Arsip Blog

Kamis, 31 Maret 2022

THE FEAR OF GOD (TAKUT AKAN TUHAN)

                                                               

 I.                    The Meaning Of Fearing God

Takut akan Tuhan adalah suatu tema besar dan menonjol dalam Alkitab.

Keluaran 20:18-20, “Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sambung-menyambung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. Mereka berkata kepada Musa: “Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.” Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: “Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.”

                Ada suatu paradox disini: ada suatu jenis ketakutan yang harusnya  dihindari dan ada suatu jenis ketakutan yang seharusnya dimiliki.

Beberapa istilah yang dipakai untuk membedakan dua macam ketakutan ini:

·         Unhealthy Fear & Sound Fear

·         Ungodly Fear & Godly Fear

·         Slavish Fear & Holy Fear

·         Sinful Fear & Right Fear

 Sinful Fear

 Sinful fear = a fear of God that flow from sin

Ø  Kejadian 3:10, “Ia menjawab: “Ketika aku mendengar; bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang, sebab itu aku bersembunyi.”

Ø  Yakobus 2:19, “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja. Itu baik! Tetapi setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.”

Sinful fear drive you away from God

Ø  Yohanes 3:19, “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.”

Orang bisa takut dengan hukuman Tuhan terhadap dosa mereka, tetapi bukannya bertobat dan tunduk pada Allah, mereka berespon dengan kemarahan, kebencian, dan permusuhan terhadap Allah. Ketakutan seperti ini bisa membawa pada “atheism” atau “idolatry”.

 

Sinful fear ini umumnya muncul dari pemahaman dan pengenalan yang keliru mengenai Allah.

Ø  Lukas 19:21, “Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan yang mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tuan tidak tabur.”

Menjauh dari Allah belum tentu menjauh dari agama, karena orang bisa beragama dengan mindset (pola pikir)  sebagai hamba yang enggan untuk taat kepada tuannya karena kasih, tetapi murni karena takut hukuman

 Sinful fear juga bisa muncul dari ketakutan akan kesucian

                Bukan berarti orang percaya tidak perlu punya ketakutan terhadap Allah yang bisa menghukum dosa dengan adil.

Ø  Mazmur 119:120, “Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.”

Ø  Ibrani 10:31, “Ngeri benar, kalau jatuh  ke dalam tangan Allah yang hidup.”

Ø  Ibrani 12:29, “Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”

Tetapi apa yang menjadi motivasi ketakutan itu? Apakah orang percaya hidup didominasi oleh ketakutan yang seperti ini saja.

 Right Fear

                Fear of the Lord = fear of veneration(pemujaan) and horror, fear of respect and awe.

Kejadian 31:42, “Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah menjatukan putusan tadi malam.”

Yang disegani oleh Ishak (the Fear of Isaac – NKJV)

                Takut seperti ini mengisi hati kita ketika kita menyadari siapa Allah itu dan apa yang telah Ia lakukan bagi kita.

 The joy of fearing God

Takut akan Allah yang benar ini adalah suatu “kesukaan” (delight) bagi orang percaya.

Ø  Yesaya 11:1-3, “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.”

Ø  Nehemia 1:11, “Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini. “Ketika itu aku ini juru minuman raja.”

Rela takut akan nama-Mu (who desire to fear Your name – NKJV).

 The grace of fearing God

Takut akan Allah diberikan oleh Allah sendiri untuk kebaikan umat-Nya.

Ø  Yeremia 32:38-40, “Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. Aku akan memberi mereka satu hati dan satu tingkah langkah, sehingga mereka takut kepad-Ku sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anak-anak mereka yang datang kemudian. Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku.”

 Takut akan Allah terkait erat dengan “knowing & experiencing” Allah yang benar.

Ø  Hosea 3:5, “Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gemetar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.”

Ø  1 Samuel 12:24, “Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu.”

Ø  Keluaran 14:31, “Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.”

 Takut akan Allah tidak bertentangan dengan kasih kepada Allah

Ø  Mazmur 145:18-20, “TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya.”

Ø  Ulangan 6:1-5, “Inilah perintah……supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu………. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”

 Takut akan Allah memimpin pada ketaatan.

Ø  Pengkotbah 12:13, “Akhir kata dari segala yang didengar ialah : takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”

Ø  Mazmur 112:1, “Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.”

Ø  Amsal 8:13, “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakkan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.”

Ø  2 Korintus 7:1, “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.”

Contoh: Ayub

Ø  Ayub 1:1, “Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”

Takut akan Allah à internal (yang mendrive)

Saleh dan jujur    à external (konsekwensi dari takut akan Allah)

 PENUTUP

                Fearing God is not some option for a few special Christians. It’s foundation to all who name God as their God – an utterly essential mark of true religion.(Takut akan Allah bukanlah pilihan bagi beberapa orang Kristen khusus. Ini adalah dasar bagi semua orang yang menyebut Allah sebagai Tuhan mereka – tanda yang sangat penting dari agama yang benar)

 

Ø  Kisah Para Rasul 9:31, “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.”

 


                                                                THE FEAR OF GOD (2)

 Takut akan Tuhan inilah yang membedakan antara orang percaya dan orang yang tidak percaya.

·         Roma 3:18, “rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.”

 Takut akan Allah bukanlah suatu sikap yang akan bertumbuh dalam hati manusia secara alamiah.

·         Yeremia 32:40, “Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepada-Ku kedalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku.”

 Definisi sederhana: “To fear God is to know Him as He is and respond accordingly” (John MacArthur).

 “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian”

(Amsal 9:10).

Takut akan Allah yang benar adalah bertemunya hal ini:

·         Awe (perasaan terpesona)

·         Reverence (penghormatan

·         Adoration (penyembahan)

·         Honor (kehormatan)

·         Worship (pemujaan)

·         Confidence (kepercayaan)

·         Thankfulness (rasa syukur)

·         Love (kasih)

·         Fear (takut)

  II. The Blessing Of Fearing God

·         Amsal 28:14, “Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.”

·         Mazmur 115:12-13, “TUHAN telah mengingat kita; Ia akan memberkati, memberkati kaum Israel, memberkati kaum Harun, memberkati orang-orang yang takut akan TUHAN, baik yang kecil maupun yang besar.”

·         Mazmur 147:11, “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.”

·         Mazmur 31:20, “Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau.”

·         Mazmur 34:10-11, “Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak berkekurangan sesuatu pun yang baik.”

 Takut akan Allah membawa kita bisa mempercai Tuhan (trusting God).

·         Mazmur 103:10-13, “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langitdi atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anak-Nya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.”

·         Mazmur 103:17, “Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu.”

·         Mazmur 103:3-4, “Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.”

·         Mazmur 33:18, “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.’

Takut akan Allah yang benar membebaskan kita dari ketakutan yang salah(sinful fear), ketakutan karena kengerian hukuman Allah akan keberdosaan kita.

 Takut akan Allah menjaga kita untuk tidak jatuh dalam pencobaan-pencobaan untuk berdosa.

·         Keluaran 20:20, “Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: “Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.”

·         Amsal 8:13, “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakkan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.”

·         Amsal 15:16, “Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.”

·         Amsal 23:17, “Janganlah kamu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.”

·         Nehemia 5:14-15, “Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati. Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah.”

 Takut akan Allah menolong kita untuk lepas dari jerat takut akan manusia.

·         Amsal 29:25, “Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.”

Berbagai bentuk takut kepada manusia

Ø  Need for approval/fear of disapproval (butuh akan  persetujuan/takut celaan)

Ø  Need for acceptance (butuh akan penerimaan)

Ø  Peer-pressure (tekanan teman sebaya)

Ø  Need for honor (butuh akan penghormatan)

Ø  Need for recognition (butuh akan pengakuan)

Ø  Fear of criticism (takut dikritik)

Ø  Fear of humiliation (takut dihina)

Semua pengalaman fear of man punya satu fitur yang umum People are big.

Whenever people are big, God is not.

“The first task in escaping the snare of the fear of man is to know that God is awesome and glorious, not other people” (Edward Welch).

·         Yesaya 8:11-13, “Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku, ketika tangan-Nya menguasai aku, dan ketika Ia memperingatkan aku, supaya jangan mengikuti tingkah laku bangsa ini: “Jangan sebut persepakatan segala apa yang disebut bangsa ini persepakatan, dan apa yang mereka takuti dan janganlah gentar melihatnya. Tetapi TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepada-Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar.

 Takut akan Allah memimpin pada kehidupan yang berhikmat (wise living)

·         Amsal 1:7, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.”

·         Amsal 9:10, “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.”

Wisdom is good judgment or the ability to develop the best course of action in response to a given situation. (Hikmat adalah keputusan yang baik atau kemampuan untuk menghasilkan tindakan terbaik dalam menanggapi situasi tertentu)

Hikmat tidak bisa lepas dari sikap dan relasi yang benar dengan Allah. Takut akan Tuhan adalah menyadari bahwa, “HE IS THE MOST POWERFUL BEING IN THE UNIVERSE.”

·         Pengkhotbah 5:6, “Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.”

·         Kolose 3:22, “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.”

·         Mazmur 25:12, “Siapakah yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.”

 

PENUTUP

 Takut akan Tuhan bukanlah suatu sikap yang bisa dijamin dengan beberapa langkah mudah. Bukan dengan simple self-effort. The fear of God is a matter of the heart.

Matin Luther berkata, “To fear God is not merely to fall upon your knees. Even a godless man and a robber can do that.”

 Sikap takut akan Tuhan tidak mungkin bertumbuh tanpa membaca dan merenungkan firman Tuhan, dan berdoa kepada Tuhan supaya mengajar kita.

·         Ulangan 5:29, “Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya!”

·         Ulangan 17:18-19, “Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi. Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya.”

·         Mazmur 19:8-10, “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tidak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya.”

 The entire Bible is a textbook on the fear of the Lord.

·         Mazmur 86:11, “Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.”

 Decroly Sakul - Virginia Feb 2022

Gambar dari google


     

Tidak ada komentar: