Arsip Blog

Senin, 05 Oktober 2015

Skenario Ilahi

Ayub tidak pernah baca tentang Kitab Ayub. 
Ayub tidak tahu hidupnya akan ditulis dalam Alkitab. 
Ayub tidak tahu juga ada ‘skenario’ dari Yang Maha Tinggi dalam perjalanan hidupnya.

Kisah Ayub dikisahkan seolah-olah drama. 
Kisah yang diawali dengan ‘merendahkan’ gambaran ilahi yang tidak dapat dibayangkan, dibuat dalam frame yang dapat dicerna oleh keterbatasan logika manusia. 
Mana ada penulis  yang bisa hadir melihat Kerajaan Sang Maha Tinggi, 

Sang Khalik yang memperkenalkan dirinya Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus sehingga kita beroleh kemampun untuk mengenal-Nya.
Apalagi, mana mungkin Iblis dapat bersama-sama dengan Allah bermusyawarah.  
Itulah sebabnya kisah ini diawali dengan gambaran seolah-olah tapi begitulah kira-kira.

Meskipun didesak istrinya (dari dulu rupanya ada  istri yang suka desak-desak suami menghianati TUHAN) Ayub tidak mau menyangkali Allah. 
Luar biasanya, Ayub bahkan berkata, masak mau menerima hanya yang baik saja tapi tidak mau menerima yang buruk dari Allah.

Hamba adalah pengabdi pada Tuannya.  
Kalau mengabdi, apapun harus taat. 
Namanya juga hamba. 

Kemarin 4 Oktober 2015 pengkhotbah di Gereja GKI Kayu Putih menceritakan tentang Juru Kunci Gunug Merapi; Mba Marijan.

Mba Marijan mendapatkan tugas dari Sultan Hamengkubuwono sebelumnya yang telah meninggal.  Dan Mba Marijan tetap setia. Tidak mau mengungsi, meskipun pihak Keraton sudah memaksa beliau untuk mengungsi demi melihat betapa luar biasanya letusan merapi tahun 2010 tersebut. Tapi Mba Marijan selalu berkata, dia hanya patuh pada perintah Sinuwun (Sultan yang telah meninggal). 
Dia (Sultan) yang memberi perintah untuk menjadi juru kunci, dia juga yang berhak memerintah untuk mengungsi. Mba Marijan mati dalam kesetiaannya mengabdi.

Ayub harus kehilangan anak, istri, harta benda dan harga diri. Tapi Ayub tetap setia pada Tuhan. Demikian juga tentang Getsemani. Anak Manusia harus taat meskipun menyakitkan meminum cawan pahit.

Ayub percaya kepada Allah dan Allah juga percaya kepada Ayub sehingga mempercayakan Ayub mengalami hal yang luar biasa karena Allah percaya. 
Allah mempercayakan hal itu terjadi pada Ayub. 
Ada yang bergumul dalam keluarganya ada yang menderita, cacat, sakit dsb kemungkinan besar karena dipercaya Allah.
Sama seperti Ayub, kita tidak tahu apa yang sedang dibicarakan di’skenario’ilahi.  Tapi kita hanya bisa jalani, taat, setia.


Selamat mendapatkan kepercayaan Allah. Apapun bentuknya.

Dijalanku ku diirin, oleh Yesus Tuhanku
Apakah yang kurang lagi jika Dia panduku
diberi damai surgawi, asal imanku teguh

Suka duka dipakainya, untuk kebaikan-ku
Suka duka dipakainya untuk kebaikan-ku

(KJ 408 - Syair: All the Way My Saviour Leads Me, Fanny J. Crosby, 1875,
Terjemahan: E. L. Pohan Shn., 1970,
Lagu: Robert Lowry, 1875)

Tidak ada komentar: