Arsip Blog

Minggu, 26 Oktober 2014

Ur Kasdim


Terletak di bagian tenggara kota Baghdad merupakan sebuah tanah yang subur yang menjadi pusat peradaban kuno dan juga pusat penyembahan berhala dewa bulan Camarina - Qamar kata Arabnya.
Penyembahan berhala mencapai puncaknya di zaman Abraham.
Ketika kemajuan suatu bangsa semakin 'canggih' masanya manusia mengabaikan untuk bergantung pada Tuhan. Sejarah terus berulang. Lihat saja, Eropa dan Amerika contohnya. Diawali dengan semangat reformasi kristen yang membangun etos kerja sehingga menghasilkan kemajuan peradapan dan tehnologi pada akhirnya Tuhan disingkirkan. Sama seperti membangun menara Babel. Tuhan tidak diperlukan. Transportasi, pendididikan, kesehatan, asuransi semua dapat diupayakan. Untuk apa Tuhan ada. Tuhan hanya sekedar mitos masa lalu.
Orang mengandalkan hasil karya manusia, jika ada masalah tentang semangat maka, psikologi dan motivasi andalan pasti dan realistis. Humanis bukan.
Spiritual tumbuh tapi untuk mengangungkan karya manusia itu sendiri - ya sama dengan penyembahan berhala bukan. Menyembah mengagungkan yang bukan Allah.
Dari tempat seperti itulah Abraham disuruh berangkat. Meninggalkan semua itu, meninggalkan kemampanannya. Kemapanan yang justru menjadi incaran manusia umumnya. Kalau sudah kaya, mapan, ngapain ambil resiko. Apalagi demi mendengarkan instruksi 'ajaran kuno'. Tapi,  Abraham melakukan apa yang diperintahkan Allah. Meninggalkan semua itu memulai perjalanan melakukan kehendak agung Sang Khalik.
Jika hidup terlalu nyaman, tidak ada tantangan, berlimpah ruah....hati-hati mungkin kita sedang tinggal di 'Ur Kasdim'.
Mazmur 73; Asaf hampir tergelincir karena cemburu pada mereka yang tidak pernah mengalami kesusahan. 

Tidak ada komentar: