·
Time is life
·
Time is opportunity
·
Time is a record
Efesus 5:15, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti seorang arif.”
· Perhatikan konteksnya
Efesus 5:11,
“Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang
tidak membuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan
itu.”
Ø Peringatan bagi kita adalah untuk
mempertimbangkan apakah paparan kita terhadap hal-hal seperti itu datang
sebagai konsekuensi mencoba mengeksposnya atau menikmatinya. Godaan bagi orang
Kristen dalam mengungkapkan kegelapan adalah melupakan paparannya (exposure)
Exposure: keadaan berada di situasi di mana tidak ada perlindungan dari
sesuatu yang berbahaya atau tidak menyenangkan.
·
Perhatikan motifnya
Efesus 5:10,
“dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.”
Ø Apakah kita menyenangkan Tuhan atau
diri kita sendiri?
·
Perhatikan instrumennya
Efesus 5:13, “Tetapi
segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.”
Ø Terang
dijelaskan dalam Efesus 5:9, “karena
terang hanya berbuahkan kebaikan dan
keadilan dan kebenaran.”
Ø Roma 16:19,
“Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku
bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa
yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat.”
Ø Tantangan àYohanes 3:19,
“ Dan inilah hukuman itu: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih
menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.”
·
Perhatikan bahayanya
Efesus 5:14b,
“Bangunlah hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati.”
Ø Hari ini kita berbicara tetang
seseorang yang membutuhkan “a wake-up call” (panggilan untuk bangun) ketika
seseorang tampaknya tidak menyadari konsekuensi yang akan segera terjadi. Tidak
hanya Paulus memperingati gereja untuk bangun, tetapi juga untuk bangkit dari
kematian. Rujukan yang jelas tentang kebangkitan adalah pengingat jika tidak
sadar dan bereaksi terhadap bahaya budaya berarti bertahan dalam apa yang
sia-sia dan mati.
·
Perhatikan tujuannya
Efesus 5:14c,
“Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Ø Hidup seolah-olah bahaya nyata dalam
kegelapan dan menjauhinya akan membuat cahaya Kristus bersinar lebih terang.
Untuk menyeimbangkan pemisahan dari dosa dan pengungkapannya dengan
tepat, kita harus mempertimbangkan apakah tujuan dari tindakan kita adalah
kemuliaan Kristus.
Jika Anda adalah anak terang, tujuan tertinggi Anda adalah membuat
Kristus bersinar – pada kita dan di hadapan dunia. Bukti dari memiliki tujuan
ini adalah bahwa Anda akan, pertama-tama, hidup dengan hati-hati. Dengan
kesadaran akan bahaya kegelapan yang selalu ada, rasul memperingati sbb.:
Efesus 5:15,
“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah
seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.”
Ø Anak-anak terang telah sadar akan
bahaya kegelapan dan hidup sesuai dengan itu. Mereka tidak berpura-pura bahwa
tidak ada bahaya nyata di dunia mereka atau dalam pola prilaku mereka. Mereka
terus-menerus memberikan pemeriksaan yang cermat dan bijaksana terhadap
pikiran, hati, dan prilaku mereka, mengetahui bahwa kegelapan selalu dapat
merambah kehidupan mereka. Mereka hidup dengan hati-hati demi terang yang
menyinari mereka.
Efesus 5:16, “dan
pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
Ø Mereka juga hidup dengan hati-hati –
dengan misi – demi terang yang menyinari orang lain. Paulus mendesak mereka
untuk melakukan ini dengan “menebus waktu” (redeeming the time) . Mengetahui
bahwa hari-hari ini adalah jahat, kita membayar harga yang dibutuhkan dalam
hidup kita agar Kristus bersinar atas kita dan melalui kita. Kita hidup dengan
penuh semangat untuk-Nya., bukan untuk diri kita sendiri. Kata yang dipilih
untuk “waktu” (Kairos) juga patut diperhatikan, karena itu menyiratkan momen tertentu dari pada periode waktu yang berjalan (chronos). Dengan
caranya sendiri, Paulus berkata “Manfaatkan hari ini; jangan biarkan kesempatan
ini berlalu, manfaatkan saat yang Tuhan sediakan. Setelah ditebus oleh darah
Kristus, kini kita menebus waktu bagi-Nya, memanfaatkan setiap kesempatan
sebaik-baiknya agar nama-Nya bersinar di seluruh bumi.
Efesus 5:17,
“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”
Ø Mereka yang mengincar terang Kristus
juga hidup dengan pengertian. Dengan kepedulian ini dan dengan misi ini sebagai
prioritas kita demi Kristus, kita tidak bodoh tetapi berusaha untuk “memahami kehendak Tuhan.”
First thing first àOne should do the things that are most important before doing other thing.
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”
(Mazmur 90:12).
Catatan Tambahan
APA
MOTIVASI KITA UNTUK BERBUAT BAIK
Ada dua macam kelakuan bermoral: “Kebajikan umum (Common virtue)” dan “Kebajikan sejati (true virtue)”. Mari kita ambil satu kebajikan: kejujuran. Sebagian besar orang adalah jujur karena takut (“Jika Anda tidak jujur, Allah akan menghukum Anda!”) atau karena Kesombongan (“Jangan menjadi seperti orang-orang jahat, tidak jujur itu.”). Jonathan Edwards sama sekali tidak mencemooh hal ini, yang disebutnya “kebajikan umum.” Memang , dia percaya ini adalah cara utama Tuhan mengekang kejahatan di dunia ini.
Namun
demikian, ada suatu ketegangan yang dalam pada inti dari kebajikan umum. Jika
alasan utama orang jujur adalah rasa takut dan kesombongan – apa alasan utama
orang tidak jujur? Hampir selalu itu dikarenakan oleh takut atau kesombongan.
Dalam kebajikan umum, Anda tidak melakukan apa pun untuk membasmi penyebab
dasar kejahatan – sarang radikal dari hati yang berpusat pada diri sendiri.
Anda telah mengekang hati yang berpusat kepada diri, tetapi tidak mengubahnya.
Pada
akhirnya, orang-orang yang bermoral karena takut dan karena sombong menjadi
bermoral untuk diri sendiri. Mereka mungkin baik kepada orang lain dan suka
menolong orang miskin pada suatu tingkat, tetapi pada tingkat yang lebih dalam
mereka melakukannya supaya Allah memberkati mereka (versi agama), atau agar
mereka dapat menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang berbudi luhur,
murah hati (versi orang tidak beragama). Mereka tidak melakukan yang baik demi
Allah, atau untuk kebaikan itu sendiri, tetapi untuk kepentingan diri mereka
sendiri. Sarang fundamental mereka berpusat pada diri sendiri tidak hanya utuh
tetapi juga dipelihara oleh kebajikan umum. Di bawah permukaan dari sifat yang
kelihatannya seperti tidak mementingkan diri sendiri adalah justru berpusat pada
keegoisan.
Edwards
kemudian bertanya, “Apa itu kebajikan sejati?” Itu adalah ketika Anda jujur
bukan karena menguntungkan Anda atau membuat Anda merasa lebih baik, tetapi
karena Anda terpesona dengan keindahan Allah yang adalah seluruh kebenaran, ketulusan
dan kesetiaan. Itu adalah ketika Anda mulai mengasihi pengungkapan kebenaran
bukan demi Anda, tetapi demi Allah dan untuk kepentingan kebenaran itu sendiri.
Motivasi semacam itu hanya dapat tumbuh dalam diri seseorang yang sangat
tersentuh oleh anugerah Allah.
Kebajikan
sejati datang ketika Anda melihat Kristus mati untuk Anda, menepati janji yang
dibuat-Nya terlepas dari penderitaan yang maha hebat menimpa-Nya. Di satu sisi,
itu memusnakan kesombongan: Ia harus
melakukan ini demi kita, karena kita sangat tersesat. Di sisi lain, itu juga
memusnakan rasa takut: karena jika
Dia melakukan ini untuk kita saat kita menjadi musuh-Nya, maka Dia menghargai
kita tanpa batas, dan tidak ada yang bisa kita lakukan yang akan melemahkan
kasih-Nya. Akibatnya, hati kita tidak hanya dikekang tapi diubah. Orientasi
fundamental kita ditransformasi.
Coram Deo!!!
Decroly Saku - Virginia Feb 2022
Foto dari Google
.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar