasal, menderita hukuman
yang hebat selam pemerintahan Tiberius oleh salah satu dari para gubernur,
Pontius Pilatus, dan suatu tahyul yang jahat hingga berhenti sebentar, berkobar
lagi tidak hanya di Yudea, sumber pertama dari kejahatan, bahkan juga di Roma
dimana segala sesuatu yang mengerikan dan memalukan terhadap setiap bagian
dunia yang menemukan pusat mereka dan menjadi populer.
Tacitus
dalam menggambarkan tindakan-tindakan Nero dan kehadiran dari orang-orang
Kristen di Roma, dengan hati berat mengakui beberapa fakta kunci yang
berhubungan dengan kehidupan Yesus. Tacitus membenarkan bahwa Yesus hidup
(tinggal ) di Yudea, disalibkan dianiaya karena iman mereka kepada Dia.
Pernyataan
Kristen no 3: Ia Bangkit dari antara Orang Mati.
Martin Luther meringkaskan
perbagai tipe kesaksian:
Kebangkitan
dari Tuhan Yesus dibuat pasti
1.
Dengan
kesaksian dari musuh-musuh-Nya
2.
Dengan
kesaksian dari sahabat-sahabat-Nya
3.
Dengan
kesaksian dari Tuhan sendiri
4.
Dengan
kesaksian dari Nabi-nabi dan Kitab Suci
Catatan:
-
Baca
buku Lee Strobel (wartawan dan ahli hukum yang tadinya ateis kemudian menjadi
apologet Kristen)
Judulnya: - The Case For Christ dan The
Case for Real Jesus
-
Bukunya
J. Warner Wallace (Detektif pembunuhan yang juga seorang ateis dan sekarang
menjadi apologet Kristen)
****
Kehidupan
tokoh-tokoh Atheis, Dari Agama Lain ketika menjadi Kristen begitu giat setelah
mendapat sentuhan Roh Kudus. Bukan hanya giat melainkan taat mendalami dan
membela kekristenan. Bagaimana dengan kita yang telah lama menjadi Kristen?
Virginia US. Decroly Sakul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar