Arsip Blog

Selasa, 17 Juni 2014

Dinamika

Mau berpindah dari agama Kristen tidak sulit dan relatif kecil tantangan yang dihadapi dibanding orang mau menjadi Kristen. Ancaman dibunuh menjadi bagian dari resiko yang diterima, dikucilkan digolongkan kafir dan sebagainya adalah resiko yang harus diterima bila orang berpindah menjadi Kristen.

Kaum Atheis menjadikan pertikaian agama sebagai tiang bangunan mereka membangun argumentasi bahwa tidak perlu adanya Tuhan. Bagi yang ber-Tuhan, malah saling membenci dan banyak peperangan dalam dunia ini dihasilkan karena alasan agama.
Dalam tulisan ini tidak ada maksud untuk menjelekkan agama lain, hanya menceritakan dari sisi penganut agama lain yang menjadi Kristen. 
Sama seperti tulisan lain dimana Kristen Mualaf maka ini adalah sebaliknya.
Sebagai orang yang dewasa dalam beragama ada baiknya kita membaca untuk meluaskan wawasan. Bagaimanapun juga sepanjang dunia ini belum kiamat akan ada yang mualaf ada juga yang sebaliknya.

Kembali ke resiko,
berikut ada beberapa orang yang mau menerima resiko.
Wahid Shoebat  yang sangat mendiskdreditkan ideologi agama sebelumnya. Sekarang menjadi pembicara di AS dan banyak membawakan tentang topik anti kris.
Lainnya:
Dr Daniel Shayesteh
Dia adalah bekas seorang pemimpin Garda Revolusioner Iran dan salah seorang yang dekat dengan imam Khomeini. Dia juga seorang pengajar Islam dan Filsafat Agama. Dia dan beberapa rekannya pernah menanyakan janji Khomeini, tetapi mereka justru dihukum dan dibunuh. Untung dia bisa meloloskan diri secara mengherankan. Singkat cerita, dia menjadi Kristen dan berceramah dimana-mana termasuk di Amerika.

Mosab Hassan Yousef alias Son of Hamas
Anak dari seorang pendiri Hamas dan Muslim Brotherhood. Dia menjadi agen Mosad (Israel) dan kemudian menjadi Kristen (melalui bacaan Matius 5). Dia juga menjadi pembicara dimana-mana termasuk di Amerika dan Kanada. Kritiknya terhadap ajaran agamanya sebelumnya sangat berani dan keras, mungkin karena merasa terlindung oleh Israel.

Mereka semua mengatakan bahwa agamanya sebelumnya (Islam) bukanlah religion of peace malah sebaliknya.

1.       Dr Mark Gabriel (Ganti nama)
Seorang profesor di Al – Azhar Kairo. Mengajar sejarah Islam dan juga sebagai imam di salah satu mesjid. Pada umur 12 tahun, dia sudah hafal seluruh Quran. Hanya gara-gara menanyakan beberapa aspek dari ajaran Islam yang dia ragukan, dia dipecat dan ditahan serta disiksa secara sadis. Singat cerita dia bisa bebas.
Seseorang memberikan dia Alkitab Perjanjian Baru;  dan setelah membaca, dia merasa bertemu dengan Yesus melalui bacaan Matius 5. Dia menjadi Kristen, tetapi setelah ayahnya mengetahui perpindahannya tersebut ayahnya menembak dia beberapa kali dan untungnya tidak kena. Dia berhasil menyelamatkan diri. Ayahnya mau membunuh dia, karena menurut ajaran Islam yaitu orang yang murtad, patut dihukum mati.
Akhirnya dia bisa datang ke Amerika dengan memperoleh religious asylum (suaka agama). Sekarang mungkin sudah tinggal di Jerman, karena dia kawin dengan wanita aktivis Kristen yang berkebangsaan Jerman. Dia juga sangat mendiskreditkan ajaran agama Islam. Dan beberapa point dari wawancaranya ialah;
Kitab agama Islam (Quran)
-          Semua orang Islam percaya bahwa Quran diwahyukan langsung dari Allah kepada Muhammad melalui malaikat Gabriel
-          Terdiri dari 114 Chapter (Surah)
-          Ada banyak kontradiksi di dalamnya
-          Untuk mengatasi kontradiksi harus memakai prinsip NASKH (bahasa Arab) yaitu; “The principle for dealing with contradictions in the Quran where by later revelations override earlier”.
Terjemahan bebas
“Prinsip untuk menghadapi kontradiksi-kontradiksi di dalam Quran dengan cara wahyu yang belakangan melalaikan (meniadakan) wahyu yang sebelumnya.”
Contoh
Awalnya Muhammad memuja orang Kristen dan Yahudi dengan mengatakan hal-hal yang indah kepada mereka:
-          Orang-orang dari Allah
-          Orang-orang yang menjalankan dan memelihara perkataan-perkataan Allah
Tetapi kemudian ia berkata:”ya, kamulah orang-orang itu, tetapi dengarkanlah saya dalah rasul yang terakhir dan datang membawa suatu pernjanjian yang terakhir. Kamu harus percaya kepada saya”. Ia mulai berdebat dengan mereka. Namun mereka menolak dengan mengatakan kepadanya. “berikan kami suatu tanda agar kami bisa percaya kepadamu”.  Tetapi ia tidak bisa memberikan tanda atau mujizat. Maka ia kembali berdoa kepada Allah memohon supaya dia bisa melakukan mujizat agar orang-orang Kristen dan Yahudi bisa percaya dan mengikuti dia. Tetapi tidak ada jawaban dari Allah. Maka ia menyuruh rekan-rekannya kembali kepada orang-orang Kristen dan Yahudi dan mengatakan bahwa Allah memberikan mujizat pada perjanjian-perjanjian sebelumnya, tetapi  kamu tetap melawan kepada-Nya. Oleh karena itu, sekarang tidak ada lagi mujizat. Hanya ada satu yaitu kamu terima Islam dan bayar pajak, kalau tidak kamu akan dibunuh.

Hadith: “A repent of the sayings or actions of Muhammad or his companion”.
“Suatu laporan dari perkataan-perkataan atau perbuatan perbuatan dari Muhammad atau dari keluarganya.

Menurut Mark Gabriel, orang Islam harus percaya bukan saja pada Quran tapi juga pada Hadith.

****
Dengan prinsip NASKH berarti orang Islam yang fanatik atau fundamentalis harus memegang pernyataan Muhammad yang terakhir terhadap orang Kristen dan Yahudi. Pantas saja orang Islam fanatik menganggap Kristen dan Yahudi Kafir.
Syukur kepada Tuhan karena memberikan ANUGERAH umum kepada umat manusia sehingga lebih banyak orang Islam moderat daripada fanatik.
Anugerah umum Allah adalah untuk menghambat kejahatan di dunia ini. Kita patut mengucap syukur kepada Tuhan yang memberikan kepada kita bukan saja anugerah umum tetapi juga anugerah yang menyelamatkan melalui Yesus Kristus.
  
Kita harus mengasihi orang Islam, karena mereka juga adalah gambar Allah, disamping itu Yesus memerintahakan kita agar mengasihi musuh kita. Perkataan Yesus tentang musuh inilah yang menggugah hati Mosab Hassan Yousef alias son of Hamas dan Dr Mark Gabriel.
Dengan mereka menjadi Kristen, mereka juga sangat mengasihi orang Islam, tetapi dengan keras mengritik ajaran-ajaran Islam agar menyadarkan orang Islam untuk mencari kebenaran  yang sesungguhnya.

 Kalau kita coba bandingkan dengan Alkitab, kita tidak akan menemukan kontradiksi-kontradiksi di dalamnya. Tetapi ada banyak paradoks dalam Alkitab. Paradoks bukan kontradiksi. Dan cara mengatasi paradoks menurut John Mac Arthur adalah dengan mempercayai kedua kebenaran itu. Twin Tower of Truth. God’s Sovereignty (Kedaulatan Allah) and Man’s Responsibility (tanggung jawab manusia).

Contoh:

a.       Matius 11: 27             “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku
dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa,  dan
tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”.
Ayat ini adalah Kedaulatan Allah (God’s Sovereingty)
b.      Matius 11: 28-29       “Marilah kepada Ku, semua yang letih lesu dan berbeban
Berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah Kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku...”
Ayat –ayat ini merupakan tanggung jawab manusia.

Kita harus percaya dan memegang kedua kebenaran ini dan tidak ada pertentangan antara keduanya, justru saling melengkapi.Tetapi kalau kita pakai prinsip NASKH, kita akan memegang yang terakhir dan kita akan jatuh pada usaha manusia (mans responsibility). Walaupun orang Kristen tidak mengenal prinsip NASKH ini, tetapi ironisnya masih banyak orang Kristen yang jatuh pada ekstrim ini yaitu berdasarkan jasa manusia. (- legalisme)

a.       Filipi 2: 12                     “Hai saudar-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat
Karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar....”
Ayat ini merupakan tanggung jawab manusia (man’s responsibility)
b.      Filipi 2: 13                     “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan
Maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya”
Ayat –ayat ini merupakan Kedaulatan Allah (God’s Sovereingty)

                Kita harus percaya dan memegang kedua kebenaran ini (Twin Tower of Truth)
Kalau kita terapkan prinsip NASKH pada ayat-ayat ini, kita akan memegang yagn terakhir dan kita akan jatuh pada ekstrim yang lain yaitu bergantung penuh pada kedaulatan Allah (God’s Sovereingty) dan tidak melakukan apa-apa. Ironisnya juga masih banyak orang Kristen begitu pasif dengan alasan, ‘kita kan sudah selamat, buat apa bersusah payah’.

Sumber: Ringkasan wawancara Dr Mark Gabriel di Youtube

2.       Dr Nabeel Qureshi

Nabeel adalah salah seorang anggota pada Ravi Zacharias Internasional Ministries. Dia  bergelar  MD (Doctor of Medicine) sama dengan dokter spesialis dari Eastern Virginia Medical School; MA dalam bidang Apologetik Kristen dari Biola University dan MA dalam bidang Agama dari Duke University. Dan akan mengambil Ph. D. di Oxford University.
Pada waktu Nabeel masih di High School, temannya yang bernama Betsy coba menginjili dia. Orang tua Nabeel selalu menasihati dia bahwa “Jika ada orang yang mau memperkenalkan kekristenan padamu, kamu harus memperkenalkannya juga tentang Islam”.Oleh karena itu, walaupun masih muda Nabeel telah cukup mempersiapkan diri dengan baik. Terjadilah percakapa Nabeel dengan Betsy sbb:

Betsy     : “Nabeel, apakah anda mengenal Yesus?”
Nabeel : “Ya, saya tahu Yesus melalui Quran.
-          Yesus adalah Mesias (Surah 3:45)
-          Yesus lahir dari seorang perawan (3:47)
-          Yesus melakukan banyak mujizat (3:49)
Tetapi saya tidak percaya Yesus adalah Allah karena Quran mengatakan demikian
Betsy     : Di dalam Alkitab Yesus berkata: Aku dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30; 14:10).
   Bukankah ini cukup untuk percaya bahwa Yesus adalah Allah?
Nabeel : Tidak cukup, karena di dalam kitab yang sama ada terulis:
                  “Aku didalam mereka (murid-murid) dan Engkau di dalam Aku....”(Yoh 17: 23)
                Bukankah ini artinya satu dalam Spiritual?
                Dan Bagaimana dengan perkataan Yesus:  “Bapa lebih besar dari pada Aku”(Yohanes 14:28),
                Juga bagaimana kalimat ini?: “Ia tidak dapat mengadakan mujizatpun di sana (Mark 6:5)
                Apakah ini yang kau sebut Allah?
Akhirnya Betsy dan dibantu teman-temannya tidak bisa menjawab Nabeel.
****
Disatu sisi Betsy dan teman-temannya mempunyai kerinduan besar untuk memberitakan Injil dan tentu saja ini sangat baik. Tapi disisi lain, Betsy dan teman-temannya kurang mempersiapkan diri mereka. Harusnya sebelum mereka ingin memperkenalkan Yesus kepada orang  lain, mereka perlu mempelajari siapa Yesus sehingga mereka bisa menjawab dengan baik dan meyakinkan. Kalau kita mencoba introspeksi diri kita sendiri, kita juga menyadari bahwa banyak dari kita Kristen yang kurang belajar tentang siapa Yesus yang justru kita imani. Amsal 19: 2 mengatakan: “Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik, orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”.
                Setelah Nabeel melanjutkan studinya ke universitas dan masuk asrama, dia kebetulan satu kamar dengan David yang beragama Kristen. Dengan berjalannya waktu, persahabatan mereka menjadi sangat erat. Suatu waktu Nabeel melihat David sedang membaca Alkitab, dia berpikir, wah, ini adalah kesempatan untuk berdebat dengan seorang Kristen. Untuk memulai dialog, Nabeel membuka dengan satu pertayaan kritis.
Nabeel : Bukankah sudah terjadi penyimpangan makna dari aslinya pada Alkitab yang anda baca?
Karena pada zaman Yesus, Dia berbicara dalam bahasa Aram dan Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Kemudian pada waktu cukup lama Alkitab berbahasa latinlah (vulgata)  yang dipakai oleh orang Kristen, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan akhirnya Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang itupun terdiri dari banyak versi misalnya NIV, KJV dll.
David     : (menjawab dengan tenang). Sekarang ini tersedia lebih dari 5000 salinan dari naskah Yunani
Dan sebanyak 20.000 lebih diterjemahkan seperti dalam bahasa Latin, Coptic dan Syriac untuk kita bisa jadikan rujukan.

Nabeel terkejut mendengar jawaban David yang begitu meyakinkan. Singkat cerita, mereka berdua sepakat untuk menyelidiki naskah-naskah kuno demi mencari kebenaran.
Nabeel bertekan menyelidiki keyakinan yang sentral dari orang Kristen yaitu:
Kristen
Islam
1.       Yesus adalah Tuhan
2.       Mati di atas kayu salib
3.       Ia bangkit dari orang mati
1.       Yesus tidak bersifat Tuhan (S: 116-117)
2.       Yesus tidak mati di kayu salib (4:157)
3.       Yesus tidak bangkit dari orang mati (4:158)

Seperti yang terdapat pada Roma 10:9: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan ❶, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia ❸ dari antara orang mati ❷, maka kamu akan diselamatkan”.

Kalau salah satu dari pernyataan Kristen di atas salah, maka rontoklah iman orang Kristen. Pernyataan Alkitab dan pernyataan Quran adalah saling bertentangan satu dengan yang lain dan tidak mungkin kedua-duanya benar karena kontradiksi. Pastilah salah satu yang benar dan yang satu lagi salah atau kedua-duanya salah.
                Nabeel mulai meneliti naskah-naskah kuno dengan menggunakan ilmu yang dia pelajari di universitas yaitu metodologi sejarah. Singkat cerita, dia sangat diyakinkan oleh tulisan-tulisan dari para ahli sejarah baik dizamannya Yesus seperti Yosephus, Thallus dll, maupun ahli-ahli sejarah dari ateis, agama-agama lain termasuk Dr Reza Aslan (Islam) yang mengatakan bahwa Yesus benar-benar mati di atas kayu salib.

Pernyataan Krsten no 2 terselesaikan.
               
Mengenai pernyataan Kristen no. 3: Ia bangkit dari antara orang mati, Nabeel sebagai seorang yang menyeldiki dengan metode sejarah menyadari bahwa kebangkitan Yesus diluar batas kemampuan sejarah. Seperti komentar Dr Reza Aslan sbb : “As a historian the resurreciton is outside of my bounderies because it is on ahistorical event. It’s  a matter of faith, not a matter of history”. Terjemahannya: “Sebagai seorang sejahrawan, kebangkitan adalah diluar batas-batas saya karena itu bukan suatu kejadian sejarah. Itu adalah suatu persoalan iman, bukan persoalan sejarah”. Dr Reza Aslan melanjutkan; “tetapi tidak begitu lama setelah Yesus mati, pengikut-pengikut-Nya percaya pada kebangkitan-Nya dan menjadi suatu fondasi dari pergerakan yang baru. Oleh karena itu apakah Yesus sendiri bangkit dari antara orang mati, itu bukan suatu pertanyaan yang sejarahwan bisa menjawabnya, apakah pengikutnya betul-betul yajin dan menegaskan bahwa Yesus benar bangkit dari antara orang mati, itu adalah suatu fakta sejarah”.
                Nabeel mendengar debat antara Michael Licona (Kristen) Vs Shabur Aly (Islam) tentang “Apakah Yesus bangkit dari antara orang mati?” dan dia merasa yakin bahwa argumen Michael Liconalah yang lebih realistis.
                Nabeel juga sangat diyakinkan oleh dua tokoh Alkitab yaitu;

I.                    Yakobus
Mulanya Yakobus saudara-saudaranya tidak percaya terhadap Yesus selama pelayanan-Nya di bumi (Yoh. 7:5), tetapi berubah percaya ketika ia menjadi saksi mata pada kebangkitan Yesus (I Korintus 15:7). Dan ia juga menjadi penulis kitab Yakobus dalam Alkitab.

II.                  Paulus
Ia tadinya begitu berapi-api anti Kristen, tetapi setelah bertemu dengan Yesus yang bangkit, dia berubah sama sekali. Dia telah berubah dari seorang musuh yang sengit (antagonist) menjadi seorang pendukung (protagonist) yang ditentukan dari iman Kristen. Dia juga menganggap dirinya sebagai seorang saksi mata akan Kristus yang dibangkitkan (I Korintus 15:8). Oleh karena itu, dia mengatakan: “Jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu”. (Yoh. 15:17)
                Nabeel juga sangat tertarik dengan dialog antara beberapa ahli Taurat dan orang Farisi yang berkata kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat tanda dari pada-Mu”. Tetapi Yesus tidak memberikan tanda mereka selain tanda nabi Yunus (Matius 12: 38-40) yang artinya adalah sama dengan mati dan kemudian dipulihkan menjadi hidup melambangkan kebangkitan Anak manusia dari antara orang mati (ayat 40) yang merupakan tanda tertinggi dari semua tanda bahwa kerajaan Allah telah datang.

                Dengan ini semua, maka percayalah Nabeel bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati.

                Akhirnya Nabeel sampai pada pertanyaan nomor 1: Yesus adalah Tuhan. Nabeel ingin menyelidiki tentang apa kata Yesus terhadap diri-Nya dan dia memilih membaca kitab yang paling awal ditulis yaitu kitab Markus yang ditulis kira-kira tahun 45-50 AD untuk diteliti karena menurut metode sejarah bahwa sumber yang paling dekat adalah yang paling terpercaya. Pada waktu dia mulai membaca, sampailah dia pada ayat yang sangat mengejutkan dia yaitu Markus 14:62 yang berbunyi:”Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan yang mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit”.
                Inilah kali pertama Yesus menyatakan siapa diri-Nya di hadapan banyak orang (di hadapan mahkamah agama). Sebelumnya Yesus hanya mengizinkan murid-murid-Nya yang tahu siapa Dia, dan melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia. (Markus 8: 29-30). Gelar Anak Manusia adalah sangat penting karena itu menyatakan keberadaan yang bersifat ketuhanan: dan pemuka agama Yahudi zaman itu sangat paham gelar itu, karena dalam kitab Daniel 7: 13-14 dimana Daniel mendapat visi untuk menggambarkan siapa anak manusia itu. Karena imam besar sangat sangat paham apa yang Yesus katakan dalam Markus: 14:62, maka imam besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata “untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah...”(Markus 14:63-64).
                Disamping itu Nabeel mempelajari doktrin keselamatan Kristen bahwa Yesus haruslah manusia 100% dan Allah 100% agar bisa menebus dosa umat manusia. Karena kalau Yesus hanyalah manusia, Dia tidak mungkin menebus bermiliard-miliard orang.

Dari hasil penyelidikannya yang sangat teliti, Nabeel menjadi sangat yakin bahwa Yesus adalah Tuhan (Allah).

                Sesudah 3 tahun Nabeel menyelidiki Kekristenan, mulailah dia menyelidiki Islam dengan metode yang sama. Seperti biasa dia mulai menyelidiki tentang keyakinan yang sentral dari Islam yaitu: “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul-Nya”.  Untuk menyelidiki kehidupan Muhammad di Quran, dia mencari dari sumber paling awal yang dikumpulkan oleh Eben Ishak, yaitu 115 tahun sesudah Muhammad meninggal. Dan dia juga menyelidiki Hadith yang digunakan oleh Islam Sunni (80% dari jumlah total Islam di seluruh dunia) yaitu Sahih Al Buchari – 250 tahun sesudah Muhammad meninggal serta muridnya Buchari yaitu Sahih Al Muslim.

 Singkat cerita Nabeel menyimpulkan dengan berani berdasarkan hasil penyelidikannya bahwa ia mulai skeptis terhadap ajaran Islam.

                Walaupun Nabeel mulai yakin akan kebenaran ajaran Kristen dan Skeptis terhadap ajaran Islam; dia masih belum berani mengambil sikap, karena tiga faktor dari lubuk hatinya yang menjadi penghalang.

I.                    Masih membekas di dalam hatinya satu kalimat dalam Quran yang mengatakan: “Jika engkau percaya Yesus adalah Allah, engkau akan masuk neraka. (5:72)
II.                  Menurut ajaran Islam, orang murtad patut dibunuh. Apalagi Nabeel masih mengingat kejadian yang terjadi tahun 2004 di New Jersey (AS) dimana satu keluarga Islam dibunuh karena berpindah agama.
III.                Keluarga dan komunitas Islamnya. Inilah yang paling berat buat Nabeel karena hubungan dengan keluarganya sangat erat dan begitu saling mengasihi. Orang tuanya yang membesarkan dan menyekolahkan dia. Disamping itu Nabeel bebrepa kali diminta untuk berdakwah di Mesjid pada hari Jumat bila imam dan ayahnya berhalangan hadir. Temtan-temannya juga sering meminta bantuannya untuk menafsirkan Hadith.

Jadi pada saat itu Nabeel berpikir terlalu banyak yang dipertaruhkan kalau ia menjadi Kristen. Tapi disisi yang lain, Nabeel merasa didesak oleh kehausan akan kebenaran. Terjadilah konflik batin yang sangat dalam di hati Nabeel. Oleh karena itu dia berhari-hari bedoa sambil menangis kepada Allah memohon petunjuk berupa mimpi. Menurut kesaksian Nabeel, Allah memberikan visi dan beberapa mimpi yang mengarah pada Yesus. Setelah dia merasa mengalami pengalaman rohani, dia dengan bulat memutuskan menjadi Kristen dan siap menghadapi segala resiko.
Selang beberapa waktu, akhirnya orang tua mengetahui perpindahannya dan langsung memutuskan hubungan dengannya. Pada waktu Nabeel merayakan pesta pernikahannya orang tuanya tidak mau menghadiri.
Sekarang Nabeel sering berbicara di universitas-universitas terkenal di Amerika, Eropa, Asia dan termasuk diUPH Jakarta. Dia juga sering diundang untuk berdialog dengan para intelektual Islam baik di Amerika maupun di Inggris.

****
Bagi seorang intelek Islam,  walaupun dia mengerti kekristenan itu benar setelah melalui penyelidikan, tetap saja dia akan mengimani Islam karena mungkin prinsip NASKH (wahyu yang belakangan melalaikan wahyu yang sebelumnya). Kecuali orang tersebut digerakkan oleh Roh Kudus dan menerima anugerah; maka ia pasti menjadi pengikut Kristus, karena untuk menjadi orang Kristen yang benar pertama-tama adalah merupakan pekerjaan Roh Kudus barulah dia mulai mengerti kebenaran Allah. Jadi bukan karena kemampuan kita mengerti kemudian percaya. Ibrani 11:3: “Karena iman kita mengerti...”(Iman adalah pemberian Allah). Yohanes 6: 65 berbunyi: “Lalu Yesus berkata: “Sebab itu telah kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun  dapat datang kepada-Ku kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya”. (Lihat Yoh 6:44)

Contoh:
Dr Reza Aslan seorang berkebangsaan Iran yang hijrah ke Amerika bersama orang tuanya. Dia bergelar Master ofTeological Studies dari Harvard Divinity School dan Ph. D in the history of religion dari university of California, Santa Barbara. Dia seorang intelektual Islam, tetapi istrinya memeluk agama Kristen. Dia menulis tentang  Yesus dari perpektif sejarah dalam bukunya yang berjudul Zeolot. Dia mendapat kesempatan berbicara di Westminstertownhall dan salah satu kalimatnya berbunyi sbb:”you can be a follower of Jesus without necessarily being a follower of Jesus, just as you can be a Christian without necessarily being a follower of Jesus”. Terjemahannya; “Anda bisa menjadi seorang pengikut Kristus tanpa harus menjadi orang Kristen, sebagaimana anda dapat menjadi Kristen tanpa harus menjadi pengikut Yesus”. Memang banyak orang yang mengaku Kristen atau Kristen karena kelahiran tidak mengenal siapa Yesus dengan baik termasuk pengajaran-pengajaran-Nya yang Yesus harapkan mereka terapkan dalam hidup. Dr Reza Aslan mempelajari siapa Yesus secara akademik, sehingga ia tetap memeluk agama Islam.

The  Son Of Man
Pernyataan Kristen No. 1: Yesus  adalah Tuhan

The Son of Man (anak manusia)                -RC Sproul

Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak manusia itu?”- (Matius 16:13)
Yesus tidak bertanya: “Siapakah Aku ini menurut mereka?”
Melainkan, Yesus menggunakan gelar untuk memperkenalkan kepada murid-murid-Nya: Ia menunjuk diri-Nya sebagai “Anak Manusia”.
                Gelar Anak Manusia digunakan sekitar 80 kali. Apa yang menyolok tentang penggunaan gelar ini adalah: Itu adalah gelar yang  Yesus paling sering gunakan untuk  menggambarkan diri-Nya. Total semua dari gelar ini yang digunakan tentang Yesus di dalam Perjanjian Baru, hanya 2 atau 3 kali gelar tersebut digunakan oleh seseorang selain dari Yesus. (Contoh Kis Para Rasul 7:56)
                Banyak orang Kristen menganggap gelar “Anak Manusia”menunjukkan suatu penandaan diri yang rendah hati dimana Yesus gunakan untuk meminta perhatian pada kemanusiaan-Nya, identifikasi-nya dengan kita sebagai manusia. Ada suatu unsur kebenaran dalam ungkapan ini, tetapi itu tidak cukup.
                Perjanjian Baru mempunyai gelar yang lain untuk Yesus, “Anak Allah”. Dalam sejarah kekristenan, gereja telah mengakui bahwa Yesus, walaupun Ia adalah pribadi, mempunyai dua sifat, satu bersifat ketuhanan dan satu lagi manusia. Oleh karena itu, jika kita berpikir bahwa gelar “Anak Allah” digunakan di Perjanjian Baru untuk Yesus sebagai Tuhan, itu mudah untuk menarik kesimpulan bahwa jika menggunakan gelar “Anak Manusia”, itu menunjukkan  pada kemanusiaan-Nya. Tapi bila kita menarik kesimpulan seperti itu, kita akan jatuh dalam banyak kesulitan, karena itu bukan suatu kesimpulan yang sahih. Dalam tingkat tertentu, situasinya adalah sebaliknya.
                Dalam Alkitab, gelar “Anak Allah” dianggap berasal dari malaikat dan juga dari manusia, dengan menunjuk khusus  pada orang yang terutama sekali taat pada Allah.
Itu tidak bararti bahwa gelar “Anak Allah”tidak mempunyai rujukkan pada ketuhanan Yesus, gelar itu menunjuk pada Yesus, terutama sekali dengan cara yang khusus. Tetapi ungkapan itu, pada dirinya, sering menunjuk pada mahluk-mahluk ciptaan dan tidak perlu menunjukkan ketuhanan. Demikian pula walaupun gelar “Anak Manusia” mempunyai rujukkan kepada solidaritas Yesus dengan kemanusiaan, ada sesuatu tentang penggunaan secara Alkitabiah dari gelar ini yang fokus pada keagunan yang transenden tentang Yesus.


Visi Daniel
                Ungkapan “Anak Manusia”ini , tidak diciptakan oleh Yesus di abad pertama, tetapi mempunyai akarnya di kesusastraan Perjanjian Lama terutama sekali dalam kitab Daniel.
                Di dalam Daniel pasal 7, nabi melukiskan suatu visi yang Allah berikan padanya dari sebelah dalam tempat suci di Sorga. Dia dibawa oleh Roh sama seperti Yohanes di Pulau Patmos ketika ia menulis kitab Wahyu. Daniel diberikan hak instimewa untuk melihat ke bagian dalam dari Sorga itu sendiri.
“Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan lalu duduklah yang lanjut usianya, pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba, kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya, seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah kitab-kitab”. (Daniel 7:9-10)

Daniel melihat ke bagian dalam dari Sorga, melihat seorang yang duduk pada kemegahan takhta ini yang mempunyai gelar “The Ancient of Days”(yang lanjut usianya). Ia menunjuk pada Allah Bapa, dikelilingi dan dihadiri oleh berpuluh-puluh ribu malaikat.
Daniel terus melihat, dan inilah apa yang dia lihat.
Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari  langit seorang seperti  Anak Manusia; datanglah Ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepada-Nya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai Raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak lenyap dan kerajaan-Nya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (13-14)

Apa yang Daniel lihat adalah kemuliaan dari Kristus.
               
Gelar Anak Manusia di kitab Daniel  tidak menggambarkan seorang makhluk ciptaan yang punya lingkup operasi di bumi, tetapi suatu keberadaan Sorgawi. Itu mengenai seorang yang meninggalkan kehadiran dari Yang Lanjut Usianya di Sorga, menjadi manusia, dan pada penyelesaian dari persinggahan-Nya kembali kepada tempat asal-Nya, Sorga itu sendiri, diaman Ia diberikan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai Raja.
Bukankah kebetulan bahwa ketika setelah kebangkitan-Nya, Yesus meninggalkan dunia ini dari gunung Olives, gambaran secara alkitabiah bahwa terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka (Kis 1:9). Lukas, penulis kitab Kisah Para Rasul mengatakan pada kita tentang keberangkatan Yesus, tetapi ia tidak menggambarkan kedatangan pada tujuan yang lain (Sorga). Adalah kedatangan itu (di Sorga) yang Daniel lihat.
Yesus pernah membuat pernyataan ini: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke Sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari Sorga, yaitu Anak Manusia”. (Yoh 3:13). Nyatanya Ia sering membuat rujukan pada fakta bahwa tempat asal-Nya bukan Betlehem. Ia berulang-ulang menekankan fakta bahwa Ia datang dari atas, bahwa Ia datang dari Bapa. Ia turun dari Sorga sebelum Ia naik ke Sorga.

Dua Kejadian dalam Kehidupan Yesus
                Dua kisah dalam pelayanan Yesus meminta perhatian pada pentingnya gelar ini, “Anak Manusia”.
                Pada suatu peristiwa, Yesus menyembuhkan orang lumpuh. Ia berkata:”Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”. (Mat 9:2). Ketika otoritas agama mendengar ini, mereka sangat marah. Mereka berpikir bahwa Yesus hanyalah seorang manusia yang membuat diri-Nya berusaha untuk menjadi Allah.
                Bagaimanapun di dalam komunitas Yahudi pada abad pertama, mereka mengerti dengan jelas bahwa pribadi yang satu-satunya punya otoritas untuk mengampuni dosa adalah Allah. Namun ketika Yesus melayani orang lumpuh itu, Ia tidak berkata izinkan saya berdoa untuk ada agar Bapa-Ku mengampuni dosamu”. Ia membuat suatu deklarasi dengan secara sepihak: ”Dosamu sudah diampuni”. Itu sebabnya ada suatu jawaban yang penuh amarah dengan tuduhan penghujatan yang sedang diajukan terhadap Dia.
                Bagaimana Yesus merespon? Mengetahui pikiran mereka, Yesus berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat dihatimu?” Manakah lebih mudah mengatakan; ”Dosamu sudah diampuni atau mengatakan: “Bangunlah, berjalanlah? Tetapi  supaya kamu tahu bahwa di dunia ini  Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu - : ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”(Mat 9:4-6)


                Yesus melakukan itu untuk mengajarkan mereka sesuatu. Apa pelajaran itu? Ia melakukan keajaiban agar para penonton akan mengetahui bahwa Ia, Anak Manusia, mempunyai otoritas untuk mengampuni dosa. Ketika mereka mendengar Yesus berkata bahwa Anak Manusia mempunyai otoritas untuk mengampuni dosa di bumi, mereka tahu Ia sedang mengatakan bahwa Ia adalah bersifat ketuhanan.

Pada Peristiwa Yang Lain              
                Ketika murid-murid memetik bulir gandum waktu mendekati ladang gandum pada hari Sabat, (Mark 2:23-28). Orang-orang Farisi mencari kesalahan pada tindak tanduk murid-murid Yesus dalam  penjelasan-Nya tentang  mengapa Ia mengizinkan mereka memetik gandum berkata, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Hari hari Sabat”, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas semua hari Sabat”.
                Mendengar kalimat itu dengan telinga dari seorang Yahudi abad pertama, yang paham bahwa hanya Pencipta dalam alam semestalah satu-satunya yang mempunyai kuasa sebagai Tuhan atas hari Sabat. Sabat tidak dibuat oleh Musa tetapi oleh Allah, jadi ketika Yesus berkata ”Anak Manusia” adalah Tuhan atas hari Sabat”, Ia sedang berkata “Anak Manusia adalah Allah”.
                Memperhatikan dua kejadian ini secara bersama, kita bisa mengerti bahwa gelar “Anak Manusia”memperlihatkan otoritas ketuhanan untuk mengampuni dosa dan mengesahkan apa tindak-tanduk yang diterima pada hari Sabat. Kedua bidang ini semata-mata milik Allah dan oleh karena itu ketika Yesus menggunakan gelar itu untuk menggambarkan diri-Nya, Ia sedang berkata bahw Ia adalah Allah.

Pernyataan Kristen No 2: Mati di atas Kayu Salib

                Contoh tulisan dari dua Sejarahwan Purbakala Non Kristen.

1.       Flavius Josephus – Sejahrawan Yahudi (AD 37-100)
Pada saat ini ada seorang bijaksana yang dipanggil Yesus. Tingkah lakunya baik, da dia dikenal berbudi luhur. Dan banyak orang dari antara orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain menjadi murid-muridnya. Pilatus menghukum dia untuk disalibkan dan mati. Dan mereka yang telah menjadi murid-muridnya tidak meninggalkan pemuridannya. Mereka melaporkan bahwa ia telah muncul pada mereka tiga hari setelah penyaliban dan dengan begitu ia hidup; karena itu, mungkin dia mesias yang kepadanya nabi-nabi telah menceritakan hal-hal menakjubkan.

2.       Tacitus (AD 56-117)
Ia adalah seorang senator dibawah Kaisar Verpasian dan seorang sejarahwan.
Dalam buku sejarahnya pada tahun 116 AD, dia menggambarkan jawaban Kaisar Nero atas kebakaran hebat di kota Roma dan tuntutan Nero bahwa orang Kristenlah yang membakar kota dan untuk itu Kristen disalahkan.
Maka dari itu, untuk membuang laporan itu, Nero mengkaitkan kesalahan dan membebankan siksaan  yang paling hebat sekali.  Pada suatu golongan yang tidak disukai karena hal-hal dari mereka yang sangat dibenci, disebut orang-orang Kristen oleh khalayak ramai. Kristus, dari padanyalah nama itu berasal, menderita hukuman yang hebat selam pemerintahan Tiberius oleh salah satu dari para gubernur, Pontius Pilatus, dan suatu tahyul yang jahat hingga berhenti sebentar, berkobar lagi tidak hanya di Yudea, sumber pertama dari kejahatan, bahkan juga di Roma dimana segala sesuatu yang mengerikan dan memalukan terhadap setiap bagian dunia yang menemukan pusat mereka dan menjadi populer.

Tacitus dalam menggambarkan tindakan-tindakan Nero dan kehadiran dari orang-orang Kristen di Roma, dengan hati berat mengakui beberapa fakta kunci yang berhubungan dengan kehidupan Yesus. Tacitus membenarkan bahwa Yesus hidup (tinggal ) di Yudea, disalibkan dianiaya karena iman mereka kepada Dia.
Pernyataan Kristen no 3: Ia Bangkit dari antara Orang Mati.

                Martin Luther meringkaskan perbagai tipe kesaksian:
Kebangkitan dari Tuhan Yesus dibuat pasti
1.       Dengan kesaksian dari musuh-musuh-Nya
2.       Dengan kesaksian dari sahabat-sahabat-Nya
3.       Dengan kesaksian dari Tuhan sendiri
4.       Dengan kesaksian dari Nabi-nabi dan Kitab Suci
Catatan:
-          Baca buku Lee Strobel (wartawan dan ahli hukum yang tadinya ateis kemudian menjadi apologet Kristen)
Judulnya: - The Case For Christ dan The Case for Real Jesus

-          Bukunya J. Warner Wallace (Detektif pembunuhan yang juga seorang ateis dan sekarang menjadi apologet Kristen)

****
Kehidupan tokoh-tokoh Atheis, Dari Agama Lain ketika menjadi Kristen begitu giat setelah mendapat sentuhan Roh Kudus. Bukan hanya giat melainkan taat mendalami dan membela kekristenan. Bagaimana dengan kita yang telah lama menjadi Kristen?



Virginia US. Decroly Sakul


Tidak ada komentar: