Arsip Blog

Rabu, 07 September 2016

Roti Goreng 'Ala' Langowan

Di Langowan (baca Manado) tuh kalau ada Ibadah Kolom (semacam ibadah lingkungan yang dibentuk berdasarkan pembagian wilayah pelayanan masing -masing gereja di Sinode GMIM) maka Brot Goreng pernah menduduki tangga atas pilihan menu yang disajikan.Kok disebut brot goreng. Tidak tahu kenapa lebih familiar brot goreng daripada Roti Goreng.

Ya...mungkin karena bagian dari peninggalan istilah Belanda, jadilah lebih terkenal brot goreng daripada roti goreng.

Biasanya sebelum dinikmati,  digelindingkan terlebih dahulu di atas gula pasir tapi mungkin karena perlu ada toleransi terhadap diabetes, orang lebih suka disajikan apa adanya. Minimalis cukup celup teh manis atau kopi yang disajikan.
Banyak kali, karena terburu-buru brot goreng ini jadinya  keras karena salah ojo, atau salah proses. Ditimpukkin ke anjing, bisa modar malah bisa dijadikan bahan baku pengaspalan jalan pengganti batu :).

Murah meriah memang. Lagipula termasuk mudah dan praktis dalam proses pembuatannya.

Tapi jangan salah, brot goreng ini. Kami pernah menemukan di salah satu restoran yang berlokasi di dalam Taman Raya Bogor,  brot goreng ini dikenal dengan nama yang  keren: Poffetjes.
Iya Poffetjes....imut lebih kecil dimensinya dibanding ála manado' tapi harganya mmm...sudah sesuai namanya. Kalau ala Langowannya 5 kali gigit, yang ini, satunya hanya mampir di gigi.



Kemasan bisa bikin sesuatu itu mewah dan menaikkan harga jual. Ditambah embel-embel namanya, maka jadilah suatu produk sederhana tidak lagi dapat dijangkau semua kalangan.

So, hati-hati dengan data-tarik kemasan atau nama keren yang disandangkan.....akhirnya depe laste dorang bilang, ngana pe brot deng ngana.


Tidak ada komentar: