Arsip Blog

Kamis, 31 Maret 2022

REVIEW ON THE SUBJECT OF TIME

                                               

·         Time is life

·         Time is opportunity

·         Time is a record

 Efesus 5:15,Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti seorang arif.”

 ·         Perhatikan konteksnya

Efesus 5:11, “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak membuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.”

Ø  Peringatan bagi kita adalah untuk mempertimbangkan apakah paparan kita terhadap hal-hal seperti itu datang sebagai konsekuensi mencoba mengeksposnya atau menikmatinya. Godaan bagi orang Kristen dalam mengungkapkan kegelapan adalah melupakan paparannya (exposure)

Exposure: keadaan berada di situasi di mana tidak ada perlindungan dari sesuatu yang berbahaya atau tidak menyenangkan.

·         Perhatikan motifnya

Efesus 5:10, “dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.”

Ø  Apakah kita menyenangkan Tuhan atau diri kita sendiri?

·         Perhatikan instrumennya

Efesus 5:13, “Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.”

Ø  Terang dijelaskan dalam Efesus 5:9, “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.”

Ø  Roma 16:19, “Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat.”

Ø  Tantangan àYohanes 3:19, “ Dan inilah hukuman itu: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.”

·         Perhatikan bahayanya

Efesus 5:14b, “Bangunlah hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati.”

Ø  Hari ini kita berbicara tetang seseorang yang membutuhkan “a wake-up call” (panggilan untuk bangun) ketika seseorang tampaknya tidak menyadari konsekuensi yang akan segera terjadi. Tidak hanya Paulus memperingati gereja untuk bangun, tetapi juga untuk bangkit dari kematian. Rujukan yang jelas tentang kebangkitan adalah pengingat jika tidak sadar dan bereaksi terhadap bahaya budaya berarti bertahan dalam apa yang sia-sia dan mati.

·         Perhatikan tujuannya

Efesus 5:14c, “Kristus akan bercahaya atas kamu.”

Ø  Hidup seolah-olah bahaya nyata dalam kegelapan dan menjauhinya akan membuat cahaya Kristus bersinar lebih terang.

Untuk menyeimbangkan pemisahan dari dosa dan pengungkapannya dengan tepat, kita harus mempertimbangkan apakah tujuan dari tindakan kita adalah kemuliaan Kristus.

Jika Anda adalah anak terang, tujuan tertinggi Anda adalah membuat Kristus bersinar – pada kita dan di hadapan dunia. Bukti dari memiliki tujuan ini adalah bahwa Anda akan, pertama-tama, hidup dengan hati-hati. Dengan kesadaran akan bahaya kegelapan yang selalu ada, rasul memperingati sbb.:

Efesus 5:15, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.”

Ø  Anak-anak terang telah sadar akan bahaya kegelapan dan hidup sesuai dengan itu. Mereka tidak berpura-pura bahwa tidak ada bahaya nyata di dunia mereka atau dalam pola prilaku mereka. Mereka terus-menerus memberikan pemeriksaan yang cermat dan bijaksana terhadap pikiran, hati, dan prilaku mereka, mengetahui bahwa kegelapan selalu dapat merambah kehidupan mereka. Mereka hidup dengan hati-hati demi terang yang menyinari mereka.

Efesus 5:16, “dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”

Ø  Mereka juga hidup dengan hati-hati – dengan misi – demi terang yang menyinari orang lain. Paulus mendesak mereka untuk melakukan ini dengan “menebus waktu” (redeeming the time) . Mengetahui bahwa hari-hari ini adalah jahat, kita membayar harga yang dibutuhkan dalam hidup kita agar Kristus bersinar atas kita dan melalui kita. Kita hidup dengan penuh semangat untuk-Nya., bukan untuk diri kita sendiri. Kata yang dipilih untuk “waktu” (Kairos) juga patut diperhatikan, karena itu menyiratkan momen tertentu dari pada periode waktu yang berjalan (chronos). Dengan caranya sendiri, Paulus berkata “Manfaatkan hari ini; jangan biarkan kesempatan ini berlalu, manfaatkan saat yang Tuhan sediakan. Setelah ditebus oleh darah Kristus, kini kita menebus waktu bagi-Nya, memanfaatkan setiap kesempatan sebaik-baiknya agar nama-Nya bersinar di seluruh bumi.

Efesus 5:17, “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”

Ø  Mereka yang mengincar terang Kristus juga hidup dengan pengertian. Dengan kepedulian ini dan dengan misi ini sebagai prioritas kita demi Kristus, kita tidak bodoh tetapi berusaha untuk “memahami kehendak Tuhan.”

First thing first àOne should do the things that are most important before doing other thing.

 “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”

(Mazmur 90:12).

 Catatan Tambahan

                                                APA MOTIVASI KITA UNTUK BERBUAT BAIK

                 Ada dua macam kelakuan bermoral: “Kebajikan umum (Common virtue)” dan “Kebajikan sejati (true virtue)”. Mari kita ambil satu kebajikan: kejujuran. Sebagian besar orang adalah jujur karena takut (“Jika Anda tidak jujur, Allah akan menghukum Anda!”) atau karena Kesombongan (“Jangan menjadi seperti orang-orang jahat, tidak jujur itu.”). Jonathan Edwards sama sekali tidak mencemooh hal ini, yang disebutnya “kebajikan umum.” Memang , dia percaya ini adalah cara utama Tuhan mengekang kejahatan di dunia ini.

                Namun demikian, ada suatu ketegangan yang dalam pada inti dari kebajikan umum. Jika alasan utama orang jujur adalah rasa takut dan kesombongan – apa alasan utama orang tidak jujur? Hampir selalu itu dikarenakan oleh takut atau kesombongan. Dalam kebajikan umum, Anda tidak melakukan apa pun untuk membasmi penyebab dasar kejahatan – sarang radikal dari hati yang berpusat pada diri sendiri. Anda telah mengekang hati yang berpusat kepada diri, tetapi tidak mengubahnya.

                Pada akhirnya, orang-orang yang bermoral karena takut dan karena sombong menjadi bermoral untuk diri sendiri. Mereka mungkin baik kepada orang lain dan suka menolong orang miskin pada suatu tingkat, tetapi pada tingkat yang lebih dalam mereka melakukannya supaya Allah memberkati mereka (versi agama), atau agar mereka dapat menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang berbudi luhur, murah hati (versi orang tidak beragama). Mereka tidak melakukan yang baik demi Allah, atau untuk kebaikan itu sendiri, tetapi untuk kepentingan diri mereka sendiri. Sarang fundamental mereka berpusat pada diri sendiri tidak hanya utuh tetapi juga dipelihara oleh kebajikan umum. Di bawah permukaan dari sifat yang kelihatannya seperti tidak mementingkan diri sendiri adalah justru berpusat pada keegoisan.

                Edwards kemudian bertanya, “Apa itu kebajikan sejati?” Itu adalah ketika Anda jujur bukan karena menguntungkan Anda atau membuat Anda merasa lebih baik, tetapi karena Anda terpesona dengan keindahan Allah yang adalah seluruh kebenaran, ketulusan dan kesetiaan. Itu adalah ketika Anda mulai mengasihi pengungkapan kebenaran bukan demi Anda, tetapi demi Allah dan untuk kepentingan kebenaran itu sendiri. Motivasi semacam itu hanya dapat tumbuh dalam diri seseorang yang sangat tersentuh oleh anugerah Allah.

                Kebajikan sejati datang ketika Anda melihat Kristus mati untuk Anda, menepati janji yang dibuat-Nya terlepas dari penderitaan yang maha hebat menimpa-Nya. Di satu sisi, itu memusnakan kesombongan: Ia harus melakukan ini demi kita, karena kita sangat tersesat. Di sisi lain, itu juga memusnakan rasa takut: karena jika Dia melakukan ini untuk kita saat kita menjadi musuh-Nya, maka Dia menghargai kita tanpa batas, dan tidak ada yang bisa kita lakukan yang akan melemahkan kasih-Nya. Akibatnya, hati kita tidak hanya dikekang tapi diubah. Orientasi fundamental kita ditransformasi.

 Coram Deo!!!

Decroly Saku - Virginia Feb 2022

Foto dari Google


.

Tidak ada komentar: