Sedih juga dengar kisah teman yang suaminya meninggal. Meski sudah tiga bulan ditinggalkan, tapi rasa kehilangan masih terasa.
Teman kami yang sudah janda ini kemudian bercerita bahwa sama seperti mobil, ada yang sudah tidak beres sejak dari pembuatannya. Ada 'onderdil' bawaan yang memang tidak sempurna sejak awal. Mendiang suaminya juga mungkin demikian karena ada teman suaminya yang sudah ditinggal mati istrinya, makan tidak ter-urus, kerja berat setiap hari, tidur tidak teratur tapi tetap sehat-sehat saja. Dibandingkan suaminya semasa hidup, kok bisa kena penyakit gagal ginjal.
Ipar saya juga ceritakan tentang ayahnya. Bahwa ipar saya telah melarang ayahnya untuk tidak lagi membiasakan minum-minuman keras dan merokok. Tapi ayahnya malah dengan santai bilang, coba kau bandingkan dengan bapak depan rumah, tidak merokok, tidak konsumsi minuman keras, rajin ke gereja malah.....kenapa malah dia kena stroke.......Ipar saya tidak bisa jawab dan memberikan larangan selanjutnya.
Memang ada kondisi-kondisi khusus yang mendukung pendapat seolah-olah tidak perlu kita hidup tertib dan kita memiliki pembenaran atas kebiasaan kita yang salah. Tapi kalau mau jujur, kondisi khusus itu bukan kondisi umumnya. Namanya juga khusus, sehingga tidak bisa jadi patokan.
Konsumsi nikotin secara teratur pasti merusak organ tubuh, mengenai orang lain ada yang tidak merokok bahkan kena kanker paru, itu masalah lain, masalah khusus.
Kita diberikan hikmat, bukan untuk membenarkan apa yang salah tapi bijaksana dalam menilai sesuatu. Melihat dari perspektif yang benar. Perspektif yang salah menghasilkan persepsi yang salah. Ada orang yang terbatas penglihatannya mengatakan gajah itu yang punya gading. Semua yang memiliki gading dibilang gajah.
Ada anak yang masih usia muda jantung bocor. Belum konsumsi macam-macam dan orang tua harus bergumul dengan penyakit anaknya. Apakah ini sama seperti mobil yang ada bagian mesinnya salah dibuat? Dalam arti Tuhan 'salah cipta'?
Ataukah tidak adil orang yang sering ke gereja dan hidup teratur tapi justru kena penyakit dibanding orang yang amburadul cara hidupnya?
Hati-hati dengan sudut pandangmu. Ayub juga mengalami hal yang sama, di Mazmur ada 37 dan 73 menceritakan tentang hal yang mirip dengan pergumulan semacam ini.
Sudut pandang kita bisa dibelokkan oleh si Jahat demi kita meninggalkan sejatinya Allah yang kita imani.
Bisa jadi yang kita alami seolah-olah buruk justru karena kita dipercaya Allah untuk menjalani hal tersebut, untuk kebaikan, untuk mendidik hamba-Nya, untuk memurnikan murid-Nya, dan untuk kemuliaan Allah dan rencana besar Allah dalam dunia. ( I Kor 10:13)
Teman kami yang sudah janda ini kemudian bercerita bahwa sama seperti mobil, ada yang sudah tidak beres sejak dari pembuatannya. Ada 'onderdil' bawaan yang memang tidak sempurna sejak awal. Mendiang suaminya juga mungkin demikian karena ada teman suaminya yang sudah ditinggal mati istrinya, makan tidak ter-urus, kerja berat setiap hari, tidur tidak teratur tapi tetap sehat-sehat saja. Dibandingkan suaminya semasa hidup, kok bisa kena penyakit gagal ginjal.
Ipar saya juga ceritakan tentang ayahnya. Bahwa ipar saya telah melarang ayahnya untuk tidak lagi membiasakan minum-minuman keras dan merokok. Tapi ayahnya malah dengan santai bilang, coba kau bandingkan dengan bapak depan rumah, tidak merokok, tidak konsumsi minuman keras, rajin ke gereja malah.....kenapa malah dia kena stroke.......Ipar saya tidak bisa jawab dan memberikan larangan selanjutnya.
Memang ada kondisi-kondisi khusus yang mendukung pendapat seolah-olah tidak perlu kita hidup tertib dan kita memiliki pembenaran atas kebiasaan kita yang salah. Tapi kalau mau jujur, kondisi khusus itu bukan kondisi umumnya. Namanya juga khusus, sehingga tidak bisa jadi patokan.
Konsumsi nikotin secara teratur pasti merusak organ tubuh, mengenai orang lain ada yang tidak merokok bahkan kena kanker paru, itu masalah lain, masalah khusus.
Kita diberikan hikmat, bukan untuk membenarkan apa yang salah tapi bijaksana dalam menilai sesuatu. Melihat dari perspektif yang benar. Perspektif yang salah menghasilkan persepsi yang salah. Ada orang yang terbatas penglihatannya mengatakan gajah itu yang punya gading. Semua yang memiliki gading dibilang gajah.
Ada anak yang masih usia muda jantung bocor. Belum konsumsi macam-macam dan orang tua harus bergumul dengan penyakit anaknya. Apakah ini sama seperti mobil yang ada bagian mesinnya salah dibuat? Dalam arti Tuhan 'salah cipta'?
Ataukah tidak adil orang yang sering ke gereja dan hidup teratur tapi justru kena penyakit dibanding orang yang amburadul cara hidupnya?
Hati-hati dengan sudut pandangmu. Ayub juga mengalami hal yang sama, di Mazmur ada 37 dan 73 menceritakan tentang hal yang mirip dengan pergumulan semacam ini.
Sudut pandang kita bisa dibelokkan oleh si Jahat demi kita meninggalkan sejatinya Allah yang kita imani.
Bisa jadi yang kita alami seolah-olah buruk justru karena kita dipercaya Allah untuk menjalani hal tersebut, untuk kebaikan, untuk mendidik hamba-Nya, untuk memurnikan murid-Nya, dan untuk kemuliaan Allah dan rencana besar Allah dalam dunia. ( I Kor 10:13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar