Arsip Blog

Kamis, 31 Maret 2022

SAYA DI DALAM KRISTUS (I AM IN CRIST)

                                           

Apa artinya berada di dalam Kristus? Apakah ini masalah lokasi, seperti berada di dalam rumah? Apakah itu seperti menjadi anggota klub atau organisasi? Tidak, istilah “di dalam Kristus” adalah ungkapan singkat rasul Paulus untuk dipersatukan dengan Kristus. Itu adalah salah satu ungkapan favorit Paulus, dan (termasuk ungkapan seperti “di dalam Dia” atau “di dalam Tuhan”) Paulus menggunakannya lebih dari 160 kali dalam suratnya. Jelas ini adalah konsep penting dalam teologi Paulus. Dan itu harus menjadi konsep penting bagi kita karena semua sisa jawaban untuk pertanyaan, “Siapakah saya”, didasarkan pada fakta bahwa kita ada di dalam Kristus, atau kita bersatu dengan Kristus.

                Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan, apa artinya dipersatukan dengan Kristus? Untuk menjawabnya, kita mulai dengan 1 Korintus 15:22, “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” Perhatikan dua expresi “dalam Adam” dan “di dalam Kristus”. Dan lagi dalam 1 Korintus 15:45, Paulus mengacu pada “manusia pertama Adam” dan “Adam terakhir”, yang jelas-jelas adalah Kristus. Apa yang Paulus maksudkan dalam dua ayat ini adalah bahwa cara Tuhan berurusan dengan manusia hanya ada dua orang Adam dan Kristus. Kita semua diwakili di hadapan Tuhan oleh salah satu dari dua orang ini.

 

ADAM SEBAGAI PERWAKILAN KITA

                Di ayat 22 Paulus berkata, “di dalam Adam semua mati”. Ide ini dikembangkan lebih lengkap dalam Roma 5:12-19. Ayat 12 dari Roma 5 mengatakan, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa”. Ayat ini merujuk pada dosa Adam karena memakan buah terlarang seperti yang diceritakan dalam Kejadian 3. Tuhan telah berfirman, “tetapi dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat kamu tidak boleh makan, karena pada hari kamu memakannya kamu pasti akan mati”. Adam, bersama Hawa, makan, dan mereka berdua mati. Mereka langsung mati secara rohani, dan akhirnya mereka akan mati secara fisik. Tetapi Adam bukanlah manusia biasa sehingga konsekwensi dosanya hanya akan menimpanya. Sebaliknya, Adam telah ditunjuk oleh Tuhan untuk mewakili seluruh umat manusia. Ketika Paulus menulis dalam Roma 5:12, “demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”, dia mengacu bukan pada dosa individu kita sendiri, tetapi pada fakta bahwa kita semua berdosa, dan karenanya semua menderita akibat dari dosa Adam.

                Ide tentang sifat perwakilan dosa Adam ini dikembangkan lebih lanjut dalam Roma 5:18, “sebab itu, sama seperti satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman”, dan lagi di ayat 19, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa”. Perhatikan khususnya di ayat 19 ungkapan “semua orang telah menjadi orang berdosa”. Seluruh umat manusia (kecuali Kristus, yang bukan keturunan Adam) menderita akibat dosa Adam. Kita dijadikan orang berdosa saat kita masing-masing datang kedunia, kita datang sebagai orang berdosa secara alami.

                Dalam menjawab pertanyaan, “Siapakah saya”, kita harus berkata, “Saya adalah orang berdosa”. Itu sebabnya Daud mengakui, “Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mazmur 51:7). Daud berkata bahwa natur yang dia terima pada saat pembuahan adalah natur yang berdosa. Mengapa ini benar? Itu karena Daud, seperti Anda dan saya, diwakili oleh Adam di taman, dan melalui ketidaktaatan Adam, Daud dijadikan orang berdosa.

                Kita semua datang ke dunia ini “dalam Adam”. Karena itu, kata-kata deskriptif Paulus dalam Efesus 2:1-3 benar bagi kita semua sebelum kita percaya kepada Kristus. Inilah yang dia tulis:

                “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup

                di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa

                kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

                Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam

                hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada

                dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain”.

Penjelasan Paulus tentang kondisi menyedihkan kita dapat diringkas dalam tiga expresi.

-          Kematian spiritual

-          Budak (pada dunia, iblis, dan nafsu berdosa kita

-          Objek murka Allah

Pikirkan itu! Sebagai satu “dalam Adam” Anda datang ke dunia sebagai objek murka Allah. Tidak masalah apakah kita lahir dari orang tua Kristen atau orang tua kafir. Kita semua lahir “di dalam Adam” dan jadi objek murka Allah semua karena Adam berdosa.

                Tidak hanya seluruh umat manusia, tetapi ciptaan itu sendiri menderita akibat dosa Adam. Meskipun dalam Kejadian 3:17-19. Tuhan secara khusus mengacu pada pengutukan tanah, Paulus dalam Roma 8:19-22 berbicara tentang kesia-siaan semua ciptaan. Jadi kita semua datang ke dunia mati secara rohani, objek murka Allah, dan ke   dalam lingkungan alam yang berada di bawah kutukan Tuhan. Itulah artinya berada “di dalam Adam”.

 

KRISTUS SEBAGAI PERWAKILAN KITA

                Orang lain yang berdiri di hadapan Allah adalah “Adam terakhir” yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sama seperti Tuhan menunjuk Adam untuk mewakili seluruh umat manusia, demikian juga Dia menunjuk Kristus untuk mewakili semua orang yang percaya kepada-Nya sebagai Juruselamat.

Kita telah melihat kosekwensi dari tindakan perwakilan Adam dalam Roma5:18-19. Sekarang amati efek kontras dari karya Kristus atas nama semua orang yang percaya kepada-Nya. Ayat 18: “…demikian pula oleh satu orang perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”. Dan di ayat 19, “…demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.

                Demi kejelasan, kita perlu menarik penggunaan Bahasa yang berseni dari Paulus di ayat 18 dan 19.

·         Ayat 18: “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman

demikian pula, oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”.

Dalam ayat ini, kemunculan pertama “semua orang” “mengacu pada penghukuman universal kita. Penampilan kedua mengacu pada tawaran keselamatan universal, bukan keberadaan keselamatan universal. Ada kutukan universal, dan ada cara universal untuk melarikan diri, namun tidak semua akan lolos.

·         Ayat 19: “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.

Di sini, Paulus mengikuti penggunaan Bahasa yang berseni seperti dalam ayat 18. Kemunculan pertama dari “semua” adalah pernyataan universal, sedangkan penampilan kedua merujuk secara ekslusif kepada mereka yang datang kepada Kristus.

                Karena itu, dalam setiap ayat, kata “semua” yang pertama merujuk pada fakta bahwa seluruh umat manusia telah menderita akibat dosa Adam. Kata “ semua” yang kedua hanya mengacu pada semua orang yang percaya kepada Kristus dan “di dalam Dia”.

                Apa hasil dari berada di dalam Dia? Marilah kita dengan hati-hati melihat prinsip yang digunakan Tuhan untuk bekerja.

Ketaatan dan ketidaktaatan

Dalam Ulangan 28, Musa meletakkan di hadapan bangsa Israel dua alternative, ketaatan dan ketidaktaatan. Hasil dari ketaatan adalah berkat yang luar biasa. Hasil dari ketidaktaatan adalah kutukan yang mengerikan. Berkat dan kutukan khusus ini semuanya bersifat sementara dan merujuk secara khusus pada gagasan Israel di Tanah Perjanjian. Tetapi pada saat yang sama itu adalah expresi dari prinsip eksternal yang digunakan Tuhan: berkat untuk ketaatan dan kutukan untuk ketidaktaatan. Melalui kehidupan-Nya yang sangat taat selama 33 tahun, Kristus mendapatkan berkat dari Tuhan. Dengan kematian-Nya di kayu salib, Dia mengalami kutukan karena ketidaktaatan. Sebagai wakil kita, semua yang Dia lakukan dalam hidup dan mati-Nya menghasilkan keuntungan bagi kita. Seseorang berkata seperti ini: “Dia mengalami kehidupan yang tidak bisa kita jalani, dan mati dengan kematian yang kita pantas mati. Atau, “Dia diperlakukan sebagaimana kita pantas untuk diperlakukan agar kita dapat diperlakukan sebagaimana Dia pantas untuk diperlakukan”.

                Ketika kita memikirkan pekerjaan Kristus, kita biasanya memikirkan kematian-Nya untuk membayar dosa kita. Kita menyebut ini “penebusan pengganti”, dalam hal Dia mati menggantikan kita, sebagai pengganti kita, untuk memuaskan keadilan Allah atas dosa-dosa kita. Tapi apa yang membuat subsitusi itu valid? Bagaimana keadilan Tuhan bisa terpenuhi ketika orang yang benar-benar tidak berdosa menderita hukuman atas nama mereka yang benar-benar pantas mendapatkannya?

                Jawabannya adalah Kristus berdiri di hadapan Allah sebagai wakil kita. Dia mengambil tanggung jawab atas ketaatan kita pada hukum Tuhan; dan Dia mengambil tanggung jawab untuk memberikan kepuasan kepada Tuhan atas ketidaktaatan kita. Semua ini karena kita ada “di dalam Dia”, yaitu, kita dipersatukan dengan Dia secara representative.

 

PERSATUAN YANG HIDUP

                Kebenaran persatuan perwakilan Kristus dengan kita ini adalah dasar dari semua yang akan kita bahas di bab-bab selanjutnya saat kita berusaha menjawab pertanyaan, “Siapa saya”. Namun ada juga dimensi lain dari persatuan kita dengan Kristus yang sama menariknya dan yang akan membantu kita memahami siapa kita. Itulah yang kita sebut persatuan kita dengan Kristus yang hidup.

                Persatuan yang hidup ini paling baik dijelaskan dengan penggunaan metafora pokok anggur dan ranting oleh Yesus dalam Yohanes 15:1-5. Sama seperti ranting berbagi dalam kehidupan dan makanan dari pokok anggur, demikian pula kita sebagai orang percaya berbagi kehidupan dari Kristus . Persatuan yang hidup ini dihasilkan oleh Roh Kudus yang hidup di dalam kita (Lihat 1 Korintus 6:19-20); dan menanamkan kepada kita vitalitas spiritual Kristus sendiri.

                Apa artinya berada di dalam Kristus? Jawaban diberikan oleh Jerry Bridges dengan mengutip 1 Korintus 1:30., “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita”.

                Bukankah itu mengembirakan? Tuhanlah yang mempersatukan kita dengan Kristus. Untuk menggunakan ungkapan Paulus, Dialah yang telah menempatkan kita di dalam Kristus. Itu berarti kita tidak akan pernah bisa keluar. Kita tidak melakukan apa pun untuk masuk, dan kita tidak dapat melakukan apa pun untuk keluar, Itu semua dari Tuhan.

                Gagasan bahwa keberadaan kita di dalam Kristus adalah seluruhnya dari Tuhan, dan lebih jauh lagi, karena kita adalah di dalam Kristus, kehidupan-Nya mengalir ke dalam kita, dapat menimbulkan kesan bahwa kita tidak memiliki tanggung jawab atau peran untuk dimainkan dalam hubungan ini. Pertama-tama, meskipun memang Allah yang menyatukan kita dengan Kristus, namun kita dipersatukan dengan Dia melalui iman. Tapi darimana kita mendapatkan iman? Itu adalah pemberian Tuhan (lihat Efesus 2:8-9 dan Kis.16:14). Tetapi meskipun iman ini diberikan kepada kita, kita harus tetap menjalankannya.

                Dengan menjalankan iman percaya kepada Kristus, kita juga harus menjalankan iman untuk memanfaatkan kehidupan energy yang datang kepada kita dari Kristus melalui persatuan kita yang hidup dengan-Nya. Ada beberapa yang mengajarkan bahwa sama seperti ranting tidak melakukan apa pun untuk menerima kehidupan dan makanan dari pokok anggur, demikian juga kita menerima kehidupan dan energy dari Kristus. Tapi ini menekankan analogi itu terlalu jauh. Sebagaimana Kristus tidak sepenuhnya seperti pokok anggur, kita tidak sepenuhnya seperti ranting. Manusia itu unik karena kita diciptakan menurut gambar Allah. Dia telah, antara lain, memberi kita pikiran untuk dipikirkan dan kemauan yang dapat kita jalankan, dan Dia bekerja melalui pikiran dan kemauan kita; tidak terlepas dari keduanya.

                Jadi secara ringkas, kita melihat bahwa ada dua aspek yang terkait tetapi berbeda dari keberadaan kita di dalam Kristus, yaitu:

 

Persatuan perwakilan

                Yang pertama adalah persatuan perwakilan yang dengannya Yesus memikul semua tanggung jawab kita untuk secara sempurna mentaati hukum Allah, dan juga menerima hukuman mati karena tidak mentaati.

 

Persatuan yang hidup

                Aspek kedua adalah persatuan yang hidup melalui Roh Kudus, yang dengannya kita, dengan iman, memanfaatkan kehidupan dan kuasa Kristus yang hidup untuk memungkinkan kita menjalani kehidupan Kristen.

 

                                Oleh pekerjaan Allah, saya tidak lagi di dalam Adam:

                                Saya di dalam Kristus, melalui persatuan yang hidup

                                                                dan perwakilan


Decroly Sakul

 

  

                

Tidak ada komentar: