Arsip Blog

Kamis, 31 Juli 2014

Eutikhus


Malam itu waktu sangat berarti. Percakapan dipakai sampai fajar menyingsing. Percakapan apa?
Setelah banyak menghadapi tantangan dalam penginjilan, bahkan ancaman pembunuhan...tidak menyurutkan mereka melakukan pekerjaan penginjilan.
Malam itu Paulus hendak berangkat keesokan harinya melanjutkan perjalanan dari Troas ke Miletus. dengan waktu yang ada mereka mengisinya dengan memecah-mecahkan roti dan Paulus meninggalkan pesan sampai tengah malam. Paulus telah menyadari bahwa waktunya tidak sedikit dan kemungkinan tidak bisa bertemu kembali dengan jemaatnya karena kemungkinan besar dia akan dibunuh.Waktu yang sedikit tidak mengendorkan semangatnya untuk menginjil. Waktu dipakai sedemikian ketat dan tidak disia-siakan. waktu tidak dipakai untuk mengeluh dan meratapi nasib. Injil menjadi fokus utama.
Ada kejadian luar biasa malam itu. Eutikhus jatuh karena tertidur di jendela saat mendengarkan Paulus. Jatuh dan mati. Oleh karunia Kristus, Paulus kemudian menghidupkan kembali Eutikhus. Rencana perkapan hanya sampai tengah malam berlangsung sampai fajar menyingsing. Apakah percakapan tentang mujizat Eutikhus hidup lagi. Tidak. Fokusnya tetap pada Injil. Kisah 20 oleh LAI juga  memberikan judul perikop bukan mujizat ini.
Fokus pemberitaan Injil bukanlah pada spektakuler mujizat tapi apda esensi Injil yang menyelamatkan manusia dari ikatan dosa. Kepada pertobatan dan kebergantungan penuh pada anugerah Allah dan kepada upaya tidak kenal lelah menyatakan Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Kebenaran Injil akan menghasilkan banyak mujizat. Bukan sebaliknya.

Tidak ada komentar: