Arsip Blog

Kamis, 31 Maret 2022

MEMIKIRKAN TENTANG CARA KITA BERPIKIR

                                                 

                                                                (Suatu Perspektif Alkitabiah)

 Membaca, menulis, dan ilmu hitung berkaitan dengan cara berpikir.

                Membaca dengan baik tidak berarti mengalihkan pandangan Anda dengan cepat pada huruf-huruf di atas halaman. Itu berarti memahami fakta-fakta dan ide-ide secara akurat, menilai kebenaran dan keindahannya dengan benar, dan memanfaatkannya untuk menjalani kehidupan yang baik.

                Ilmu hitung, pada tingkat paling sederhana, berarti mengisi pikiran dengan sarana untuk berpikir (daftar dari pertambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagi). Pada tingkat yang lebih tinggi, matematika merupakan latihan logika untuk membangun sesuatu dan hidup dengan bijaksana.

                Menulis adalah apa yang Anda pelajari agar Anda bisa menyimpan untuk diri sendiri dan mengkomunikasikan kepada orang lain apa yang Anda pikirkan.

                This business of education is God’s business. Mengapa? Karena Allah memberikan kita pikiran yang berpikir. Ia menciptakan dunia ini dimana kita bisa pikirkan. Ia menulis buku tentang alam. Ia membuat aturan logika. Ia adalah standar benar dan salah, baik dan buruk, indah dan jelek. Mengabaikan Tuhan berarti benar-benar tidak berpengetahuan secara akurat.

                Renungkan kebenaran-kebenaran alkitabiah yang berikut

·         Kita diperintahkan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi kita.

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37).

·         Tanpa Allah sebagai nilai yang tertinggi dari pendidikan, semua pikiran menjadi sia-sia, gelap dan kotor.

“Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap….Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas” (Roma 1:21,28)

·         Kita diperintahkan untuk menjadi dewasa dalam pikiran kita.

“Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pikiranmu” (1 Korintus 14:20).

·         Kegagalan mencintai kebenaran mengarah pada kehancuran.

“…mereka tidak menerim dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka” (2 Tesalonika 2:10).

·         Orang bijaksana berusaha untuk bertumbuh dalam pengetahuan.

“Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan” (Amsal 15:14).

“Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan” (Amsal 18:15).

“Pasanglah telingamu dan dengarkanlah amsal-amsal orang bijak, berilah perhatian kepada pengetahuanku” (Amsal 22:17).

“Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan” (Amsal 23:12).

·         Berpikir tidak menggantikan Allah, dan Allah tidak menggantikan pikiran.

“Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu” (2 Timotius 2:7).

“Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian” (Amsal 2:1-6).

 Segala sesuatu berhubungan dengan Allah. “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Roma 11:36). Oleh karena itu, mengikuti pendidikan atau pembinaan adalah oleh rancangan-Nya untuk manusia berpikir, melalui pemberian-Nya akan kehidupan, nafas dan motivasi, yang semuanya untuk kemuliaan-Nya. Ini adalah pelajaran yang paling penting bagi kita yang mengikuti pembinaaan alkitabiah.

 

 Decroly Sakul - Virginia Jan 2022

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar: